MANCHESTER, KAMIS — Pertarungan epik mewarnai leg kedua perempat final Liga Champions di antara dua wakil Inggris, Manchester City dan Tottenham Hotspur. Dalam drama tujuh gol, skuad City sempat tersenyum saat tiga menit jelang laga usai. Namun, pasukan Spurs dengan bantuan video asisten wasit atau VAR merampas senyum itu di akhir laga.
Stadion Etihad, kandang City, menjadi saksi sejarah Son Heung-min dan rekan-rekan. Pasukan ”Si Lili Putih”, julukan Spurs, lolos ke semifinal setelah laga sengit, kalah 3-4 dari City pada Kamis (18/4/2019) dini hari WIB. Meski kalah, mereka lolos berkat keunggulan gol tandang karena menang 1-0 pada leg pertama.
Kelolosan itu mengakhiri penantian panjang skuad asuhan Mauricio Pochettino selama 57 tahun. Ini merupakan kedua kalinya Spurs berhasil masuk empat besar setelah terakhir kali kalah di semifinal dari Benfica pada 1961/1962. Penantian ke semifinal lebih dari setengah abad itu merupakan yang terlama dari tim Eropa lain.
”Hal terpenting saat ini adalah kami berada di semifinal. Kami layak. Pemain saya adalah pahlawan setelah lolos dan membuat sejarah baru. Saya sangat bahagia dan bangga kepada mereka,” kata Pochettino yang melompat-lompat kesenangan setelah laga berakhir.
Pertarungan tim papan atas Liga Primer Inggris ini tidak bisa diprediksi hingga akhir laga. Tiga menit sebelum laga usai, tiket lolos berada di tangan City setelah Raheem Sterling menceploskan bola ke gawang Spurs, memanfaatkan umpan datar Sergio Aguero.
Setelah gol itu, Sterling dan rekan-rekan berlari liar ke sudut lapangan untuk selebrasi. Namun, beberapa saat kemudian, wasit Cuneyt Cakir menunda gol tersebut untuk memeriksa VAR. Wasit memutuskan menganulir gol seusai melihat Aguero sudah berada dalam posisi off-side sebelum mengirimkan umpan.
Tiga menit setelah pesta kecil City yang dibatalkan, giliran Spurs merayakan kemenangan sebenarnya. Pemain dan tim pelatih Spurs tumpah di lapangan Stadion Etihad. Mereka berpelukan.
”Ini adalah pertandingan yang gila. Saya tidak pernah terpikir bisa berada di momen seperti ini. Rekan-rekan saya menunjukkan karakternya. Kami berjuang dengan sangat sangat keras untuk lolos ke semifinal,” kata Son yang mencetak dua gol dalam laga itu.
Drama sudah terjadi pada menit-menit awal pertandingan. City dan Spurs saling berbalas gol dalam 11 menit pertama. Gol pembuka Sterling dibalas dua gol dari Son. Kemudian, laga imbang kembali, 2-2, melalui sepakan Bernardo Silva.
City yang membutuhkan dua gol untuk lolos sempat berada di atas angin. Gol Sterling dan Aguero membuat tim tuan rumah unggul 4-2 pada pertengahan babak kedua. Namun, Si Lili Putih kembali membalas melalui Fernando Llorente yang memanfaatkan tendangan sudut.
Di semifinal, Spurs akan bertarung dengan kuda hitam Ajax Amsterdam. Ajax merupakan salah satu kejutan terbesar di Liga Champions musim ini. Dalam perjalanan menuju semifinal, mereka menumbangkan Juventus dan Real Madrid.
Spurs di luar dugaan mampu memulangkan City yang digadang-gadang sebagai tim terbaik di Eropa. Sementara itu, Son dan rekan-rekan juga menyudahi mimpi skuad asuhan Josep Guardiola itu untuk meraih quadruple atau empat gelar musim ini.
”Kami gagal mengeksekusi penalti di leg pertama. Kami juga banyak membuat peluang melawan mereka. Namun, kami membuat kesalahan pada dua gol pertama. Kami terus mencoba hingga akhir, tetapi hasilnya bukan yang terbaik,” tutur Guardiola.
Guardiola, peraih dua gelar Liga Champions bersama Barcelona, belum mampu menunjukkan pengalaman di Eropa bersama City. Sejak melatih pada 2015, Guardiola tidak pernah lolos dari perempat final dalam tiga musim. Musim lalu, mereka terhenti di perempat final akibat kalah dari tim Inggris lain, Liverpool. (REUTERS/UEFA.COM)