Ayo Datang ke TPS
TANGERANG RAYA, KOMPAS -- Pelaksanaan Pemilu, Rabu (17/4/2019) diharapkan berjalan dengan lancar, aman, jujur, dan damai. Pihak kepolisian baik dari Polres Kota Tangerang Kabupaten, Polres Metro Tangerang Kota, dan Polres Tangerang Selatan akan memperketat pengamanan selama berlangsungnya proses Pemilu dengan melakukan tindakan tegas bagi pelaku pelanggaran Pemilu.
Pengamanan sudah diberlakukan, sehari menjelang pelaksanaan pencoblosan hingga selesai perhitungan surat suara.
Pengamanan ketat mulai dari mengenali petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS), kepala desa, lurah, pengurus RT dan RW, serta tokoh masyarakat. Juga, pengetatat keamanan dengan menindak tegas pelaku kejahatan Pemilu seperti tindakan melakukan politik uang, intimidasi terhadap pemilih, serangan fajar, dan lainnya.
Kepala Polres Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Abdul Karim mengimbau agar setiap petugas pengamanan harus mengetahui kondisi di lapangan sekitar Tempat Pemungutan Suara (TPS). Petugas PAM juga harus mengenal petugas KPPS dan PPS tempatnya bertugas serta kepala desa atau lurah, ketua RT dan RW dan tokoh masyarakat setempat. Langkah itu untuk menjamin menjamin keamanan TPS.
“Kami berharap, tentunya (petugas keamanan) BKO di TPS benar-benar mempersiapkan diri untuk konsolidasi sebaik dan semaksimal mungkin,” kata Abdul dalam gelar pasukan pengamanan TPS Pemilu 2019, Selasa (16/4/2019).
Abdul menjelaskan, pengetatan pengamanan selama proses Pemilu membutuhkan perhatian yang serius karena kemungkinan akan muncul potensi kerawanan yang harus diantisipasi lebih dini.
Untuk itu, sebanyak 1.247 petugas keamanan gabungan akan menjaga TPS di wilayah hukum Polrestro Tangerang Kota. Mereka terdiri dari 839 personel Polrestro Tangerang Kota dan polsek jajaran, 283 personel Bawah Kendali Operasi Polda Metro Jaya, serta 125 dari TNI.
Instruksi tindakan tegas bagi pelaku kejahatan Pemilu juga sampaikan Kepala Polres Kota (Polresta) Tangerang Kabupaten, Komisaris Besar Sabilul Alif, Selasa (16/4/2019).
“Jika ada yang berupaya melakukan tindakan kecurangan seperti politik uang, kami akan langsung menangkapnya. Juga termasuk, jika ada yang mengintimidasi atau menghalang-halangi pemilih, kami akan tindak secara tegas,” kata Sabilul.
Sabilul tidak memberikan ruang bagi pelaku kejahatan atau pengacau Pemilu di wilayah hukum Polresta Tangerang Kabupaten.
Menurut Sabilul, sebagai langkah mengantisipasi pengamanan pihaknya melakukan patroli sehari menjelang pemungutan suara dengan melakukan patroli sebagai unjuk kekuatan dengan skala besar, yakni melibatkan 3.400 petugas dan ditambah 1.200 perlindungan masyarakat (Linmas).
Patroli juga dilakukan bersama jajaran Kodim 0510/ Tigaraksa, kata Sabilul, untuk memastikan pelaksanaan pencoblosan berlangsung aman dan lancar.
Sabilul mengimbau kepada masyarakat untuk datang ke TPS menggunakan hak pilihnya.
“Masyarakat jangan takut datang ke TPS. Jika ada yang mencoba mempersulit atau menghalangi, segera laporkan temuan itu kepada petugas kami,” kata Sabilul.
Polres Tangerang Selatan akan mengerahkan sebanyak 1.112 personel gabungan dalam mengamankan Pemilu 2019.
Kepala Polres Tangerang Selatan, Ajun Komisaris Besar Ferdy Irawan mengatakan, pengamanan mulai dilakukan Selasa ini dengan menempatkan di TPS-TPS.
“Ada 165 anggota TNI yang di BKO ke Polres Tangsel. BKO kita prioritaskan untuk mendukung keadaan kontigensi atau keadaan yang urgen. Jadi pasukan-pasukan inilah yang akan kita gunakan untuk turun ke lapangan," jelas Ferdy, Selasa.
Sementara untuk pasukan dari Polres Tangsel, kata Ferdy, berjumlah 947 personel.
Selain di TPS, petugas keamanan akan disebar ke tempat vital antara lain kantor KPU, kantor Bawaslu, pusat perbelanjaan yang ada di wilayah Tangerang Selatan.
Rawan
Bawaslu Banten memetakan sebanyak 11.303 TPS yang dinilai rawan kecurangan saat Pemilu 2019. Kerawanan yang dimaksud mulai dari potensi politik uang, akurasi data pemilih, ketersediaan logistik, netralitas ASN, dan ketaatan prosedur pemungutan suara.
Kategori TPS rawan tersebut paling banyak ada di Kabupeten Tangerang sebanyak 2.279 TPS. Disusul Lebak (2.517 TPS), Pandeglang (2.085 TPS), Tangerang Selatan (1.346 TPS), Serang (1.131 TPS), Kota Serang (544 TPS), Kota Tangerang (428 TPS) dan Cilegon (473 TPS).
Bawaslu Kabupaten Tangerang memetakan ada sebanyak 2.779 TPS dari 9.010 TPS yang rawan saat Pemilu 2019. Kerawanan itu variable mulai dari politik uang, bencana alam, dan keterlibatan aparatur sipil negara (ASN dulunya PNS).
Anggota Bawaslu Kabupaten Tangerang, Muslik menjelaskan, dari jumlah TPS tersebut di antaranya ada sebanyak 120 wilayah TPS yang masuk dalam kategori rawan keterlibatan ASN dari berbagai tingkatan di antaranya di wilayah Kecamatan Kronjo, Cikupa, Pasar Kemis dan Cisoka.
Misalnya, keterlibatan ASN, seperti lurah, camat, dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah dengan ajakan memilih salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
“ASN seharusnya netral,” kata Muslik, Selasa.
ASN seharusnya netral
Kerawanan lain adalah politik uang. Dalam pemetaan Bawaslu, terdapat sekitar 1.900 TPS yang rawan pelanggaran tersebut. Sementara sisanya, 759 TPS lainnya merupakan TPS rawan bencana alam seperti banjir dan longsor.
Di Kabupaten Tangerang memiliki jumlah DPT sebanyak 2.119.467 orang dan 9.010 TPS dengan total surat suara 10.597.335 buah. Jumlah peserta pemilu ini tersebar di 29 kecamatan, 246 desa, serta 28 kelurahan
Di Kota Tangerang, sebanyak 428 TPS dari 5.063 TPS rawan pelanggaran.
Ketua Bawaslu Kota Tangerang, Agus Muslim menjelaskan, TPs yang rawan tersebut menyebar di 104 kelurahan pada 13 kecamatan.
Sejumlah indikator yang dinyatakan rawan, kata Agus, seperti berpotensi terjadi kecurangan penggunaan hak pilih atau hilangnya hak pilih, kampanye yang tidak sesuai aturan, dan netralitas petugas KPPS.
“TPS terindikasi berpotensi rawan tersebut berdasarkan acuan pengalaman Pemilu dan Pilkada sebelumnya,” papar Agus. Seperti pada pemilihan Gubernur Banten dan Wali Kota Tangerang.
Bawaslu Tangerang Selatan memetakan terdapat sekitar 30 persen dari 3.781 TPS yang rawan kecurangan politik uang.
Komisioner Bawaslu Tangerang Selatan Bidang Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, Slamet Santosa mengatakan, sebaran TPS rawan politik uang itu terdapat di tujuh kecamatan se-Tangerang Selatan.
“Salah satu indikator dalam TPS rawan, masyarakatnya masih termajinalkan," kata Slamet.
Namun, kata Slamet, dalam kajian Bawaslu, tingkat kerawanan politik uang di Kota Tangsel, masih termasuk ke dalam kategori yang kurang membahayakan ketimbang di daerah lain.
Lapas
Kepala Lapas Kelas IIA Pemuda Tangerang, Jumadi menjelaskan, ada sebanyak 1.255 warga binaan yang akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019.
“Saya berharap, Pemilu di Lapas berjalan dengan lancar, tanpa ada hambatan. Warga binaan dalapat melakukan pencoblosan surat suara secara lancar, aman, dan tanpa ada intervensi,” kata Jumadi, Selasa.
Ia juga berharap, petugas Lapas yang akan menjadi petugas KPPS dapat melakukan tugasnya dengan baik dan tetap menjaga netralitasnya.
Bertaburan diskon
Di sela-sela pelaksanaan Pemilu, warga Kota Tangerang dapat menikmati pesta diskon di sejumlah pusat perbelanjaan dan restoran, cukup dengan menunjukkan jari yang bertinda, tanda telah melakukan pencoblosan pada Pemilu, Rabu. Diskon hanya berlaku selama satu hari saja.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang, Fahmi Imam menjelaskan, pesta diskon tersebut sebagai upaya mendorong masyarakat agar menggunakan hak pilihnya.
Diskon khusus ini . kata Fahmi, berlaku di Jco, Indomaret Metropolis, Johnny Andrean, Grab, Hypermart, Breadtalk, Rame-rame TangCity, Steak 21, Ace Hardware, Istana Nelayan, Giant Palem Semi, Carrefour, Studio Tas, Ta Wan, CBD Ciledug, Lotte Mart, GFC, Mall Bale Kota, Transmart.
“Untuk mendapatkan diskon, syaratnya cukup menunjukkan jarinya yang sudah tercelup tinta setelah memilih di TPS," kata Fahmi.