Mempertahankan lebih berat daripada merebut. Hal itu akan dihadapi petenis Romania, Simona Halep, saat persaingan berlangsung di lapangan tanah liat, jenis lapangan favoritnya. Untuk pertama kalinya, Halep akan menghadapi tantangan sebagai juara bertahan Grand Slam, yaitu Perancis Terbuka.
Halep meraih gelar pertama dari arena Grand Slam ketika tampil dalam final Perancis Terbuka 2018. Laga puncak itu menjadi final ketiga petenis peringkat kedua tersebut di Roland Garros.
Setelah gagal pada final 2014 (kalah dari Maria Sharapova) dan 2017 (Jelena Ostapenko), dia mendapat trofi juara Grand Slam pertamanya setelah mengalahkan Sloane Stephens pada final 2018.
Gelar tersebut didapat setelah Halep menjadi finalis Australia Terbuka, lima bulan sebelumnya. Dalam persaingan antara dua petenis yang sama-sama belum pernah menjadi juara Grand Slam, Halep kalah dari petenis Denmark, Caroline Wozniacki.
Hampir setahun berlalu sejak Halep membawa pulang trofi Suzanne-Lenglen, lambang juara tunggal putri Perancis Terbuka. Sebanyak 2.900 poin (50 persen dari total poin selama 2018) harus dipertahankan dari tanah liat. Selain juara Perancis Terbuka, Halep memperoleh poin dengan lolos ke final di WTA Roma, serta menjadi perempat finalis WTA Stuttgart dan Madrid.
Jumlah poin tersebut menjadi poin terbanyak yang harus dipertahankan petenis putri di lapangan tanah liat, dibandingkan dengan pesaingnya seperti Stephens yang mempertahankan 1.527 poin, Petra Kvitova (1.412), dan Kiki Bertens (1.312). Petenis nomor satu dunia, Naomi Osaka, bahkan hanya perlu mempertahankan 255 poin.
Sejumlah petenis tunggal putri telah merasakan beban sebagai juara bertahan Grand Slam untuk pertama kali. Sejak Victoria Azarenka menjuarai Australia Terbuka 2012 dan 2013, tak ada debutan juara Grand Slam yang mempertahankan gelarnya
”Tekanannya sangat luar biasa. Saya seperti bukan diri sendiri saat berada di lapangan,” ujar Ostapenko yang tersingkir pada babak pertama Perancis Terbuka 2018.
Selain Ostapenko, debutan juara lain yang tak bisa mempertahankan gelar adalah Angelique Kerber (juara Australia Terbuka 2016), Garbine Muguruza (Perancis Terbuka 2016), Stephens (AS Terbuka 2017), dan Wozniacki (Australia Terbuka 2018).
Menurut Kerber, tantangan terbesar menjadi juara bertahan adalah mengatasi kendala psikologis. Ketika datang sebagai juara bertahan dengan membawa tekanan besar, hal itu akan mengalihkan fokus dari pertandingan.
Titu yang akan dirasakan Halep saat tampil di Roland Garros, 26 Mei-9 Juni. Tes akan diawali dalam turnamen-turnamen pemanasan menjelang Perancis Terbuka, yaitu WTA Stuttgart, Madrid, dan Roma.
Tantangan akan makin besar karena petenis yang mengidolakan Roger Federer dan Justine Henin itu bekerja sama dengan pelatih baru, Daniel Dobre. Petenis Romania itu berpisah dengan Darren Cahill, pelatih yang telah mengantarkannya menjadi juara Grand Slam dan petenis nomor satu dunia, pada akhir 2018. Cahill memilih berkonsentrasi hidup bersama keluarganya di Australia.
Cahill tak hanya membenahi masalah teknis. Lebih penting dari itu, dia mampu mendewasakan Halep, dari petenis emosional menjadi lebih tenang.
Halep sempat memilih Thierry Van Cleemput setelah tampil tanpa pelatih di Australia Terbuka, Januari. Namun, dia kembali menggantinya dan memilih Dobre. Halep pun ditantang untuk membentuk ikatan emosional dengan pelatih barunya dalam upaya mempertahankan banyak poin di tanah liat.