Sekitar 250 warga Tangerang Selatan, Banten, baru saja selesai memberikan suaranya pada Pemilihan Umum 2019. Mereka yang mencoblos di Tempat Pemungutan Suara Bineka tampil dengan berbagai macam rupa. Mereka seakan merepresentasikan keberagaman yang ada di Indonesia.
TPS Bineka dengan nomor 025 berada di Kelurahan Pondok Jagung Timur, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten. Dari 3.819 TPS yang berada di Tangerang Selatan, TPS ini termasuk unik karena menyambut pemilih dengan menggunakan pakaian adat Nusantara. Tak hanya itu, sejumlah pemilih pun mengenakan pakaian adat saat ke TPS.
Rabu (17/4/2019) pagi, sejumlah pemilih mulai berdatangan. Dengan mengenakan caping dan baju kebaya kuning, Wulan (39) mengisi pendaftaran. Ia pun disambut dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang juga mengenakan pakaian adat.
”Petugas TPS menyarankan untuk mengenakan pakaian adat. Aku ada kebaya dan caping milik anakku, ya udah, aku pakai,” katanya.
Resa (30) datang ke TPS bersama istri dan anaknya yang berusia tiga tahun. Meski berasal dari Yogyakarta, keluarga ini mengenakan pakaian adat Bali dengan alasan lebih cepat dan praktis. Resa dan anaknya mengenakan udeng atau ikat kepala. Sebuah bunga kamboja terselip di telinga kanan istri Resa.
Bagi keluarga ini, Pemilu 2019 adalah hajatan bersama yang harus disambut dengan riang gembira. Untuk itu, mereka tidak keberatan harus mengenakan kostum adat saat mencoblos.
Selain pakaian adat yang beragam, TPS ini juga menjadi tempat pertama bagi sejumlah pemilih terlibat proses demokrasi. Tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai saksi partai politik.
Untuk pertama kalinya, Muhammad Rafi Majid (18), pengidap autisme, memberikan hak suara. Ia ditemani ayahnya, Mulyadi (48). Dia tertawa lebar ketika petugas KPPS memberikan surat suara. Mulyadi membimbing anak bungsunya itu ke bilik suara.
Meski berkebutuhan khusus, negara tetap memberikan hak Majid untuk memilih pemimpin. Mulyadi juga tidak keberatan menemani anaknya.
Terlihat sedikit repot, memang. Beberapa kali Mulyadi harus menyita gawai Majid. Majid tertarik dengan suara bergambar. Makanya, ia senang memutar Youtube keras-keras.
Lain lagi dengan kisah Fairuzista Anya Anindya (20). Untuk pertama kali, Zista menjalani profesi sebagai saksi pemilu dari PKS. ”Aku mau belajar bagaimana pemilu diselenggarakan,” katanya. Map bertuliskan saksi pemilu urung lepas dari pangkuannya.
Pukul 13.15, pencoblosan di TPS ini resmi ditutup. Berdasarkan catatan KPPS, dari 296 daftar pemilih tetap (DPT), sebanyak 252 pemilih menggunakan hak suara. Jumlah itu ditambah dengan 15 pemilih non-DPT dan 8 pemilih pindah (A5). Totalnya, ada 275 pemilih yang mencoblos di TPS Bineka.
Pada pukul 14.15, proses perhitungan suara dimulai. Saat ini, petugas KPPS yang tidak berhenti kerja sejak pagi hari sedang melepas lelah. Mereka berkumpul di depan kipas angin, mengurangi panasnya cuaca langit Tangerang Selatan yang mencapai 33 derajat celsius.
Di sisi lain, sejumlah lembaga hitung cepat akan mengumumkan hasil hitungnya pukul 15.00. Ini bisa menjadi gambaran pemenang Pemilu 2019.
Pemilu merupakan kompetisi untuk merebut hati dan kepercayaan rakyat. Sudah barang tentu ada yang menang dan ada yang ”menanggungkan”. Ada baiknya mendengar petuah pemilih sepuh Maysaroh (74).
”Kandidat yang menang diminta untuk tidak provokatif. Yang kalah juga harus jaga kedamaian pemilu,” ujarnya.
Kandidat yang menang diminta untuk tidak provokatif. Yang kalah juga harus jaga kedamaian pemilu.