PORTO, SELASA - Liverpool sudah menginjakkan satu kaki di babak semifinal Liga Champions sebelum menghadapi Porto pada laga kedua perempat final di Stadion Dragon, Kamis (18/4/2019) pukul 02.00 WIB. Mereka tinggal memastikan Porto tidak bisa mencetak gol pada laga kedua nanti. Namun, Liverpool perlu waspada karena tuan rumah masih bisa mengancam.
Kemenangan Liverpool atas Porto 2-0 pada laga pertama perempat final sudah cukup menjadi modal yang sangat berharga. Dengan demikian, Porto wajib membuat keajaiban dengan menang minimal 3-0 agar bisa melaju ke babak semifinal.
Misi yang dihadapi Porto ini terasa sangat sulit jika mengingat Liverpool bisa menang 5-0 pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions musim lalu di kandang naga atau Stadion Dragon. Apalagi dalam tujuh pertemuan terakhir, Porto belum pernah bisa mengalahkan Liverpool.
Namun, bukan berarti Porto bisa diremehkan. Sebaliknya, tim yang pernah dua kali menjuarai Liga Champions ini merupakan satu-satunya tim di Liga Champions musim ini yang selalu menang di kandang. Porto memiliki ambisi untuk mempertahankan rekor ini.
“Mungkin laga nanti akan berbeda (dari pertemuan musim lalu) karena Porto adalah tim yang bagus dan mendapat dukungan penuh dari penonton. Sekali lagi, kami hanya perlu datang ke sana dan memenangi laga ini untuk lolos ke babak berikutnya,” ujar gelandang Liverpool Jordan Henderson seperti dilansir laman Liverpool.
Faktor kandang itu pula yang membuat Porto dengan gagah berani menyingkirkan AS Roma pada babak 16 besar lalu. Setelah kalah 1-2 di Stadion Olimpico, Porto bisa menang 3-1 di kandang mereka pada laga kedua.
“Masih ada waktu 90 menit lagi bagi kami dan saya minta seluruh suporter untuk menciptakan atmosfer yang sama ketika kami mengalahkan Roma,” ujar pelatih Porto Sergio Conceicao. Ia pun berjanji akan memberikan penampilan yang terbaik pada laga nanti.
Dukungan penuh dari para suporter bakal memompa semangat para pemain Porto, terutama striker mereka Moussa Marega. Pada laga pertama di Stadion Anfield, Marega sudah beberapa kali menunjukkan ancamannya. Namun, penyelesaiannya masih kurang tajam.
Marega diprediksi akan didampingi Yacine Brahimi dan Francisco Soares di lini depan untuk merobek pertahanan Liverpool. “Seluruh pemain di tim tampil bagus di Liga Champions. Kalau saya diminta memilih satu pemain yang bisa menjadi pembeda yang bisa memberikan kekuatan dan energi positif kepada tim, tentu saya memilih Marega,” ujar bek Porto Alex Telles.
Jadi pertimbangan
Dengan berbagai ancaman itu, Pelatih Liverpool Juergen Klopp harus bisa membuat keputusan besar terutama dalam hal pemilihan pemain. Ia wajib mempertahankan kegarangan tim agar bisa meredam ancaman Porto dan melaju ke babak semifinal. Di sisi lain, Klopp wajib menjaga kondisi seluruh pemainnya agar tetap prima karena mereka masih bertarung dengan Manchester City dalam perebutan gelar juara Liga Inggris.
Penulis sepak bola Jhon Aldridge dalam kolomnya di laman Liverpool Echo mengatakan bahwa Klopp sebaiknya mengistirahatkan Henderson dan Naby Keita pada laga nanti. Keduanya saat ini menjadi gelandang yang sangat vital bagi The Reds. “Saya rasa (Georginio) Wijnaldum, Fabinho, dan (James) Milner akan bermain (lawan Porto). Wijnaldum sudah cukup beristirahat,” tulisnya.
Kejelian merotasi pemain bakal menjadi kebutuhan Klopp agar timnya bisa konsisten dalam dua kompetisi berbeda. Dengan mengistirahatkan pemain, Klopp juga mengurangi risiko cedera pada pemain. Henderson, misalnya, penampilannya kian garang setelah mendapat kebebasan untuk menyerang. Namun, ia sempat mengalami cedera ringan saat Liverpool mengalahkan Chelsea 2-0, Minggu lalu.
Semua energi Liverpool memang sudah banyak tercurah di Liga Inggris karena satu kesalahan bisa menyebabkan kekalahan dan menutup kans mereka untuk merebut gelar juara liga yang sudah dinantikan selama 29 tahun. Liverpool pun bakal pantang meremehkan tim-tim papan bawah seperti Cardiff City atau Huddersfield Town yang akan menjadi calon lawan mereka selanjutnya.
Meski demikian, situasi ini membuat bek muda Liverpool Trent Alexander-Arnold sangat antusias. Jadwal yang ketat dengan tekanan yang tinggi justru tidak menjadi masalah karena The Reds saat ini berada dalam kondisi terbaiknya. “Ini semua tentang momentum dalam sepak bola. Jika anda selalu menang, anda akan tidak sabar untuk tampil pada laga berikutnya,” ujarnya. (AFP)