Amerika Serikat tetap mengupayakan sanksi sebagai alat pemaksa agar Korea Utara mau menghentikan program nuklir.
MOSKWA, RABU— Amerika Serikat terus mencari jalan untuk denuklirisasi Semenanjung Korea. Kali ini upaya itu akan melibatkan Rusia.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan, Utusan Khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun akan menyambangi Moskwa pekan ini. Biegun akan membahas denuklirisasi Korea Utara. Di Moskwa, Biegun dijadwalkan bertemu sejumlah pejabat Rusia pada Rabu (17/4/2019) dan Kamis ini. ”Untuk membahas denuklirisasi total Korea Selatan,” demikian pernyataan Kemlu AS.
AS mencoba berbagai cara untuk memaksa Korut menghentikan program nuklir dan menghancurkan cadangan persenjataan nuklirnya. Washington mencoba dua kali dialog, tetapi berujung kegagalan. Terakhir kali diupayakan di Hanoi, Vietnam.
Kantor berita Rusia, RIA, mengumumkan, pemimpin Korut Kim Jong Un akan melawat ke Rusia pada musim semi atau musim panas ini. Kim dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pekan lalu, Kim menyatakan bahwa kegagalan dialog di Hanoi meningkatkan risiko ketegangan terjadi lagi. Ia menegaskan hanya akan kembali bertemu Presiden AS Donald Trump apabila AS bersikap benar. Ia memberi tenggat hingga akhir tahun kepada AS untuk membawa penawaran yang bisa diterima Korut.
Kim menyalahkan AS atas kegagalan dua dialog dengan Trump. AS dinilai hanya mau mengajukan tuntutan sepihak. Ia menyatakan, perekonomian Korut akan bertahan meski ada sanksi berat oleh AS. Ia juga tidak akan memaksakan pertemuan lagi demi pencabutan sanksi.
Sementara Trump dan Menlu AS Mike Pompeo bersikeras sanksi hanya akan dicabut apabila Korut menghentikan total program nuklirnya. AS menggunakan sanksi untuk memaksakan tuntutan itu.
Peringatkan Seoul
Kim juga menegur Korea Selatan agar tidak melangkahi kewenangan sebagai penengah. Ia mengajak Seoul tetap fokus menjadi sesama Korea dan mengupayakan kepentingan bangsa Korea.
Korut meminta Korsel menjauh dari AS dan mendorong kerja sama ekonomi sesama Korea. Kerja sama itu kini tertunda gara-gara sanksi AS yang melarang pihak mana pun berkongsi dengan Korut.
Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan siap menghadiri pertemuan keempat dengan Kim. ”Kapan pun Korea Utara siap, kami berharap Korsel dan Korut bisa duduk bersama lalu menggelar diskusi kuat dan dapat diterapkan tentang cara mencapai kemajuan melebihi capaian dua pertemuan antara AS dan Korea Utara,” ujarnya.
Moon mengatakan, mencegah dialog AS-Korut gagal adalah prioritas utama Seoul. Ia diduga akan segera mengumumkan rencana mengirim utusan khusus ke Pyongyang demi menyelamatkan peluang dialog. Kim-Moon terakhir kali bertemu pada September 2018. Kala itu, mereka setuju mengaktifkan lagi kawasan industri Kaesong yang digarap bersama Seoul-Pyongyang.