Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma\'ruf Amin mengajak semua pihak menunggu hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum. Tim bekerja keras mengawasi perolehan suara dengan mencegah terjadinya kecurangan. Langkah ini dilakukan setelah pasangan ini unggul dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei atas pesaingnya Prabowo-Sandi.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO/WISNU WARDHANA DHANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma\'ruf Amin mengajak semua pihak menunggu hasil penghitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum. Tim bekerja keras mengawasi perolehan suara dengan mencegah terjadinya kecurangan. Langkah ini dilakukan setelah pasangan ini unggul dalam hitung cepat sejumlah lembaga survei atas pesaingnya Prabowo-Sandi.
Ketua TKN Jokowi-Amin, Erick Thohir mengatakan, hasil hitung cepat belum bisa jadi acuan kemenangan sehingga masyarakat masih harus menunggu keputusan resmi dari KPU. Menurut dia, hal utama yang perlu dilakukan adalah konsolidasi di masyarakat bahwa persatuan harus tetap dijaga meski berbeda pilihan.
"Mari kita satukan bangsa kita lagi. Kita tidak boleh terus terpecah-pecah gara-gara pemilu, harus segera konsolidasi," tutur Erick di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Sebelumnya, para ketua umum partai politik beserta pimpinan TKN Jokowi-Amin, antara lain Jusuf Kalla, memantau hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Sejumlah petinggi parpol koalisi Jokowi-Amin yang hadir, di antaranya Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum PPP Soeharso Monoarfa, dan Ketua Umum Perindo Hari Tanoesoedibjo.
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan, Jokowi-Amin unggul atas penantangnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Perolehan suara Jokowi-Amin berdasarkan hitung cepat berkisar 54 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga sekitar 45 persen.
Erick menegaskan, upaya selanjutnya dari TKN adalah mengawal suara itu agar tak dicurangi.
Sementara itu, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menjelaskan, pengawalan suara melalui saksi-saksi menjadi tugas penting selanjutnya. Pengawalan itu dimulai dari tingkat bawah, tempat pemungutan suara, hingga tingkat pusat.
"Kita tinggal fokus mengawal saksi-saksi agar perhitungan-perhitungan itu tak dicurangi. Jadi, tugas TKN belum selesai walau secara statistik data quick count kami menang," ujar Karding.
Praktik pengawasan
Secara terpisah, Direktur Saksi TKN, Arif Wibowo, menjelaskan, saksi pileg dan pilpres secara otomatis mengawal proses pencoblosan sampai penghitungan suara di setiap TPS tuntas. Mereka tidak bekerja sendiri karena ada dukungan dari regu penggerak pemilih. Regu ini merupakan kader, simpatisan partai, serta relawan.
Regu ini mendapat tugas ganda, yaitu mengajak masyarakat untuk tidak golput serta memilih Jokowi-Amin dan mengawasi adanya kemungkinan kecurangan di TPS.
Mendukung kerja lapangan saksi dan regu penggerak pemilih, Badan Saksi Pemilu Nasional mengoperasikan sistem berbasis teknologi dan informasi. Sistem tersebut terdiri dari deteksi dini manipulasi serta kecurangan pemilu dan hasil rekapitulasi suara secara lengkap.
Saksi bertugas mengirimkan salinan formulir C1 atau catatan hasil penghitungan secara digital ke sistem operasi tersebut. Kemudian petugas akan mendeteksi yang terjadi di lapangan berdasarkan C1. Contohnya, jumlah pemilih sesuai dengan daftar pemilih, jumlah suara cadangan, dan lainnya.