Sejauh Mana Kekuatan Kaki-kaki Letih ”Setan Merah”?
Lebih dari separuh skuad inti Manchester United akan bermain ketiga kalinya dalam rentang tujuh hari saat menjalani laga kedua perempat final Liga Champions melawan Barcelona. Apakah Pogba dan rekan-rekan mampu mengamankan kemenangan dengan kaki-kaki letihnya atau justru menjadi bulan-bulanan?
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Lebih dari separuh skuad inti Manchester United akan bermain ketiga kalinya dalam rentang tujuh hari saat menjalani laga kedua perempat final Liga Champions melawan Barcelona. Dengan kaki-kaki penuh keletihan, apakah Paul Pogba dan rekan-rekan mampu menahan gempuran tim tuan rumah?
Stadion Camp Nou pada Rabu (17/4/2019) dini hari WIB akan mempertemukan tuan rumah Barca dan MU pada laga kedua perempat final. Laga ini menjadi penentu siapa yang berhak lolos ke semifinal setelah Barca mencuri kemenangan 1-0 di markas MU.
Perjalanan ”Setan Merah”, julukan MU, menggapai semifinal begitu berat. Mereka wajib mencuri kemenangan di ”rumah” Lionel Messi dan kawan-kawan, yang terakhir kali kalah dalam laga kandang babak gugur Liga Champons pada 2013.
Langkah itu semakin berat karena keletihan di kaki skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Enam penggawa MU, David De Gea, Chris Smalling, Diogo Dalot, Paul Pogba, Fred, dan Romelu Lukaku, tampil dua kali beruntun pada laga pertama, Kamis lalu, dan melawan West Ham United di Liga Primer, Sabtu kemarin.
De Gea, Smalling, Fred, dan Pogba bermain penuh 180 menit dalam rentang waktu kurang dari tiga hari itu. Dalot tampil 164 menit dan Lukaku 143 menit. Enam pemain itu kemungkinan besar kembali menjadi skuad inti MU di Camp Nou. Artinya, mereka akan bermain tiga kali seminggu dalam intensitas tinggi.
Pelatih fisik Simon Brudish yang sudah berkelana selama 21 tahun di beberapa klub Liga Primer Inggris mengungkapkan, kurangnya waktu pemulihan merupakan akar permasalahan dari penurunan performa. ”Atlet elite butuh setidaknya empat hari sampai benar-benar pulih,” katanya.
Di posisi kiper, De Gea mungkin tidak bermasalah dengan bermain dalam jadwal padat. Namun, bagaimana dengan pemain lainnya yang akan menghadapi tim dengan salah satu pemain terbaik di dunia, Lionel Messi?
Kehabisan bensin
Dalam konferensi pers, Solskjaer mengisyaratkan akan bermain menekan sepanjang laga meski pemainnya kekurangan waktu istirahat. Cara itu menjadi satu-satunya ”obat” untuk menahan laju Messi dan rekan-rekan, seperti halnya pada laga pertama.
”Kami tahu kami butuh penampilan lebih baik. Jika kamu memberikan kesempatan memegang bola kepada pemain seperti Luis Suarez dan Messi, maka kamu akan menderita,” kata mantan pemain MU yang pernah mencetak gol kemenangan dalam final Liga Champions 1999 di Camp Nou itu.
Yang perlu disadari, bermain menekan penuh sepanjang laga membutuhkan fisik sangat besar. Contohnya, saat laga pertama, pemain-pemain MU harus berlari 106,28 kilometer, lebih banyak 3 km daripada pemain Barca, untuk membatasi pergerakan lawannya.
Dari total jarak itu, dua dari tiga pemain yang paling banyak berlari, Pogba dan Fred, belum mendapatkan istirahat cukup. Saat laga pertama, Fred menjadi pelari terjauh dengan 11,36 km, sementara Pogba dengan 11,11 km.
Dua gelandang dengan kemampuan daya jelajah tinggi itu akan mendapatkan tugas serupa pada laga kedua. Namun, keletihan yang mulai terlihat saat susah payah menang atas West Ham bisa menjadi bumerang bagi pasukan Setan Merah.
The Independent mengabarkan, Solskjaer dan MU sudah mengetahui kondisi fisik mereka jauh menurun dalam beberapa minggu terakhir. Para pemain ”kehabisan bensin” karena mengikuti gaya main menekan berintensitas tinggi ala pelatih asal Norwegia tersebut. Kelemahan fisik itu sudah menjadi catatan utama untuk diperbaiki pada musim panas mendatang.
Faktor lain yang harus dihadapi skuad Solskjaer adalah perjalanan cukup jauh dari Manchester menuju Barcelona. Mereka harus menempuh ribuan kilometer dalam 3-4 jam menggunakan pesawat.
Di sisi lain, sang lawan, Barca, menunggu dengan ”kaki segar” di markasnya. Messi dan rekan-rekan sedang dalam kondisi bugar. Skuad inti di laga pertama tidak diturunkan oleh pelatih Ernesto Valverde saat ditahan imbang Huesca dalam lanjutan La Liga.
”Kami paham situasinya. Kami akan menjalani laga penentuan di Liga Champions. Para pemain butuh konsentrasi dan fokus ke laga tersebut karena sudah banyak memainkan banyak laga musim ini,” kata Valverde.
Meski tidak diunggulkan, Setan Merah bisa berharap pada keajaiban di Camp Nou. Sejauh ini, mereka tidak pernah kalah saat menghadapi Barca di markasnya (2 seri, 2 kalah). Harapan itu membesar karena terakhir kali bertandang, di babak 16 besar, MU berhasil membalikkan keadaan dari tuan rumah Paris Saint-Germain.
Namun, apakah Pogba dan rekan-rekan mampu mengamankan kemenangan dengan kaki-kaki letihnya atau justru menjadi bulan-bulanan sang tuan rumah? Semua itu akan terjawab pada Rabu (17/4/2019) dini hari WIB. (AP/REUTERS/UEFA.COM)