JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendorong semua partai politik dan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk membuka data penghitungan suara real count. Hal ini sebagai bentuk transparansi dan kejujuran agar tidak membodohi masyarakat.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Jumat (19/4/2019), menilai, partai politik pengusung Prabowo-Sandi tidak bersikap konsisten terhadap hasil hitung cepat atau quick count.
Menurut dia, mereka percaya terhadap hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei untuk pemilu legislatif, tetapi tidak percaya dengan hasil pemilu presiden. Sejumlah lembaga survei yang kredibel, termasuk Litbang Kompas, menyatakan bahwa, berdasarkan hasil hitung cepat, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul atas Prabowo-Sandi.
Mereka percaya terhadap hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei untuk pemilu legislatif, tetapi tidak percaya dengan hasil pemilu presiden.
”Quick count ini merupakan suatu metode ilmiah. Ironisnya parpol dan pendukung Prabowo-Sandi bisa menerima hasil quick count untuk partai, tetapi tidak untuk hasil pilpres yang menyatakan Jokowi-Amin unggul atas Prabowo-Sandi,” ujarnya.
Selain itu, Hasto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin mendorong semua partai politik dan BPN Prabowo-Sandiaga untuk membuka data real count ke publik. Hal ini sebagai bentuk transparansi dan kejujuran agar tidak membodohi masyarakat, menyusul klaim kemenangan yang dilakukan Prabowo.
Sebelumnya, Prabowo telah mengklaim kemenangan dari Jokowi-Amin berdasarkan hasil real count yang dilakukan tim suksesnya. Dari data real count yang masuk dari sekitar 40 persen TPS, Prabowo mengklaim telah unggul 62 persen suara.
Hasto menjelaskan, PDI-P juga siap membuka data real count ke publik dan beradu dengan data real count dari BPN Prabowo-Sandi. Data real count yang dikumpulkan PDI-P, kata Hasto, merupakan data asli yang berbasis pada hasil pemilu yang tertuang dalam C1 Plano di setiap kecamatan.
Saat ini, data real count yang dihimpun Badan Saksi Pemilu Nasional Pusat PDI-P tersebut baru mencapai 7,22 persen atau sekitar 80.000 TPS. Dari 7,22 persen suara yang masuk, PDI-P mencatat Jokowi-Amin meraih 63 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37 persen.
”Meski memiliki data real count, kami tetap menunggu hasil resmi dari KPU karena kami percaya rekapitulasi dari KPU. Seluruh partai politik yang telah menandatangani deklarasi damai juga seharusnya menerima hasil pemilu. Bagi yang tidak puas, dapat mengajukan gugatannya ke Mahkamah Konstitusi,” kata Hasto.
Sementara itu, anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi, Fadli Zon, menyatakan, data real count dari tim Prabowo-Sandi juga berbasis pada hasil dari foto C1 Plano. BPN juga akan menyampaikan data real count tersebut secara berkala.
Saat ini, lanjut Fadli, pihaknya juga terus menyerukan agar para pendukung Prabowo-Sandi tetap fokus mengawal rekapitulasi C1 Plano dari tingkat kecamatan hingga pusat.