JAKARTA, KOMPAS — Untuk meningkatkan efektivitas program pemerataan pembangunan ekonomi, pemerintah perlu memadukan tol darat dan tol laut. Kedua sistem tersebut akan saling mengisi dan mendukung sehingga akan lebih banyak barang yang bisa didistribusikan.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, tol laut tidak bisa dilepaskan dari keberadaan jalur angkutan darat. Tol darat, kata Kyatmaja, tidak hanya berupa jalan tol, tetapi akses jalan yang baik. Dengan demikian, distribusi barang ke pelosok daerah akan lebih mudah dan cepat.
”Akses jalan darat yang baik ini terutama jalan menuju pelabuhan. Bahkan, di Jawa, tidak semua pelabuhan terkoneksi dengan jalan tol. Dengan akses jalan yang baik, produsen atau pelaku usaha di pelosok bisa membawa produknya ke pelabuhan,” kata Kyatmaja di Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Menurut dia, Jawa yang sudah terhubung dengan jalan tol, kluster-kluster ekonomi baru di sekitar jalan tol harus didorong untuk tumbuh. Sebab, kluster-kluster baru itu akan menciptakan pola rantai logistik yang lebih efisien. Meskipun, untuk menumbuhkan kluster-kluster baru itu perlu waktu yang tidak sebentar.
”Dengan begitu, kendaraan logistik yang digunakan tidak harus kendaraan besar, tetapi bisa menggunakan kendaraan pengumpul yang ukurannya lebih kecil. Truk-truk ini akan mendistribusikan barang lewat pergudangan,” ujarnya.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Handoko menyampaikan, Kemenhub, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, mendukung pelaksanaan program tol laut untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
”Kemenhub menambah layanan tol laut. Saat ini kami telah menyelenggarakan angkutan ternak ataupun angkutan barang dari berbagai pelosok di Tanah Air,” kata Wisnu.
Wisnu menambahkan, pihaknya optimistis terhadap keberadaan tol laut yang meningkat dan membaik. Hal ini diperlukan untuk menurunkan disparitas harga barang di wilayah Indonesia bagian barat dengan bagian timur.
Direktur Usaha Angkutan Kargo dan Tol Laut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Hary Budiarto mengatakan, angkutan tol laut mengurangi disparitas harga secara langsung. ”Selama ini harga yang diterima masyarakat kepulauan adalah harga dari kota-kota besar atau tidak langsung, sekarang justru bisa langsung,” ujar Hary.
Dia berharap, program tol bisa berjalan tanpa mengurangi anggaran yang disediakan pemerintah. Saat ini tol laut juga sudah mulai mengangkut kontainer karena kontainer sudah diizinkan masuk ke daerah kepulauan. Pengangkutan dengan kontainer dinilai lebih baik dan memudahkan.
Pengajar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Saut Gurning, mengatakan, selama ini tol laut sudah banyak berperan dalam menurunkan disparitas harga. Namun, keberadaan tol laut masih perlu dioptimalkan.
”Kondisinya, tol laut tidak selalu kelihatan. Padahal keberadaannya sangat berperan mengurangi disparitas harga secara langsung,” ujarnya. (ARN)