SHANGHAI, MINGGU — Juara dunia bertahan Formula 1, Lewis Hamilton, memenangi GP China yang menandai balapan ke-1.000 sepanjang sejarah F1, Minggu (14/4/2019). Pebalap tim Mercedes GP itu pun kian mendekati gelar spesial, yaitu sebagai yang terhebat sepanjang masa di F1.
Kemenangan Hamilton di seri ketiga F1 musim 2019 itu menegaskan kepiawaian dan sentuhan tangan dinginnya di balik kemudi mobil F1. Ia tidak tampil menonjol di sesi latihan resmi balapan itu pada Jumat dan Sabtu lalu. Hamilton bahkan dipecundangi rekan setimnya, Valtteri Bottas, di sesi kualifikasi atau perebutan start balapan itu.
Ini adalah harinya Hamilton, pebalap yang banyak disebut sebagai kandidat pebalap (F1) terhebat sepanjang masa.
Namun, karakter juaranya muncul pada saat yang menentukan, yaitu balapan Minggu. Hamilton, yang memulai balapan dari posisi kedua, langsung melesat seusai lampu start di Sirkuit Internasional Shanghai dinyalakan. Hanya dalam sekejap mata, menjelang tikungan pertama, pebalap asal Inggris itu telah berada di depan Bottas. Ia tidak terkejar hingga garis finis.
Podium pertama di Shanghai itu mempertegas dominasinya di F1 satu dekade terakhir ini, khususnya di GP China. Dengan koleksi enam kemenangan di sana, Hamilton pun berhak atas gelar ”raja” di GP China. Tiada pebalap lain dalam sejarah F1 yang lebih banyak meraih kemenangan di sirkuit itu selain dirinya. ”Bisa finis satu-dua (Mercedes) di balapan ke-1.000 ini sangatlah spesial,” ujar Hamilton seusai balapan itu.
Kemenangan ke-75 sepanjang kariernya itu membuat Hamilton menduduki puncak klasemen pebalap F1 untuk kali pertama musim ini. Pebalap 34 tahun itu kini unggul enam poin atas Bottas di peringkat kedua. Ia pun kian mendekati rekor kemenangan terbanyak di F1, yaitu 91 kali, yang dipegang Michael Schumacher. Hamilton, yang mengoleksi lima gelar juara dunia, juga tengah mengejar rekor Schumacher lainnya, yaitu tujuh kali kampiun.
”Ini adalah harinya Hamilton, pebalap yang banyak disebut sebagai kandidat pebalap (F1) terhebat sepanjang masa. Terlepas dari masih banyaknya orang yang membahas mobil Ferrari SF90 yang katanya hebat, Mercedes dan Hamilton membuktikan mereka masih yang terhebat saat ini,” bunyi ulasan di situs Formula 1.
Fernando Alonso, mantan pebalap Mclaren Mercedes, mengakui bahwa Hamilton merupakan salah satu pebalap terhebat yang pernah ada di lintasan F1. Ia hampir selalu tampil 100 persen dan nyaris tidak pernah membuat kesalahan seperti halnya juara dunia lainnya, salah satunya Sebastian Vettel (Ferrari). Pada balapan kemarin, Vettel—juara dunia empat kali—hanya bisa finis ketiga. Itu pun dibantu team order alias instruksi agar rekan setimnya, Charles Leclerc, mengalah di putaran ke-11.
Dibantu superioritas mobil Mercedes yang masih sulit ditandingi tim lainnya, rekor kemenangan terbanyak milik Schumacher itu bisa saja dipecahkan Hamilton pada akhir musim ini. Untuk mengukir rekor itu, Hamilton perlu memenangi 17 dari 18 seri balapan tersisa F1 pada musim ini. ”Ia punya peluang besar kembali juara (dunia) karena tim-tim lainnya tidak punya performa dan reliabilitas seperti dimiliki Mercedes,” ujar Jackie Stewart, mantan pebalap F1.
Mercedes menjadi tim pertama setelah Williams pada 1992 silam yang finis satu-dua di tiga seri pembuka F1. Mereka mengemas total 130 dari maksimal 132 poin yang bisa diraih tim sejauh ini. (AP)