Garis Tipis antara Gagal dan Bahagia
Sebagian rumah sakit jiwa memberi kebahagiaan kepada pasiennya dalam Pemilihan Umum 2019. Keberadaannya bisa jadi harapan menyembuhkan jiwa yang sepi akibat pesta demokrasi.
Tingkah polah S (19) berhasil menghidupkan suasana di tempat pemungutan suara 108 Rumah Sakit Jiwa Daerah dr Arif Zainudin, Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/4/2019). Ia begitu bahagia setelah sukses memasukkan lima surat suara ke kotak yang sudah disediakan. Sembari bertepuk tangan, S lantas memamerkan ujung kelingkingnya yang berlumur tinta ungu.
”Senang. Ikut pemilu itu keren daripada golput. Keren itu, ya, nyoblos,” katanya, mengomentari keikutsertaannya dalam pemilu kali ini.
S seperti sudah lama menyiapkan diri. Datang bersama perawat RSJ, ia tak membutuhkan waktu lama mencoblos, kurang dari empat menit. Ia mengatakan punya mimpi besar untuk bangsa ini lewat jagoan pilihannya.
”Semoga Indonesia tetap damai. Kita satu bangsa, satu bahasa,” ujarnya. Kebahagiaan serupa bukan milik S saja. Di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat, Malang, raut gembira H (sekitar 30 tahun), muncul saat petugas TPS keliling datang. Bersama 21 orang lain, dia sudah tak sabar menggunakan hak pilihnya.
”Bahagia,” kata H setelah menuntaskan coblosannya dalam waktu kurang dari empat menit. Dukungan petugas TPS ikut memuluskan langkahnya.
Akan tetapi, tidak semua petugas langsung terbiasa. Di Yogyakarta, misalnya, Ketua Panitia Pemungutan Suara Desa Pakembinangun Kelik Dwi Yudantoro sempat canggung saat berinterkasi dengan pasien RSJ Ghrasia, Sleman.
”Namun, pihak RSJ sangat kooperatif mendampingi pasien. Jadi, kami lebih nyaman menyelenggarakan pemungutan suara,” katanya.
Dinamika keikutsertaan pasien RSJ ini jelas penuh warna. Semuanya direstui dan dilindungi peraturan negara. Namun, tak sembarangan pasien RSJ bisa ikut memilih. Berdasarkan Pasal 4 Ayat 1 dan 2 Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Dalam Negeri dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum, mereka bisa memilih dengan observasi ketat.
Inspirasi
Pelaksana Tugas Direktur RSJ Daerah dr Arif Zainudin Agustini Christiawati mengatakan, kini ada 190 pasien rawat inap. Setelah diperiksa psikiater dan dokter penanggung jawab, 77 pasien berhak memilih.
Psikiater di RSJD dr Arif Zainuddin Maria Rini Indriarti mengatakan, proses di balik penentuan pasien yang berhak memilih tidak sederhana. Mereka adalah pasien yang kondisinya telah stabil. Pasien menjalani wawancara dengan rentang nilai jawaban 0-6.
”Pasien dinyatakan bisa memilih jika mendapat nilai minimal 4. Rata-rata pasien yang memilih di sini nilainya 5-6,” katanya. Kepala Subbagian Hukum Organisasi dan Hubungan Masyarakat RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Ribut Supriatin mengatakan, ada beberapa prosedur yang harus dilalui agar pasien dinyatakan bisa menjadi pemilih.
Salah satunya pemeriksaan mental sesuai standar profesi dan panduan etikolegal Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.
Dengan pengawasan ketat itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama RSJ Jabar Riza Putra menjamin pencoblosan berjalan lancar. Untuk memastikannya, jauh-jauh hari, ia sudah berkoordinasi dengan KPU setempat mengenai tata cara dan kelayakan pasien RSJ ikut serta dalam pemilu kali ini. Di RSJ Jabar, misalnya, dari 124 pasien, hanya 3 orang yang boleh mencoblos.
Penilaian Riza tidak keliru. Ketiga orang yang berhak memilih itu mulus mengikuti tata cara pemilihan. EN (50), MH (61), dan IJK (56) sudah paham mencoblos dan memasukkan ke kotak suara sendiri.
Dalam senyap mereka memberikan teladan. Tak mudah mendapatkan kesempatan mencoblos. Saat itu terjadi, semuanya jadi pencapaian besar dalam kehidupan mereka.
Sekitar pukul 12.30, pencoblosan di RSJ Jabar rampung. Para pemilihnya kembali masuk ruang perawatan. Pintu-pintu besar RSJ kembali ditutup memberi ketenangan kepada penghuninya.
Caleg kalah
Akan tetapi, bisa jadi, pintu-pintu bakal terbuka lagi dalam waktu dekat. RSJ Jabar menyediakan ruang perawatan bagi calon anggota legislatif (caleg) yang berpotensi stres karena kalah pemilu kali ini.
Ada beberapa tempat yang disediakan. Tarifnya bervariasi, mulai dari Rp 75.000-Rp 150.000 per hari. ”Tahun 2017, ada anggota parpol yang dirawat di sini,” katanya. Tahun itu tengah marak pilkada serentak di beberapa daerah di Indonesia.
RSJ Daerah dr Arif Zainudin juga menyediakan fasilitas sama. Total ada 297 tempat tidur yang disediakan. Kamar VVIP adalah yang ternyaman. Ukurannya 5 meter x 4 meter dilengkapi pendingin udara, televisi layar datar, hingga kloset duduk. ”Namun, tetap saja, semoga tidak ada yang masuk sini,” kata Agustini.
Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Ika Nur Farida mengatakan siap menampung pasien baru. Namun, sebelum itu terjadi, pihaknya menyediakan klinik konseling bagi para caleg agar tidak stres jika gagal dalam pemilu kali ini.
Di RSJ, kegagalan dan keberhasilan sering kali dipisahkan garis tipis. Butuh hati kuat menjalani hidup selanjutnya dengan bahagia. (RWN/SEM/WER/NCA)