Djokovic Takluk Lagi
Langkah Novak Djokovic di awal musim lapangan tanah liat tidak mulus. Ini jadi alarm bagi petenis Serbia yang mengincar gelar juara di Grand Slam Perancis Terbuka itu.
MONTE CARLO, JUMAT - Kesiapan petenis putra nomor satu dunia, Novak Djokovic, untuk meraih gelar empat Grand Slam beruntun diragukan. Djokovic tersingkir pada perempat final ATP Monter Carlo Masters 1000, salah satu turnamen pemanasan menuju puncak persaingan di tanah liat, Perancis Terbuka.
Djokovic kalah dari petenis peringkat ke-14 dunia, Daniil Medvedev, 3-6, 6-4, 2-6, pada pertandingan di Monte Carlo Country Club, Jumat (19/4/2019). Kekalahan tersebut menambah hasil buruk Djokovic pada tiga turnamen terakhir, setelah menjuarai Australia terbuka.
Tiga turnamen tersebut berkategori ATP Masters 1000, turnamen berlevel tertinggi di bawah tanggung jawab Asosiasi Tenis Profesional (ATP). Sebelum tersingkir pada perempat final Monte Carlo Masters, Djokovic gagal pada babak kedua Indian Wells Masters dan babak ketiga Miami Masters pada Maret.
Melawan petenis yang selalu dikalahkannya dalam tiga pertemuan di lapangan berkarakter cepat, yaitu lapangan keras dan rumput, kali ini Djokovic kesulitan melawan petenis Rusia berusia 23 tahun itu. Olah kakinya tak begitu lincah untuk mengejar bola sambil meluncur.
Bermain di lapangan tanah liat membuat petenis harus bisa menentukan waktu yang tepat untuk meluncur lalu memukul bola, bukan memukul bola lalu meluncur. Ditambah dengan pantulan bola yang lebih lambat dan tinggi dari turnamen lain, Monte Carlo dinilai sebagai turnamen tanah liat tersulit.
Kesulitan yang dialami Djokovic diperlihatkan melalui statistik unforced errors yang dibuatnya. Dia membuat 47 unforced errors, lebih dari dua kali lipat yang dibuat Medvedev, yaitu 21..
Sebelum dikalahkan Medvedev, Djokovic juga dipersulit petenis Jerman, Philip Kohlschreiber, pada babak kedua. Dia dipaksa bermain tiga set, meski masih bisa memenangi pertandingan, 6-3, 4-6, 6-4. Dalam laga itu, Djokovic melampiaskan rasa frustasinya dengan memukulkan raket ke lapangan hingga patah.
Setelah Monte Carlo, Djokovic masih memiliki kesempatan bersiap untuk Roland Garros dengan mengikuti turnamen Madrid dan Roma Masters pada Mei. Namun, jika rasa percaya dirinya tak bangkit, dia akan kesulitan untuk bersaing dengan petenis lain, seperti Rafael Nadal, Roger Federer, dan petenis-petenis muda. Djokovic pun akan kehilangan peluang menjuarai empat Grand Slam secara beruntun setelah menjuarai Wimbledon dan AS Terbuka 2018 serta Australia Terbuka 2019.
Nadal, yang tengah mengejar gelar ke-12 di Monte Carlo, tampil juga pada perempat final, Jumat malam waktu Indonesia. Nadal berhadapan dengan petenis Argentina, Guido Pella, yang pernah dikalahkannya dalam dua pertemuan lain. Pemenang dari pertandingan tersebut akan melawan Borna Coric atau Fabio Fognini pada semifinal.
Nadal berharap, baik di Monte Carlo maupun di turnamen tanah liat lainnya, dia bisa bersaing dengan petenis-petenis yang selama ini menjadi pesaingnya, seperti Djokovic dan Federer. Federer, yang akan bermain kembali di tanah liat setelah absen tiga tahun, tak tampil di Monte Carlo. Namun, dia dijadwalkan bertanding di Madrid dan Perancis Terbuka.
Nadal juga mewaspadai munculnya petenis-petenis muda berusia 21 tahun ke bawah, seperti Stefanos Tsitsipas, Felix Auger-Aliassime, dan Denis Shapovalov.
“Saya berharap bisa menjadi salah satu dari para juara karena persaingan saat ini sangat berat. Banyak pemain muda bermain bagus di tanah liat,” kata Nadal dalam laman resmi ATP.
Dijagokan mendominasi lagi tanah liat, seperti julukannya “Raja Lapangan Tanah Liat”, Nadal tak ingin berpikir terlalu jauh tentang gelar juara. “Saya hanya ingin berpikir hari per hari. Impian saya adalah bisa tetap bermain tenis dan menikmati kompetisi. Saya tak berpikir tentang juara dengan mengalahkan Novak di AS Terbuka atau mengalahkan Roger pada final Wimbledon. Mimpi saya sekarang adalah memenangi laga berikutnya di Monte Carlo,” tuturnya.
Thiem dan Zverev Tersingkir
Menjadi petenis yang paling difavoritkan menyaingi Nadal di lapangan tanah liat, Dominic Thiem belum menemukan penampilan terbaiknya. Finalis Perancis Terbuka 2018 ini tersingkir pada babak ketiga, kalah dari petenis Serbia peringkat ke-48 dunia, Dusan Lajovic, 3-6, 3-6.
Kekalahan itu menghentikan prestasi petenis Austria tersebut yang selalu lolos ke perempat final atau lebih baik dalam lima dari tujuh Masters 1000 di tanah liat.
Tampil pada turnamen tanah liat pertamanya pada 2019, Thiem membawa bekal delapan gelar juara di tanah liat dari total 12 gelar. Di antara petenis yang aktif, Thiem menempati peringkat keempat petenis dengan persentase kemenangan tertinggi di lapangan berkarakter lambat itu.
Data dari laman resmi ATP memperlihatkan, Thiem memiliki 74,2 persen kemenangan di tanah liat untuk sepanjang kariernya. Dia kalah dari Nadal di posisi teratas (92 persen), Djokovic (79,3), dan Federer (75,9).
Thiem juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi setelah sebulan lalu meraih prestasi tertingginya dengan menjuarai Indian Wells Masters. Itu menjadi gelar juara pertamanya dari turnamen berlevel ATP Masters 1000 setelah menanti selama delapan tahun menjadi petenis profesional. Namun, di Monte Carlo, Thiem belum menunjukkan sebagai kandidat kuat juara Perancis Terbuka.
Kekalahan juga dialami Alexander Zverev, pada babak ketiga, yang berhadapan dengan petenis senior Fabio Fognini. Zverev, yang menjadi unggulan ketiga, kalah, 6-7 (6), 1-6. Persiapan Zverev menuju Perancis Terbuka tak berjalan mulus setelah pada pekan sebelumnya tersingkir pada babak kedua di Maroko. Padahal, petenis Jerman berusia 21 tahun itu pernah menjuarai Masters 1000 tanah liat, yaitu di Madrid 2018 dan Roma 2017.