TURIN, SENIN – Duel Juventus kontra Ajax Amsterdam di pertemuan kedua perempat final Liga Champions di Turin, Italia, Rabu (17/4/2019) pukul 02.00 WIB ini bak langit dan bumi dalam hal pengalaman. Barisan bek matang Juve bakal diuji pasukan muda Ajax yang tampil tanpa beban maupun ketakutan.
Juve lebih diunggulkan untuk lolos ke babak semifinal berkat hasil imbang 1-1 di duel pertama di Belanda, pekan lalu. Namun, “Si Nyonya Besar” dianggap beruntung dengan hasil itu mengingat mereka terus ditekan dan dikepung di lini pertahanannya menyusul agresivitas dan dinamisnya serangan Ajax di laga itu.
Adapun Juve mampu membuat satu gol di laga itu berkat kematangan dan ketajaman megabintangnya, Cristiano Ronaldo, yang mengoptimalkan satu-satunya peluang gol mereka di laga itu. “Ajax selalu bermain dengan cara yang sama (menyerang), tidak peduli tampil di kandangnya maupun saat bertandang. Ini artinya kami harus bermain bagus dan menghormati mereka,” ujar Pelatih Juventus Massimiliano Allegri dikutip Football-Italia.
Juve merupakan salah satu skuad tertua dan kaya pengalaman di Liga Champions. Rata-rata usia pemain mereka adalah 28 tahun. Tim ini merupakan langganan babak gugur di Liga Champions dalam satu dekade terakhir. Sebagian pemain, seperti bek tengah Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli bahkan dua kali mencicipi final kompetisi itu, yaitu pada 2015 dan 2017.
Di atas itu semua, tiada pemain lainnya sejagat yang mampu menandingi rekam jejak penyerangnya, Ronaldo. Bukan tanpa asalan mantan bintang Real Madrid itu punya banyak julukan lain di Eropa, yaitu “raja” Liga Champions dan “juara berseri”. Ia selalu membawa tim-tim yang dibelanya, kecuali Porto di masa yunior, meraih trofi “si kuping lebar”. Total lima trofi Liga Champions dimenanginya bersama Manchester United dan Real Madrid.
Tak hanya itu, Ronaldo juga tercatat sebagai pemain paling subur di Liga Champions dengan torehan 125 gol. Dari jumlah itu, 64 gol di antaranya, dicetaknya di babak gugur. Itu dibuktikannya lewat golnya di Belanda pekan lalu dan trigolnya pada laga kedua kontra Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions. Ronaldo bisa kembali menjadi “kartu as” Juve di Turin.
Meskipun demikian, seperti dikatakan Allegri, Ajax pantang dipandang sebelah mata. Mantan Manajer Manchester United Jose Morinho bahkan berkata, Ajax berpotensi menjadi ancaman nyata Juve di Turin. “Tiada yang menjagokan Ajax bakal menjadi juara. Namun, saya kira mereka bisa. Mereka berbahaya karena tidak punya beban di kompetisi ini,” tutur Mourinho dikutip RT.
Mourinho pernah mengalami langsung repotnya menghadapi Ajax, satu-satunya tim di Liga Champions musim ini yang murni menerapkan total football, taktik khas Belanda yang tersohor di 1970-an. Ajax membuat Mourinho kewalahan meskipun MU tetap menang di final Liga Europa 2017 lalu. Saat itu, mereka telah diperkuat sejumlah pemain belia seperti Matthijs de Ligt dan Frenkie de Jong.
Keduanya kini terus bertumbuh dan menjadi aktor-aktor utama di balik kejutan paling besar tahun ini, yaitu tersingkirnya juara bertahan Real Madrid di perempat final. Meskipun usia rata-rata pemain mereka hanya 24,3 tahun alias yang termuda, Ajax tampil tanpa takut di Santiago Bernabeu—markas Real. Sang “raja” Eropa pun mereka gilas 4-1 di laga kedua itu.
“Kami harus mengulangi penampilan itu di Turin nanti. Kami wajib meninggalkan rasa takut,” ujar De Jong. (AFP)