Peta Dukungan Jokowi dan Prabowo Relatif Sama di Sejumlah Daerah
Peta sebaran dukungan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 dan 02 tidak relatif sama di sejumlah daerah. Pendukung pasangan Jokowi-Amin masih menguasai suara di wilayah Maluku dan Papua, Jawa, serta Sunda Kecil. Sedangkan Prabowo tetap menguasai Pulau Sumatera.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peta sebaran dukungan pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 dan 02 relatif sama di sejumlah daerah. Pendukung pasangan Jokowi-Amin masih menguasai suara di wilayah Maluku dan Papua, Jawa, serta Sunda Kecil. Sementara Prabowo tetap menguasai Pulau Sumatera.
Berdasarkan data yang dihimpun dalam hitung cepat Litbang Kompas di Jakarta, Rabu (17/4/2019), hasil perhitungan suara sementara Pilpres 2019 menunjukkan peta kekuatan kedua calon presiden tidak berubah dibandingkan Pilpres 2014. Hal ini terlihat dari data sampel tempat pemungutan suara (TPS) yang telah terhimpun sebesar 80,5 persen dari 2.000 TPS.
Pengamatan Kompas hingga pukul 19.15, Jokowi unggul di Maluku dan Papua (63,64 persen), Jawa (57,48 persen), serta Sunda Kecil (69,21 persen). Adapun Prabowo mengukuhkan keunggulan di Sumatera (56,97 persen).
Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, mengatakan, kondisi ini menunjukkan massa dari kedua pendukung memiliki tingkat keloyalan yang sama kuat. ”Jokowi masih kuat di wilayah Maluku dan Jawa, misalnya. Sementara Prabowo tetap kuat di Jawa Barat dan Banten,” ujarnya.
Sayangnya, lanjut Yohan, data itu juga menunjukkan kekuatan kedua calon wakil presiden yang dipilih kedua calon presiden belum memberikan kontribusi nyata untuk mendongkrak suara. Sebagai contoh, Ma’ruf Amin belum mampu menarik suara di Banten, padahal ia berasal dari sana.
Kondisi yang sedikit berbeda terlihat di Pulau Kalimantan. Pada Pilpres 2019, suara dukungan untuk Jokowi turun menjadi 50,78 persen sehingga membuat posisi Prabowo imbang di besaran 49,22 persen. Pada 2014, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat menarik 58,43 persen suara dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebesar 41,57 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Reza Felix Citra, menambahkan, kendati dukungan untuk Jokowi dan Prabowo masih sama-sama kuat, keberadaan Sandiaga dapat menarik simpati pemilih di Kalimantan.
Selain Kalimantan, kekuatan Jokowi juga menurun di Pulau Sulawesi. Masih merujuk pada data yang sama, Jokowi-Amin memperoleh suara sebesar 48,26 persen. Sementara suara untuk Prabowo-Sandi berhasil naik sebesar 51,74 persen dalam Pilpres 2019.
Pada Pilpres 2014, Jokowi-Kalla dapat memeroleh suara sebesar 62,33 persen, sedangkan Prabowo-Hatta hanya sebesar 37,67 persen. ”Hal ini dipengaruhi karena Kalla tidak lagi mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada tahun ini,” kata Reza.
Dukungan untuk Jokowi justru makin menguat di wilayah Sunda Kecil yang terdiri dari Bali dan Nusa Tenggara. Jokowi-Amin memperoleh suara sebesar 69,21 persen pada Pilpres 2019, jauh lebih tinggi daripada perolehan Jokowi-Kalla sebesar 53,57 persen pada Pilpres 2014.
Menurut Reza, suara untuk Jokowi bertambah di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini kemungkinan karena adanya dukungan dari mantan Gubernur NTB Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang.