Ketika Khotbah Uskup Mandagi Mengutip Cendekiawan Muslim
Pada akhir khotbah dalam perayaan Jumat Agung di Katedral St Fransiskus Xaverius, Ambon, Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi MSC mengutip kata-kata dua tokoh, salah satunya cendekiawan Muslim, KH Salahuddin Wahid. Bukan kali ini saja mengutip cendekiawan Muslim dalam khotbahnya, Mandagi juga kerap mengutip ucapan pemikir Muslim lainnya, seperti Nurcholish Madjid, dalam perayaan agung Natal beberapa tahun silam.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Pada akhir khotbah dalam perayaan Jumat Agung di Katedral St Fransiskus Xaverius, Ambon, Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi MSC mengutip kata-kata dua tokoh, salah satunya cendekiawan Muslim, KH Salahuddin Wahid. Bukan kali ini saja mengutip cendekiawan Muslim dalam khotbahnya, Mandagi juga kerap mengutip ucapan pemikir Muslim lainnya, seperti Nurcholish Madjid, dalam perayaan agung Natal beberapa tahun silam.
”Saya mengutip kata-kata Salahudin Wahid, cendekiawan berdedikasi yang berikan Kompas tahun 2013. Katanya, kejujuran itu ada di atas segalanya. Kepandaian itu tidak ada artinya apabila tidak jujur,” ujar pemimpin semua umat Katolik di dua provinsi, yakni Maluku dan Maluku Utara, itu. Salahuddin Wahid merupakan salah satu tokoh bangsa yang kini menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Durasi khotbah kurang dari 10 menit itu disampaikan kepada lebih dari 1.000 umat Katolik yang penuh sesak di dalam katedral, termasuk bagian balkon. Mandagi menyampaikan khotbah dengan tema perihal kejujuran. Umat diajak bersikap jujur, terlebih jujur mulai dari diri sendiri, kepada keluarga, dan juga kepada masyarakat yang lebih luas.
Saya mengutip kata-kata Salahudin Wahid, cendekiawan berdedikasi yang berikan Kompas tahun 2013. Katanya, kejujuran itu ada di atas segalanya. Kepandaian itu tidak ada artinya apabila tidak jujur.
Ia mengajak umat untuk meneladani sikap jujur Yesus Kristus hingga wafat pada kayu salib, seperti diperingati dalam perayaan Jumat Agung, Jumat (19/4/2019) itu. Sebelum ditangkap, orang Yahudi datang mencari Yesus. Kepada orang-orang Yahudi itu, Yesus mengatakan, dialah orang yang dicari. ”Yesus dengan jujur mengatakan hal itu,” ujar Mandagi.
Mandagi mengkritik kondisi saat ini yang dipenuhi dengan ketidakjujuran. Ia menyayangkan, ketidakjujuran itu malah kerap keluar dari mulut tokoh-tokoh populer di negeri ini. Mereka berdusta, memfitnah, dan menyampaikan kabar-kabar bohong. Orang-orang seperti itu dianggap telah tumpul nuraninya. Akibatnya, banyak masyarakat termakan ketidakjujuran itu. Umat diminta tidak mudah percaya dengan kabar yang didengar.
Bagi dia, kejujuran akan membawa keharmonisan, sebaliknya ketidakjujuran akan mendatangkan perpecahan. Ia memberi contoh, dalam rumah tangga, suami atau istri harus saling terbuka. Sikap tidak jujur, seperti selingkuh, akan membawa kehancuran dalam rumah tangga. Begitu pula untuk kehidupan lebih luas lagi. Seorang pemimpin harus bersikap jujur kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Kembali pada kutipan Salahuddin Wahid, Mandagi sepertinya ingin mengajak umat Katolik untuk belajar kepada orang-orang bijak. Belajar kepada orang bijak tanpa harus melihat latar belakangnya. Tidak ada yang salah. Mandagi mengajak umat Katolik untuk selalu membuka diri bagi hal-hal yang baik. Di tengah negara yang beragam ini, umat Katolik jangan eksklusif.
Dalam beberapa khotbah dan pernyataan kepada media massa, Mandagi kerap membanggakan kesungguhan umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Ia bahkan mengajak umat Katolik untuk meneladani ketaatan berpuasa semacam itu. Berpuasa, berdoa, dan berbagi juga diajarkan dalam gereja Katolik.
Doakan negara
Pastor Paroki Katedral RD Patrisius Angwarmas mengajak umat Katolik agar ikut mendoakan ketenteraman dan keselamatan negara yang baru menggelar pemilihan umum. Semoga masyarakat, elite, dan para pemimpin di negara ini kembali bersatu untuk membangun negara. Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dan itu membutuhkan kerja sama dari semua pihak.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat yang dihubungi secara terpisah mengatakan, kondisi keamanan di Maluku terjaga mulai dari pemilihan umum hingga perayaan pekan suci bagi umat Kristiani. Roem mengimbau masyarakat agar tetap menjaga keamanan di Maluku, termasuk tidak terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang berpotensi mengganggu ketertiban masyarakat.