Mencegah Batu Ginjal
Suami saya berumur 38 tahun dan berbadan gemuk. Dua bulan yang lalu, tengah malam, dia mengalami nyeri pinggang hebat sehingga saya membawanya ke rumah sakit terdekat. Di unit gawat darurat dilakukan pemeriksaan. Ketika pinggang kanannya diketuk terasa nyeri bertambah.
Dokter melakukan pemeriksaan ultrasonografi dan menyatakan suami saya menderita batu ginjal. Nyeri yang timbul disebabkan oleh batu ginjal sedang menurun menuju saluran ureter. Menurut dokter, batu ginjal suami saya mungkin sudah lama karena bentuk ginjalnya sudah terpengaruh. Pemeriksaan laboratorium malam itu menunjukkan fungsi ginjal masih baik, tetapi banyak didapatkan sel darah pada urine.
Esok paginya, suami saya berkonsultasi kepada dokter spesialis urologi. Dilakukan pemeriksaan lanjutan. Menurut dokter, batu di ginjal suami saya perlu dibuang karena dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal kanannya. Untunglah, suami saya relatif dalam keadaan sehat. Jantung dan paru-paru baik. Dia juga tak menderita penyakit kencing manis atau darah tinggi.
Dokter menawarkan dua cara untuk membuang batu ginjal suami saya. Pertama dengan cara SWL (shock wave lithotripsy) atau cara kedua melalui operasi biasa. Suami saya memilih penghancuran batu melalui cara SWL.
Penghancuran batu berhasil dilakukan dan suami saya hanya dirawat satu hari, kemudian boleh berobat jalan. Dia harus banyak minum serta pecahan batu yang keluar melalui air seni diperiksa di laboratorium. Ternyata batu tersebut merupakan batu yang mengandung kalsium.
Suami saya mendapat diet yang mengandung kalsium sedang serta rendah garam. Menurut dokter, diet terbaru tak menganjurkan rendah kalsium karena kalsium dalam makanan terikat pada oksalat. Suami saya boleh mengonsumsi kalsium dari makanan secara biasa (sekitar 1.000 mg per hari), tetapi tidak boleh mengonsumsi kalsium tambahan dari tablet kalsium.
Suami saya juga mulai mengamalkan gaya hidup sehat. Dia mulai berolahraga serta menurunkan berat badan. Dia juga mengurangi konsumsi gula dan lemak. Pengalaman kolik batu ginjal merupakan pengalaman yang sulit dilupakan suami saya. Dia ingin kejadian tersebut tak terulang lagi.
Mohon penjelasan Dokter mengenai hal-hal yang menjadi faktor risiko terbentuknya batu ginjal serta cara mencegah batu ginjal. Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di S
Batu ginjal merupakan keadaan yang sering ditemukan di masyarakat. Sebagian penderita batu ginjal tak mengalami keluhan dan baru diketahui menderita batu ginjal setelah pemeriksaan foto ginjal atau USG ginjal. Nyeri akibat batu ginjal dapat merupakan nyeri yang hebat.
Nyeri biasanya hilang timbul (kolik) dan dapat dikurangi dengan obat penghilang nyeri. Nyeri yang hebat mungkin membutuhkan morfin sebagai penghilang nyeri. Timbulnya rasa nyeri disebabkan posisi batu. Batu yang terjebak di ruang sempit dan menghambat aliran urine akan menimbulkan rasa nyeri. Pada pemeriksaan ultrasonografi atau pencitraan ginjal, dokter dapat melihat pengaruh batu pada struktur ginjal.
Adakalanya posisi batu ginjal dapat menyebabkan hambatan aliran urine serta perubahan struktur dan fungsi ginjal. Pada keadaan ini, batu ginjal harus cepat dikeluarkan agar kerusakan ginjal tidak berlanjut.
Faktor yang mempermudah terbentuknya batu ginjal antara lain jenis kelamin laki-laki (risiko dua kali lipat dibandingkan perempuan), riwayat keluarga, usia pertengahan (usia 20 sampai 50 tahun), kurang minum, banyak mengonsumsi garam-protein hewani-gula, konsumsi suplemen kalsium, menderita diabetes, gemuk, gout, infeksi saluran kemih, kelainan struktur saluran kemih, serta fungsi kelenjar paratiroid yang berlebih. Sekitar 80 persen batu ginjal mengandung kalsium dan hanya 5-10 persen batu ginjal terdiri atas asam urat.
Gejala batu ginjal yang utama adalah nyeri. Bisanya nyeri di pinggang yang dapat menjalar ke bawah ke arah genital. Pada ginjal yang ada batunya, ketukan pada pinggang dapat menimbulkan rasa nyeri. Batu pada saluran kemih dapat menimbulkan perdarahan.
Perdarahan mungkin dapat terlihat dengan mata, tetapi dapat juga hanya sedikit perdarahan yang baru dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium urine. Batu saluran kemih juga dapat menimbulkan infeksi sehingga timbul gejala infeksi berupa demam. Pada infeksi saluran kemih, melalui pemeriksaan urine dapat dideteksi juga kuman penyebab infeksi sehingga pengobatan antibiotik yang diberikan dapat lebih tepat.
Di urine kita terdapat banyak mineral yang jika mengalami supersaturasi dapat membentuk batu saluran kemih. Minum yang banyak akan memungkinkan batu kecil yang berdiameter kurang dari 5 mm dapat keluar bersama air kemih.
Namun, jika ukurannya sudah mencapai 6-10 mm, makin sedikit yang dapat keluar. Meskipun batu besar, jika tak mengganggu, mungkin tak memerlukan tindakan.
Batu saluran kemih yang berukuran besar dan berpotensi mengganggu fungsi ginjal harus dikeluarkan. Dulu batu ginjal pada umumnya dikeluarkan dengan cara operasi, tetapi sekarang tersedia berbagai cara lain yang tidak terlalu invasif.
Salah satu cara yang sudah populer di masyarakat adalah dengan memecah batu ginjal dengan SWL. SWL sudah tersedia di banyak kota di Indonesia. Jika batu belum dapat dipecah dengan satu kali pemecahan, dapat dilakukan tindakan ulang.
Cara lain untuk mengeluarkan batu adalah dengan ureteroscopy (URS). Tindakan ini dilakukan untuk mengeluarkan batu kecil sampai menengah. Pengeluaran batu dilakukan dengan memasukkan fiberskop melalui uretra terus ke kandung kemih dan terus ke ureter. Batu yang ada di ureter akan dikeluarkan baik secara langsung maupun dipecah terlebih dahulu.
Untuk batu yang besar biasanya digunakan percutaneous ureteroscope (PURS). Cara ini juga menggunakan fiberskop, tetapi melalui kulit diarahkan ke pelvis ginjal. Dari sini, batu diambil atau dipecahkan terlebih dahulu. Dokter dapat membuat nefrostomi sampai terjadi penyembuhan luka. Pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit beberapa hari.
Jadi, sekarang tersedia berbagai cara untuk mengeluarkan batu yang dapat digunakan sesuai lokasi serta besar batu tersebut. Akan tetapi, yang penting tentulah pencegahan agar tidak menderita batu ginjal.
Kekerapan batu ginjal di negeri kita cukup tinggi. Di Amerika Serikat terjadi peningkatan kekerapan batu ginjal yang pada tahun 1970 sebesar 3,2 persen menjadi 5,2 persen pada tahun 1990-an.
Sekarang, sekitar 3 juta orang di Amerika berkonsultasi kepada dokter untuk masalah batu ginjal, termasuk sekitar 500.000 orang yang harus berkunjung ke ruang gawat darurat karena gejala batu ginjal ini.
Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah batu ginjal? Pertama, tentulah mengamalkan gaya hidup sehat pada umumnya. Selain itu, minum harus cukup, sekitar 10 gelas (2,5-3 liter) sehari.
Mereka yang telah mengalami batu ginjal perlu mengetahui susunan batu ginjal agar batu ginjal tak terbentuk kembali. Diet yang baik dapat mengurangi risiko batu ginjal, di samping beberapa penyakit, seperti diabetes melitus dan hiperparatiroid, harus dikendalikan.
Penggunaan obat-obatan untuk mencegah terbentuknya batu ginjal harus dengan bimbingan dokter. Saya berharap suami Anda akan sehat selalu dan terbebas dari batu ginjal.