Negosiasi Dagang Berlanjut, AS Fokus pada Keseimbangan Neraca
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Negosiator Amerika Serikat dan Jepang membuka putaran pertama perundingan perdagangan, Senin (15/4/2019). Awal perundingan ini berlangsung seiring dengan munculnya optimisme atas tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China, serta persiapan negosiasi AS dengan Uni Eropa. Presiden AS Donald Trump tetap fokus pada tekadnya mengatasi ketidakseimbangan perdagangan negerinya yang sudah kronis.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menyambut tim dari Tokyo yang dipimpin oleh Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi. Perundingan awal ini dijadwalkan berlangsung dua hari untuk mencari kesepakatan secara cepat.
Setelah meluncurkan tarif, baik pada sekutu maupun saingan, tim perdagangan di kabinet Trump telah menyelesaikan pakta perdagangan Amerika Utara yang baru dengan Kanada dan Meksiko (USMCA) dan satu lagi dengan Korea Selatan. Washington juga tampaknya mendekati tahap akhir dari perjanjian dengan China,sambil mempersiapkan dimulainya negosiasi dengan Eropa.
Trump memusatkan perhatian pada negara-negara yang memiliki surplus perdagangan terbesar dengan AS. Ia memilih untuk menjalin kesepakatan secara spesifik dengan negara tertentu daripada melalui kesepakatan multilateral.
Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat pada bulan September tahun lalu untuk meluncurkan pembicaraan kedua negara yang mewakili sekitar 30 persen dari total produksi global. Di Tokyo, pekan lalu, Motegi meramalkan pembicaraan krisis akan berlangsung dengan jujur dengan fokus perundingan putaran pertama pada ”membuat keputusan tentang bidang mana yang akan kami diskusikan, terutama di bidang terkait barang”.
”Saya akan melakukan yang terbaik untuk menggelar diskusi menyeluruh sehingga menghasilkan hasil yang baik sesuai dengan kepentingan nasional kami,” kata Motegi.
Perjanjian antara Trump dan Abe menyatakan, negosiasi awal akan membahas ”barang dan bidang utama lainnya, termasuk layanan, yang dapat menghasilkan kesepakatan di tahap awal”, sambil diharapkan Washington untuk dapat menghasilkan akses pertanian AS ke pasar Jepang pada tahap selanjutnya.
Bulan Mei tahun lalu, Trump menginstruksikan aparat pemerintahannya untuk menyelidiki kemungkinan pengenaan tarif hingga 25 persen pada mobil dan suku cadang asing. Langkah itu mengejutkan industri dan dapat memiliki dampak serius bagi Jepang dan Eropa.
Trump memilih untuk menjalin kesepakatan secara spesifik dengan negara tertentu daripada melalui kesepakatan multilateral.
Menteri Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan, pekan lalu, dia sedang mencari ”perjanjian yang dapat dihasilkan dalam tempo sangat cepat” dengan Jepang mengenai pemotongan tarif untuk barang-barang pertanian. ”Saya berharap, kita dapat mencapai kesepakatan yang sangat cepat dengan Jepang mengenai beberapa ketentuan sementara dan menyelesaikan banyak masalah lain yang membutuhkan waktu lebih lama di bidang ini,” kata Perdue kepada wartawan di Washington, sebagaimana dilaporkan Kyodo News dan Nikkei.
Sikap Jepang
Namun, pihak AS kemungkinan akan menghadapi tentangan dari Jepang dalam masalah ini, sebagaimana dilaporkan Jiji Press, mengutip sumber-sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya. ”Tidak ada cara bagi kita untuk membuat kesepakatan pertanian terlebih dahulu,” kata seorang pejabat senior Jepang kepada Jiji.
Jika Jepang melakukannya, hal itu mungkin melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait dengan perjanjian perdagangan bebas. Tokyo diperkirakan akan menghadapi tuntutan bahwa AS membatalkan tarif impor atas barang-barang industri Jepang jika Washington mencari cara untuk menembus pasar pertanian Jepang.
Adapun Tokyo bermaksud untuk fokus hanya pada masalah tarif, menggambarkan pembicaraan pada perjanjian perdagangan atas barang (TAG). Namun, pejabat perdagangan Washington telah menjabarkan 22 area negosiasi khusus juga termasuk hambatan nontarif di pasar mobil dan mata uang Jepang.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Sabtu pekan lalu, menyatakan bahwa perjanjian apa pun akan mencakup persyaratan untuk menahan diri dari memanipulasi mata uang untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan internasional. Trump dan Abe akan memiliki banyak kesempatan untuk berbicara perdagangan dalam beberapa bulan mendatang.
Abe dijadwalkan akan mengunjungi AS akhir bulan ini dan Trump diharapkan bisa menggelar kunjungan balasan ke Jepang pada bulan Mei untuk memberikan penghormatan kepada kaisar baru negara itu yang akan mengambil alih takhta pada tanggal 1 Mei mendatang. Trump kemudian diharapkan kembali berkunjung ke Jepang pada bulan berikutnya, yakni ke Osaka, saat kota itu menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 pada 28-29 Juni 2019.