Menjalin Kembali Persahabatan
Persahabatan tidak dimulai dengan harapan akan berakhir, kecuali dalam perjalanannya terjadi berbagai hal yang membuatnya retak, suasana tidak nyaman, dan masing-masing saling berdiam dan menjauh. Apa saja penyebabnya dan bagaimana menjalin kembali hubungan tersebut?
Menurut Katherine Schreiber (2015), ada beberapa penyebab umum putusnya persahabatan, yaitu:
1. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki
Perbedaan pendapat atau perselisihan yang sangat tajam dapat membubarkan persahabatan. Pelanggaran kepercayaan yang prinsip atau berulang, misal berselingkuh dengan pacar dari sahabat sendiri, atau berbagai kekecewaan besar lainnya, dapat menghancurkan ikatan erat persahabatan.
Namun, ada pula kejadian yang tampaknya sepele bagi Anda, misalnya seorang sahabat meledak kemarahannya ketika Anda beberapa kali membatalkan rencana kalian.
2. Penyimpangan lambat laun
Tidak selalu penyebab putusnya persahabatan adalah suatu kesalahan besar. Schreiber, menyitir psikolog Irene Levine, mengatakan, hal tersebut dapat disebabkan di antara mereka tidak ada cukup minat atau energi untuk menjaga persahabatan bersama. Salah satu dari mereka mungkin lebih ingin melibatkan diri, sementara pihak lainnya memiliki lebih sedikit kebutuhan akan persahabatan atau memiliki lebih sedikit waktu untuk berteman.
3. Perubahan kehidupan
Pergeseran dari satu fase kehidupan ke fase lain dapat memengaruhi persahabatan. Transisi dari masa sekolah ke masa dewasa, misalnya, perlahan-lahan dapat membuat kita terputus hubungan dengan sahabat.
Waktu sering bersama ketika bersekolah menjadi berubah setelah lulus karena pihak yang satu kemudian bekerja atau berkarier di kota lain, pihak yang lain menikah dan sibuk membesarkan anak, serta saling kehilangan kontak.
4. Kesenjangan komunikasi
Perbedaan gaya komunikasi, yang sering menjadi makin nyata ketika masing-masing berkembang dewasa, adalah penyebab umum lain bagi terputusnya persahabatan.
Sering kali satu pihak mungkin tipe orang yang menekan/dominan, atau terus membanjiri pihak yang lain dengan berbagai pesan, panggilan, atau pembicaraan. Sementara pihak yang lain lebih suka banyak menyendiri dan perlu ruang bagi diri sendiri.
Menurut Levine, jika satu orang menginginkan lebih banyak daripada pihak yang lain, persahabatan jarang bertahan. Persahabatan adalah hubungan sukarela yang harus bersifat timbal balik.
Jalin lagi persahabatan
Perry Manzano (https://tinybuddha.com, diunduh 6 April 2019) mengungkapkan 10 langkah yang diperlukan apabila ingin memperbaiki hubungan persahabatan.
1. Biarkan ”debu” mengendap dulu
Jika argumen baru terjadi, berikan waktu untuk menyembuhkan luka psikologis. Jika melakukan sesuatu sekarang, Anda dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan. Kemarahan bisa berkobar dan hal-hal yang menyakitkan dapat diucapkan. Biarkan setiap pihak lebih dulu memahami dan merenungkan apa yang terjadi.
2. Bersihkan frustrasi Anda
Frustrasi dapat dan akan muncul dari waktu ke waktu. Jadi, dibutuhkan saluran keluar untuk melepaskan stres dan mengatasi perasaan negatif Anda. Terkadang Anda akan merasa perlu untuk melampiaskan dan memvalidasi perasaan terluka Anda. Tidak sehat untuk menahan perasaan dan berpura-pura tidak apa-apa. Hanya saja, batasi cacian kepada satu orang yang dapat Anda percayai.
3. Istirahatkan ego Anda
Ego mungkin memiliki bagian yang baik dan buruk, tetapi satu hal yang pasti: ego adalah proyeksi bagaimana kita ingin orang melihat kita. Terkadang kita berusaha melindungi proyeksi ini, walaupun merugikan kita, karena kita sering tidak membiarkan diri kita menjadi rentan.
Hadapi rasa takut Anda akan ketidakpastian, bahkan jika Anda tidak tahu apakah sahabat Anda akan menerima atau menolak Anda.
Ingatlah bahwa sahabat Anda juga perlu curhat. Anda harus mempersiapkan diri secara mental untuk mendengarkan pendapat apa pun yang disampaikan. Berhati-hatilah untuk tidak mengkritik, menghakimi, atau mengeluh. Pastikan untuk tetap berpikiran terbuka.
4. Jangan ragu menghubungi lebih dulu
Atasi waktu awal yang sulit itu. Nantinya akan terbukti tidak sesulit perkiraan Anda. Jika akan menelepon, lakukan. Apakah takut dia tidak akan menjawab?
Anda belum berbicara dengan mereka untuk sementara waktu. Jadi, apa yang harus ditakutkan? Percayalah, Anda tidak akan rugi apa-apa karena situasi Anda saat ini tidak dapat menjadi lebih buruk.
5. Akhiri permainan menyalahkan selamanya
Menyalahkan sesuatu kepada siapa pun berarti Anda masih tinggal di masa lalu. Terimalah situasi apa adanya walaupun itu tidak masuk akal saat ini. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, temukan cara memperbaiki persahabatan kalian.
6. Visualisasikan pemaafan sebelum diucapkan
Kesalahan apa pun yang dilakukan sahabat terhadap Anda, bayangkan diri Anda memaafkan dia, dan bayangkan kesalahan itu larut dalam ketiadaan.
Biarkan pola pikir ini menyelimuti diri Anda tepat sebelum Anda berbicara.
Dengan memprediksi tujuan Anda, Anda sudah mengatur nada yang tepat sejak awal. Apa pun hasilnya, baik atau buruk, Anda ingin dia tahu niat Anda berasal dari kedamaian, bukan kebencian.
7. Mohon maaf
Mengucapkan maaf tidak hanya meringankan rasa sakit hati seseorang, tetapi juga menunjukkan bahwa Anda menawarkan perdamaian kepada pihak lain. Bahkan, jika Anda tidak merasa bersalah, ketahuilah bahwa Anda masih memiliki peran dalam pertengkaran tersebut.
Katakan maaf atas sesuatu yang insidental. Misalnya, Anda membutuhkan waktu lama untuk menghubungi dia, atau Anda tidak dapat mengetahui pandangannya tentang kejadian itu.
8. Hindari bertanya ”kenapa?”
Pertanyaan tersebut acap terasa memojokkan seseorang dan membuatnya merasa terjebak. Itu seperti mengatakan, ”Jelaskan dirimu, Anda bersalah!”
Dia akan menjadi defensif atau tetap diam. Ubahlah misalnya dengan, ”Apakah saya melakukan sesuatu yang membuat kamu merasa harus membela diri?” Bertanya seperti ini tampaknya tidak terlalu konfrontatif dan lebih ingin tahu.
9. Jangan paksakan timbal balik
Jika dia adalah pelaku permusuhan, jangan merasa berhak atas permintaan maaf dan jangan memancing umpan balik. Mengharapkan sesuatu membawa ego Anda kembali bermain. Ini dapat menyebabkan ketegangan yang tidak perlu dan menciptakan harapan palsu yang dapat menghambat perbaikan apa pun.
Jadi, yang terbaik adalah tidak mengharapkan imbalan apa pun. Jika sahabat benar-benar ingin memulihkan hubungan, dia akan datang untuk menjelaskan alasan dan memberi tahu Anda bahwa dia menyesal. Dengan cara seperti ini memungkinkan sahabat untuk belajar dan mengembangkan dirinya.
10. Bersiaplah untuk melanjutkan persahabatan
Semua yang telah dilakukan ini untuk menciptakan perdamaian. Namun, jika tetap tidak membuahkan hasil, tak perlu berputus asa. Ketahuilah bahwa Anda telah mengambil inisiatif dan membebaskan diri dari rasa bersalah.
Oleh karena Anda sudah melakukan semua yang dapat Anda lakukan, sekarang bola ada di tangan dia, tunggulah apa yang akan dia lakukan. Selamat berusaha membuat persahabatan itu lebih kuat daripada sebelumnya.