Tiger Woods Bangkit Dalam Karier dan Kehidupan
Jaket hijau dan trofi juara The Masters tak hanya menjadi lambang bangkitnya Tiger Woods (43) di lapangan golf. Gelar juara dari turnamen golf paling bergengsi itu, juga, menjadi tanda bangkitnya pegolf Amerika Serikat keturunan Thailand itu dalam kehidupan.
Setelah pukulan terakhirnya di Augusta National Golf Club, Georgia, AS, Minggu (14/4/2019) menghasilkan nilai 13 di bawah par 275 dan menempatkannya pada puncak klasemen, Woods mengangkat kedua tangannya ke udara. Raut wajahnya menandakan kelegaan setelah 11 tahun menanti gelar juara dari turnamen berkategori mayor di arena golf profesional. Penonton di sekitarnya merayakan kemenangan tersebut dengan berteriak “Tiger! Tiger! Tiger!”.
Tak hanya penonton yang hadir langsung di Augusta, dukungan juga datang dari mereka yang menonton dari tayangan TV. Tim basket NBA Golden State Warrios menunda program latihan berupa sesi diskusi untuk menonton siaran langsung penampilan Woods melalui TV. Pembawa acara The Voice, Carson Daly, serta juri acara tersebut, Blake Shelton dan Adam Levine, juga menunda gladi resik acara tersebut demi Woods.
Gelar juara yang ditentukan pada putaran terakhir itu adalah gelar pertama dari turnamen mayor setelah Woods menjuarai AS Terbuka 2008. Masa penantian 11 tahun itu sama seperti ketika dia mendapat gelar pertama hingga ke-14, yaitu pada 1997-2008.
Selain The Masters dan AS Terbuka, dua turnamen lain dalam kategori mayor (setara Grand Slam di arena tenis) adalah Kejuaraan PGA Dan The Open (Inggris Terbuka). Woods telah menjuarai keempatnya dengan total 15 gelar. Dia hanya berselisih tiga gelar dengan Jack Nicklaus sebagai juara turnamen mayor terbanyak.
Jaket hijau untuk sang juara, yang menjadi ciri khas The Masters, adalah jaket kelima yang didapat Woods. Namun, rentang waktu selama 14 tahun antara jaket keempat dan kelima membuat momen di Augusta pada Minggu siang waktu setempat terasa sangat spesial.
Setelah mendapat ucapan selamat dari Fransesco Molinari dan Tony Finau, pesaingnya pada putaran terakhir, Woods menghampiri keluarganya. Dia memeluk dua anaknya, Charlie Axel Woods (10) dan Sam Alexis Woods (12), yang tiba di Augusta pada Sabtu malam. Ibunya, Kutilda, serta kekasih Woods, Erica Herman, juga ada di antara orang-orang dekat yang menantinya.
“Ini adalah kemenangan tersulit mengingat banyak yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, anak-anak adalah kekuatan saya. Mereka tahu, golf yang tadinya membuat saya menderita (cedera), tetapi sekarang telah menjadi hal yang paling membahagiakan,” tutur Woods.
Gelar The Masters kali ini juga mengingatkan Woods pada ayahnya, Earl Woods, yang meninggal karena kanker prostat pada 2006. Earl, pegolf amatir dan atlet baseball, adalah sosok yang memperkenalkan golf ketika Woods belum berusia dua tahun.
Pada usia 11 tahun, Woods yang enam kali menjadi juara dunia yunior, mulai bisa mengalahkan ayahnya. Earl pula yang menjadi inspirasi Woods untuk mendirikan Tiger Woods Learning Center pada 2003, yayasan untuk membantu anak-anak dalam bidang pendidikan.
Dia selalu hadir pada momen-momen penting putranya, termasuk ketika Woods meraih gelar The Masters untuk pertama kalinya pada 1997. “Ayah saya berada di sini pada 1997 dan sekarang, saya adalah ayah dari dua anak,” komentar Woods.
Ikatan yang sangat kuat antara ayah dan anak membuat Woods menangis ketika Earl tak hadir saat dia mengenakan Jaket Hijau pada The Masters 2005. Saat itu, Earl kesulitan mengikuti perjalanan Woods karena sakit.
Paul Azinger, mantan pegolf yang saat ini menjadi analis golf, mengatakan, Earl adalah sosok yang sangat berpengaruh pada kehidupan Woods. “Sangat jarang ada ayah dan anak yang seorang atlet memiliki hubungan seperti itu. Mereka saling menghormati,” kata Azinger, dalam New York Times, ketika Earl meninggal dunia.
Momen berat
Rentang antara gelar ke-14 dan 15 dari turnamen mayor dipenuhi momen suram. Itu dimulai ketika Woods tampil dalam AS Terbuka 2008. Dia menjuarai turnamen itu ketika kaki kirinya membutuhkan operasi.
Setahun setelah itu, hidupnya mulai berantakan. Perselingkuhan dengan banyak perempuan terungkap hingga dia dan istrinya, Elin Nordegren, bercerai pada 2010. Dalam siaran TV pada tahun tersebut dan dalam biografinya, Woods meminta maaf.
“Elin dan saya jatuh cinta saat kami menikah pada 2004. Tetapi, saya mengkhianatinya. Ketidakjujuran dan keegoisan saya membuatnya sakit hati. Elin dan saya mencoba memperbaiki kerusakan ini tetapi akhirnya tak bisa kami lakukan. Penyesalan saya akan tetap ada selama saya hidup,” katanya.
Tak hanya keretakan rumah tangga, karier Woods berada dalam ketidakjelasan karena deraan cedera. Selain cedera lutut, dia juga mengalami cedera punggung. Total, Woods menjalani empat kali operasi lutut dan empat kali operasi punggung. Operasi punggung terakhir dijalaninya pada 2017. Pada Januari 2017, dia terpuruk ke peringkat 1.193 dunia.
Dalam kesakitan, Woods pun kecanduan meminum obat penghilang rasa sakit dan alkohol. Efeknya, beberapa kali dia mengendarai mobil dalam keadaan tak sadar hingga terjadi kecelakaan. Pada 27 November 2009 pagi, dia menabrak hidran pemadam kebakaran saat mengendarai mobil dari rumahnya, di Florida.
Pada 2017, dia juga ditangkap polisi karena tak sadarkan diri di dalam mobil dengan mesin mobil yang masih hidup. Di pengadilan, Woods dihukum denda 250 dollar AS dan diharuskan mengikuti kegiatan pelayanan komunitas selama 20 jam.
Pada masa suram itu, satu per satu sponsor meninggalkannya. Gatorade dan Gillette menilai, Woods tak layak lagi menjadi duta perusahaan mereka. Hanya Nike yang bertahan. Komunitas golf pun kehilangan harapan bahwa Woods akan kembali.
Woods tak menyerah. Untuk menyembuhkan diri, dia menjalani terapi. Dia kembali mengikuti turnamen pada 2018 dan mencapai peringkat kedua pada Kejuaraan PGA di Missouri, AS, Agustus. Disaksikan kedua anaknya, Woods juga tampil dalam Inggris Terbuka, sebulan sebelumnya.
Meski hanya menempati peringkat keenam, Woods menilai itu menjadi momen kebangkitannya. Pada kedua anaknya saat itu, Woods berjanji tak akan pernah menyerah. Tak heran, Woods begitu emosional ketika memeluk Charlie dan Sam di Augusta.
Selain keluarga, ada satu sosok lain yang berpengaruh dalam upaya Woods untuk “hidup” kembali. Dia adalah mantan bintang renang, Michael Phelps. Diceritakan dalam The Guardian, Phelps, yang juga pernah ditangkap polisi karena mengendarai mobil dalam pengaruh alkohol, menjadi konselor informal bagi Woods.
Ini adalah kemenangan tersulit mengingat banyak yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, anak-anak adalah kekuatan saya. Mereka tahu, golf yang tadinya membuat saya menderita (cedera), tetapi sekarang telah menjadi hal yang paling membahagiakan.
Perenang peraih 23 medali emas Olimpiade itu hadir di Augusta saat Woods akan tampil pada lubang ke-16 putaran terakhir, Minggu. Phelps pun menjadi saksi kebangkitan temannya itu.
Kebangkitan Woods pun dinilai sebagai “come back” terbesar dalam dunia olahraga, melampaui momen yang dialami Roger Federer. Sejak menjuarai Wimbledon 2012, baru lima tahun kemudian sang maestro tenis asal Swiss itu meraih trofi juara Grand Slam, yaitu di Australia Terbuka 2017. Federer bangkit dari masa suram karena kalah bersaing dengan petenis muda, juga, karena cedera punggung dan lutut yang membuatnya harus dioperasi.
Ucapan selamat pada Woods tak hanya datang dari sesama pegolf, atlet cabang lain, selebritas, tetapi juga dari presiden dan mantan presiden AS. Melalui akun Twitter, Presiden Donald Trump dan mantan Presiden Barack Obama menyatakan sangat terinsprasi oleh kebangkitan Woods.
“Keraguan saya untuk kembali sangat besar mengingat semua kejadian dalam beberapa tahun terakhir. Saya tak bisa berjalan, duduk, dan sangat terbatas dalam melakukan aktivitas lain. Gelar ini sangat berarti dan tak akan saya lupakan. Ya, jaket hijau ini masih cukup untuk saya,” kata Woods.
Tiger Woods
Lahir : Cypress, California, 30 Desember 1975
Main profesional : 1996
Gelar juara PGA Tour : 81
Gelar juara Tur Eropa : 41
Gelar juara turnamen mayor : 15
The Masters : 1997, 2001, 2002, 2005, 2019
AS Terbuka : 2000, 2002, 2008
Inggris Terbuka : 2000, 2005, 2006
Kejuaraan PGA : 1999, 2000, 2006, 2007
Atlet Terbaik PGA : 1997, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2005, 2006, 2007, 2009, 2013