Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengimbau masyarakat Indonesia untuk segera merajut kembali tali persaudaraan yang sempat terkoyak karena pemilihan umum.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengimbau masyarakat Indonesia untuk segera merajut kembali tali persaudaraan yang sempat terkoyak karena pemilihan umum. Zulkifli juga meminta siapa pun Presiden terpilih untuk memberi perhatian dan mengambil langkah-langkah guna kembali merekatkan persatuan.
Ini disampaikan Zulkifli sesuai menggunakan hak pilihnya di TPS 167 Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegata, Jakarta Timur, Rabu (17/4/2019). Dia memilih bersama keluarganya yang kompak mengenakan atasan warna putih bercorak biru.
”Demokrasi itu berhasil bukan hari ini, tetapi ketika besok dan lusa, kita semua masyarakat Indonesia bisa saling rukun dan bersatu kembali,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu.
Bersatunya kembali masyarakat itu sangat penting. Sebab, tanpa persatuan masyarakat, akan sulit bagi siapa pun presiden terpilih untuk membangun Indonesia.
Zulkifli menjanjikan, pihaknya tidak akan bereaksi berlebihan jika pasangan calon presiden-wakil presiden yang diusung partainya, Prabowo Subianto–Sandiaga Salahuddin Uno, kalah dalam pemilu kali ini.
”Yang terpenting penyelenggara pemilu berlaku adil sesuai pesan konstitusi, saya jamin semua pasti akan damai dan legitimate,” ucapnya.
Politisi asal Lampung itu sekaligus berharap kepada siapa pun presiden terpilih untuk ikut turun tangan menyatukan masyarakat. Salah satu caranya, segera bertemu dengan kompetitornya setelah pemilu selesai.
”Presiden terpilih harus bisa memperkuat persatuan lagi dan merajut Merah Putih. Upaya itu harus segera. Paling tidak langsung bersilaturahmi ketika selesai pemilu. Masyarakat sudah terlalu lama terpecah. Ini tidak bisa dibiarkan,” tuturnya.
Di TPS 167 tempat Zulkifli mencoblos terdapat 203 orang yang menggunakan hak pilihnya. Dari jumlah itu, pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, unggul dengan 125 suara. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan 75 suara. Adapun tiga suara lainnya dinyatakan tidak sah.