Tunanetra di Jakarta Barat Belum Paham Teknis Pencoblosan
Oleh
Aditya Diveranta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian warga tunanetra di Jakarta Barat masih bingung dengan tata cara pemilihan pada Pemilu 2019. Mereka umumnya masih belum paham dengan alat bantu berupa template huruf braille yang nantinya digunakan saat proses pencoblosan.
Nuridin (50), warga tunanetra dari Kelurahan Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, menyampaikan kekhawatiran atas hal tersebut, Senin (15/4/2019). Walau sempat ada simulasi penggunaan templat huruf braille, hal itu belum dipahami betul olehnya dan sebagian tunanetra lain.
”Saya sempat ikut simulasi pencoblosan dengan templat itu. Jadi, sebelum mencoblos, templat harus dipasang ke surat suaranya agar dapat diraba. Saya rasa itu kurang praktis bagi tunanetra,” ucap Nuridin yang merupakan anggota dari Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), di Jakarta, Senin sore.
Menurut dia, pencoblosan surat suara yang ditimpa dengan templat huruf braille memungkinkan adanya peletakan yang tidak pas. Ia khawatir hal itu membingungkan sebagian tunanetra serta menghabiskan waktu di bilik suara.
Pencoblosan surat suara yang ditimpa dengan templat huruf braille memungkinkan adanya peletakan yang tidak pas. Hal itu dapat membingungkan sebagian tunanetra dan menghabiskan waktu di bilik suara.
Ia mengharapkan adanya sosialisasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pencoblosan khusus bagi tunanetra. Hal itu dirasa perlu karena di Kelurahan Joglo ada sekitar 20 tunanetra dari Pertuni yang masih mempertanyakan teknis pencoblosan tersebut.
”Saya harap nanti ada petugas yang bisa mendampingi karena kebutuhan tunanetra tidak bisa disamakan dengan orang biasa,” ujar Nuridin.
Zul (44), anggota Pertuni lainnya, mengatakan, tantangan tunanetra dalam pemilu tahun ini adalah saat pencoblosan daftar calon legislatif (caleg). Untuk kebutuhan ini, semestinya ada petugas yang siaga mendampingi kaum tunanetra.
Kepala Divisi Perencanaan dan Data Pemilih KPU Kota Jakarta Barat Endang Istianti mengatakan, petugas dari tiap tempat pemungutan suara (TPS) akan disiapkan untuk mendampingi penyandang disabilitas. Ada 3.541 penyandang disabilitas di wilayah Jakarta Barat yang sudah dipetakan pada sejumlah TPS.
”Dari jumlah total penyandang disabilitas itu, kami memetakan 243 tunanetra di beberapa kecamatan. Di wilayah tersebut, kami telah membagikan templat huruf braille sesuai kebutuhan,” kata Endang.
Endang menjelaskan, penyandang disabilitas nantinya akan dibebaskan membawa pendamping sendiri atau dari petugas. Apabila didampingi petugas, mereka perlu mengisi formulir C3 untuk pendamping pemilih.
”Dengan formulir itu, pendamping dibolehkan untuk membacakan pilihan dan membantu pencoblosan bagi tunanetra. Kami harap para penyandang disabilitas sudah menyiapkan pilihan sehingga tidak menghabiskan waktu lama di bilik suara,” ujarnya.