Sejak Rabu malam hingga muncul ke publik satu hari setelah hari pemungutan suara Pemilihan Umum Presiden 2019, ada yang berbeda dari penampilan calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno. Selama tujuh bulan masa kampanye, Sandi identik dengan setelan kemeja berwarna biru muda atau baju koko putih, tetapi ketika mendeklarasikan kemenangan bersama Prabowo Subianto, Kamis (18/4/2019) petang, Sandiaga justru terlihat lebih kasual.
Sandi memilih memakai kaus polo lengan pendek berwarna biru tua. Di sisi dada kanan kaus polo itu tertulis ”Pride”, sedangkan di sisi dada kanan terdapat tulisan angka ”910”. Tidak ada logo atau lambang dari pasangan Prabowo-Sandi atau koalisi Indonesia Adil Makmur.
Memang, pakaian kasual juga sering digunakan Sandi ketika bertemu rakyat di seluruh Tanah Air selama masa kampanye. Sandi pernah menggunakan hoodie berwarna abu-abu yang di bagian depan terdapat gambar burung garuda lengkap dengan tulisan ”Prabowo Subianto-Sandiaga Uno: Indonesia Adil Makmur”. Sandi juga pernah memakai kaus polo biru tua ketika mengunjungi Bandar Lampung, pekan lalu. Kaus polo itu juga dilengkapi logo dari inisial namanya ”SU” dan angka ”02”.
Ketika dideklarasikan sebagai pasangan Prabowo, 8 Agustus 2018, di rumah Prabowo di kawasan Kertanegara, Jakarta Selatan, Sandi menggunakan kemeja biru muda. Selanjutnya, kostum itu seakan menjadi outfit khas Sandi.
Ketika ditanya tentang pilihan kemeja biru, Sandi mengungkapkan, cara berpakaian itu merupakan saran dari desainer yang juga putra Prabowo, Didit Hediprasetyo. Menurut penilaian Didit, ujar Sandi dalam suatu kesempatan, padanan kemeja biru muda dan celana cokelat terlihat serasi dan menyejukkan. Kemeja biru, lanjut Sandi, juga menyimbolkan kaum blue collar worker (pekerja kerah biru) atau kaum buruh.
Kemeja biru juga menyimbolkan kaum blue collar worker (pekerja kerah biru) atau kaum buruh.
Sementara itu, ketika mendampingi Prabowo mendeklarasikan klaim kemenangan pada Pemilu 2019, Sandi menggunakan kaus polo biru tua. Logo ”910” pada kaus yang digunakan Sandi merupakan merek produsen sepatu lari lokal yang biasa dikenakan Sandi, terutama dalam sejumlah lomba lari di dalam negeri.
Kaus polo itu juga yang digunakan Sandi ketika meninggalkan kediaman Prabowo, Rabu malam. Kala itu, Sandi tidak mendampingi Prabowo ketika dua kali berpidato kepada awak media dan para pendukungnya untuk mengklaim kemenangan pada Pemilu 2019.
Adapun produk 910-Nineten berfokus pada pembuatan sepatu dan apparel olahraga lari. Produk itu memiliki pusat penjualan di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten. Pada debat perdana Pilkada DKI 2017, Sandi sempat pula memperkenalkan salah satu produk sepatu 910-Nineten kepada publik.
Produk sepatu itu diklaim merupakan salah satu produk dari program OK-OCE (One Kecamata, One Center of Entrepreneurship). Tahun lalu, 910-Nineten mengeluarkan seri produk khusus atau signature bagi Sandi yang dinamakan ”SandiUno”.
Sepatu khusus itu berwarna dasar hitam dengan alas berwarna putih. Terakhir, Kompas menyaksikan Sandi menggunakan sepatu itu ketika menemui Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Kembali ke soal gaya berbusana. Secara umum, politik tidak memiliki satu panduan berbusana khusus. Pada era media sosial saat ini, apa yang dikenakan tokoh publik tertentu menjadi citra tersendiri bagi khalayak umum.
Menurut AJ Agrawal, dalam artikel di Forbes berjudul ”How Politicians Market Themselves Based on What They Wear”, Mei 2016, perbedaan gaya berpakaian akan menunjukkan perbedaan cara para tokoh politik untuk memasarkan diri mereka.
”Menggunakan pakaian kasual atau smart casual menolong kandidat politik memperlihatkan keinginan untuk lebih mendengarkan,” kata Agrawal.
Menggunakan pakaian kasual atau smart casual menolong kandidat politik memperlihatkan keinginan untuk lebih mendengarkan.
Dalam artikel berjudul ”When Politics Became a Fashion Statement” yang dimuat di The New York Times, Desember 2016, Vanessa Friedman menulis, ”Dalam dunia yang hiruk-pikuk dan bising, jalur komunikasi pertama ialah tampak visual, pakaian adalah bahasa kita untuk berbagi. Kita bisa membaca (pesan) dari apa yang kita lihat.”
Terkait dengan perubahan gaya berbusana Sandi, juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mengatakan, kaus polo itu bukan pakaian yang asing digunakan Sandi sebab dalam beberapa kesempatan kampanye, Sandi memilih gaya berbusana santai. Di sisi lain, tambahnya, Sandi juga tengah tidak fit sehingga lebih memilih menggunakan pakaian kasual itu.
Jadi, adakah makna tersembunyi di balik perubahan gaya busana yang dipilih Sandi? Rasanya hanya dia yang dapat menjawab….