Pertumbuhan Kredit Triwulan II-2019 Diprediksi Membaik
Pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan II-2019 diprediksi akan lebih baik dibandingkan triwulan pertama tahun ini. Stabilitas ekonomi dan rasio kecukupan modal perbankan yang meningkat dinilai jadi penopang utama pertumbuhan kredit.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan II-2019 diprediksi akan lebih baik dibandingkan triwulan pertama tahun ini. Stabilitas ekonomi dan rasio kecukupan modal perbankan yang meningkat dinilai jadi penopang utama pertumbuhan kredit.
Hal tersebut tercermin pada survei perbankan Bank Indonesia (BI) yang dirilis Selasa (16/4/2019). BI memperkirakan pertumbuhan kredit akan meningkat pada triwulan II-2019, karena akselerasi pertumbuhan ekonomi, rendahnya risiko penyaluran kredit, rasio kecukupan modal yang meningkat, dan likuiditas yang cukup.
Sejalan dengan prakiraan peningkatan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2019, standar penyaluran kredit diperkirakan lebih longgar pada periode yang sama.
“Pelonggaran terutama akan dilakukan untuk jenis kredit konsumsi, dengan aspek biaya persetujuan kredit dan jangka waktu kredit yang lebih panjang,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko.
Dalam survei tersebut, prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru di triwulan II-2019 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah atau apartemen masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh penyaluran kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor.
Sejalan dengan perkiraan ekspansi penyaluran kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan II 2019 ini diproyeksi lebih longgar. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 12,4 persen, lebih rendah dibandingkan 13,6 persen pada triwulan sebelumnya.
“Responden menyampaikan bahwa pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit konsumsi, sementara kredit investasi akan lebih ketat dari triwulan sebelumnya,” kata Onny.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo optimistis pertumbuhan kredit Bank Mandiri semakin baik di triwulan II-2019. Setelah pemilu usai, ia optimistis kredit konsumer Bank Mandiri juga akan mulai terangkat.
Sepanjang triwulan I-2019 kemarin pertumbuhannya juga lumayan baik mencapai 12,5 persen. Namun, Kartika mengakui di segmen konsumer, khususnya KPR, dan kredit kendaraan bermotor memang agak melambat.
“Perlambatan di segmen kredit konsumsi karena adanya gelaran pemilu. Masyarakat masih wait and see menunggu hasil pemilihan,” ujarnya.
Hingga Februari 2019, Bank Mandiri tercatat telah menyalurkan kredit senilai Rp 692,9 triliun, tumbuh 16,94 persen dibandingkan Februari 2018 senilai Rp 592,2 triliun. Hingga akhir tahun, Kartika optimistis Bank Mandiri bisa meraih pertumbuhan kredit 13 persen.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyampaikan optimisme yang sama. Dia mengatakan, memasuki triwulan II-2019 pertumbuhan kredit akan membaik, khususnya ditopang melalui kredit modal kerja.
Jahja mengatakan menjelang Lebaran permintaan kredit modal kerja akan meningkat, karena pelaku usaha biasanya menumpuk persediaan barang. Kredit investasi juga akan tumbuh karena pelaku usaha menunggu hasil Pemilu 2019.
“Target kami hingga Juni 2019 (penutup semester I-2019) pertumbuhan kredit kami bisa mencapai 14 persen dibanding semester I-2018,” kata Jahja.