JAKARTA, KOMPAS — Setelah menyambung Tol Trans-Jawa, pemerintah menyiapkan ruas-ruas tol lain di Jawa. Salah satu ruas yang akan dimulai pembangunannya pada pertengahan tahun ini adalah tol Semarang-Demak di Jawa Tengah.
Konstruksi Tol Semarang-Demak sepanjang 27 kilometer (km) itu sebagian akan berfungsi sebagai tanggul laut. Tanggul laut ini untuk mengatasi banjir rob dan penurunan muka tanah di Semarang bagian utara, khususnya kawasan Kaligawe hingga Sayung, Demak. Nilai investasi Tol Semarang-Demak sekitar Rp 15,3 triliun dengan masa pembangunan 2 tahun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Rabu (17/4/2019), di Jakarta, mengatakan, ruas Tol Semarang-Demak masih dalam proses lelang pemerintah.
”Harapan kami, pada akhir April bisa diumumkan pemenang lelangnya. Kalau penetapan pemenang April, untuk proses berikutnya, seperti pembuatan berita acara dan lain-lain, perlu waktu 2 bulan. Berarti sekitar Juni tanda tangan kontrak (perjanjian pengusahaan jalan tol),” katanya.
Selain ruas Semarang-Demak, lanjut Danang, BPJT juga sedang menyiapkan ruas tol lain agar dapat dilelang tahun ini, yakni Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo. Trase untuk ruas Bawen-Yogyakarta sedang dalam finalisasi, baik untuk trase tol di Provinsi Jateng maupun DI Yogyakarta.
Sementara itu, ruas Tol Solo-Yogyakarta dalam tahap persiapan dokumen prakarsa oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Untuk ruas tersebut, pemerintah Provinsi Jateng sudah menetapkan trasenya, sedangkan DI Yogyakarta masih membahasnya.
”Prosesnya sampai sekarang adalah finalisasi trase. Diharapkan, lelang bisa dilakukan tahun ini. Biasanya dalam 2 tahun, yakni setahun untuk pengadaan lahan dan setahun kemudian konstruksi,” ujar Danang.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani menyampaikan, saat ini pihaknya siap mengoperasikan ruas Tol Pandaan-Malang seksi I-III sepanjang 30 km.
Tahun ini Jasa Marga masih menuntaskan proyek-proyek tol yang masih dalam tahap konstruksi, yakni rangkaian Tol Lingkar Luar Jakarta II, mulai dari Cengkareng sampai Cinere, serta tol Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, dan Jakarta-Cikampek Layang.
Jasa Marga, kata Desi, juga menyiapkan agar Tol Trans-Jawa siap dilewati untuk mudik. Sebab, kajian Kementerian Perhubungan menyatakan, jalan tol menjadi favorit masyarakat untuk mudik mendatang.
Jalan tol menjadi favorit masyarakat untuk mudik mendatang.
”Kami periksa lalu lintasnya selama 3 bulan lalu kami evaluasi agar tidak terjadi kemacetan di gerbang-gerbang tol, yakni Kali Kangkung, Banyumanik, Warugunung, dan Japanan,” ujar Desi.
Langkah yang kini sedang dikerjakan adalah memindahkan gerbang tol Cikarang Utama ke Cikampek. Alasannya, kapasitas GT Cikarang Utama telah banyak berkurang karena pembangunan proyek Tol Jakarta-Cikampek Layang dan proyek kereta cepat serta pengguna komuter Tol Jakarta-Cikampek sudah semakin jauh, yakni sampai ke Karawang.
Saat ini, konstruksi gerbang tol yang baru mencapai 50 persen. Akibat pemindahan tersebut, terjadi perubahan skema tarif, dari berbasis proporsional jarak menjadi tarif merata. Desi menyampaikan, soal tarif masih didiskusikan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (NAD)