JAKARTA, KOMPAS — Kontrak investasi kolektif dana investasi infrastruktur atau KIK DINFRA yang diluncurkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk diminati investor ritel atau individu. Diharapkan, semakin banyak produk investasi yang diluncurkan untuk memperdalam pasar keuangan dan memperluas basis investor.
Produk KIK DINFRA yang diluncurkan Jasa Marga bersama PT Mandiri Manajemen Investasi bernama DINFRA Toll Road Mandiri-001 merupakan produk KIK DINFRA yang pertama kali dicatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Penawaran umum untuk produk senilai Rp 423,5 miliar ini dibuka hingga akhir Mei dengan target Rp 1 triliun.
Menteri BUMN Rini Soemarno di acara Pencatatan Perdana DINFRA Toll Road Mandiri-001, Senin (15/4/2019), di Jakarta, mengatakan, investor produk investasi itu bukan hanya institusi, melainkan juga ritel atau individu.
”Sering kali kalau mengeluarkan produk seperti ini kebanyakan investornya institusi, seperti asuransi dan dana pensiun. Ini sudah lebih dari 50 persen (investornya) ritel. Hal ini yang kami harapkan, yaitu supaya masyarakat semakin bersemangat memanfaatkan dananya untuk produk investasi di bursa,” kata Rini.
Dana Investasi Infrastruktur adalah wadah berbentuk kontrak investasi kolektif untuk menghimpun dana masyarakat. Dana ini diinvestasikan pada aset infrastruktur dalam bentuk utang atau ekuitas oleh manajer investasi, yang dapat ditawarkan melalui penawaran umum ataupun penawaran tebatas.
Dalam skema DINFRA Toll Road Mandiri-001, investor menempatkan dana pada KIK DINFRA yang dikelola manajer investasi dalam bentuk unit penyertaan KIK DINFRA. Dana ini diinvestasikan pada aset infrastruktur dengan membeli saham PT Jasamarga Pandaan Tol yang memiliki konsesi ruas Tol Gempol-Pandaan di Jawa Timur, baik atas penerbitan saham baru maupun melalui pembelian kepemilikan dari Jasa Marga pada Jasamarga Pandaan Tol.
Tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,61 kilometer merupakan underlying DINFRA Toll Road Mandiri-001. PT Mandiri Manajemen Investasi bertindak sebagai manajer investasi didukung Mandiri Sekuritas sebagai arranger dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk sebagai bank kustodian.
Diperbanyak
Menurut Rini, Presiden Joko Widodo berpesan agar PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperbanyak produk pembiayaan sekaligus memperluas tipe investor. Sebab, pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas masih terus berjalan. Setelah Tol Trans-Jawa, pemerintah fokus membangun tol Trans-Sumatera dari Lampung sampai Banda Aceh.
”Kami berharap semakin banyak pihak yang menerbitkan produk-produk seperti ini. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur akan semakin banyak dibiayai dari Bursa Efek Indonesia,” ujar Rini.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan, mulai dari 2017 sampai dengan akhir 2019, pihaknya akan mengoperasikan tambahan jalan tol sepanjang 650 km, selain jalan tol yang telah dioperasikan. Pembangunannya memerlukan investasi lebih dari Rp 100 triliun.
Dalam mencari pendanaan baru, lanjut Desi, beberapa kali pihaknya mengeluarkan produk investasi, seperti sekuritisasi untuk penghasilan di masa mendatang dari Tol Jagorawi, menerbitkan obligasi proyek melalui anak usaha PT Marga Lingkar Jakarta, serta reksa dana penyertaan terbatas (RDPT), Komodo Bond, dan yang terbaru DINFRA Toll Road Mandiri-001.
”Kami mencoba beberapa skema pendanaan karena karakteristik setiap ruas tol berbeda-beda, misalnya dilihat dari sisi lalu lintasnya juga kondisi finansialnya,” ujar Desi.
Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan, DINFRA Toll Road Mandiri-001 merupakan produk pertama dinfra bagi PT Mandiri Manajemen Investasi. Namun, DINFRA Toll Road Mandiri-001 merupakan produk ketiga hasil kerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
”Jika sebelumnya didominasi investor institusi, sekarang kami mendapat respons cukup besar dari investor ritel atau individu. Dana yang masuk sampai saat ini sampai 60 persennya berasal dari investor ritel atau individu. Target dana yang terkumpul Rp 1 triliun, namun permintaannya lebih dari 1 triliun. Kami masih tunggu,” kata Alvin.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi berharap Mandiri Manajemen Investasi dapat menerbitkan dinfra berikutnya untuk pendanaan infrastruktur. Dengan semakin banyak manajer investasi yang menerbitkan dinfra, tersedia semakin banyak alternatif investasi bagi investor. (NAD)