Perempuan dan Keuangan
Kaum perempuan memiliki peranan sangat besar dalam mengelola keuangan rumah tangga, termasuk juga strategi investasi. Selain harus dapat mengelola untuk mencapai berbagai tujuan keuangan keluarga, perempuan juga menjadi pendidik utama generasi muda yang nantinya akan menentukan arah kesejahteraan masyarakat Indonesia di periode mendatang.
Seperti tradisi yang selalu saya lakukan di bulan April, konsultasi mengenai keuangan dan investasi didedikasikan untuk para perempuan.
Tahun 2013, sebuah survei yang dilakukan oleh Prudential dengan tajuk Financial Experience & Behaviors among Women berkesimpulan bahwa sebanyak 63 persen dari perempuan merasa membutuhkan bantuan dalam mengambil keputusan keuangan.
Kelompok ini akhirnya membentuk penabung tulen sebanyak 70 persen dan hanya 30 persen yang berani untuk mengambil risiko untuk berinvestasi. Itu sebabnya, literasi keuangan bagi para perempuan adalah elemen krusial untuk mencapai kesejahteraan keluarga.
Salah satu kasus menarik yang pernah saya temukan adalah para perempuan mengatakan sangat kesulitan dalam mengatur keuangan apabila terjadi musibah, seperti orangtua sakit, dan juga beberapa bulan setelah pasangan pensiun. Sekitar 80 persen dari perempuan ini menyatakan tidak siap dan tidak punya dana yang dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Berikut ini adalah tips keuangan untuk perempuan:
Pertama, berdiskusi dan komunikasi. Bagi perempuan, komunikasi dalam sebuah forum keuangan ataupun dengan keluarga menjadi penting sebagai bantuan untuk terus mengembangkan wawasan keuangannya. Bagi yang sudah menikah, komunikasi antar-pasangan dalam rumah tangga sebaiknya dilakukan setidaknya sekali dalam sebulan.
Masalah pengaturan keuangan bagi pasangan yang sama-sama bekerja juga sebaiknya disepakati di awal. Intinya, siapa pun pengelola keuangan dalam rumah tangga wajib melakukan perencanaan keuangan dan melaporkan kepada pasangan mengenai perkembangan aset dan utang rumah tangga.
Kedua, menghindari utang konsumtif yang diakibatkan oleh belanja barang konsumtif yang saat ini semakin gencar merambah kantong. Sayangnya, apabila tidak memiliki kemampuan, pembelian pasti dilakukan dengan utang.
Utang yang sifatnya tanpa agunan, seperti kartu kredit, pinjaman daring, ataupun pinjaman dana tunai, merupakan utang dengan beban bunga terbesar dari seluruh keluarga kredit.
Ketiga, punya simpanan untuk kondisi darurat. Seseorang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup. Untuk itu, setiap perempuan wajib punya dana darurat yang ditempatkan hanya di tabungan, deposito, atau reksa dana pasar uang.
Percaya atau tidak, banyak perempuan mengatakan punya dana darurat, padahal hanya punya dompet elektronik yang saldonya akan diambil juga saat rekening pertama habis. Itu sebabnya, banyak perempuan merasa sudah menyisihkan uang untuk tabungan, tetapi di akhir bulan saldonya habis juga. Masalah yang sangat klasik!
Keempat, menyisihkan tabungan khusus untuk kesukaan. Bukan rahasia bahwa perempuan butuh self-love, seperti membeli pakaian kesukaan, belanja produk kecantikan, ataupun berlibur bersama keluarga atau teman. Agar keuangan tetap terjaga, saya sarankan perempuan memiliki rekening belanja yang dipisahkan dengan rekening operasional rumah tangga. Produknya boleh saja di tabungan biasa atau reksa dana pasar uang.
Kelima, investasi untuk hidup masa depan. Dalam jangka panjang, risiko terberat yang sangat ingin dihindari adalah tidak mampu pensiun! Konsisten juga dengan hasil riset yang disebutkan di awal, salah satu dari tiga ketakutan finansial terbesar perempuan adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan gaya hidup di masa pensiun.
Misalkan seorang perempuan saat ini berusia 30 tahun dan punya penghasilan gabungan sebesar Rp 10 juta. Setiap bulan ada alokasi 10 persen dari gaji bulanan untuk keperluan dana pensiun, yaitu Rp 1 juta, ke dalam tabungan dengan imbal hasil 5 persen per tahun.
Di usia 55 tahun, saldo dana pensiun tersebut secara matematis akan berkembang menjadi Rp 644 juta. Jika hanya membaca nominal rupiah, angka tersebut terlihat cukup besar. Ternyata, jika seseorang memiliki ekspektasi untuk hidup hingga usia 70 tahun, dana pensiun itu hanya sanggup membiayai pengeluaran sebesar Rp 250.000 setara nilai masa kini.
Tanpa punya kesadaran untuk berinvestasi, hampir mustahil seseorang dapat hidup nyaman tanpa beban di masa pensiun. Ragam aset investasi yang dapat dipilih oleh perempuan cukup banyak. Untuk kebutuhan investasi jangka panjang, saran terbaik adalah memilih produk keuangan berbasis saham yang dapat berbentuk reksa dana saham atau membeli saham secara langsung untuk yang sudah mempelajarinya.
Sebagai ilustrasi, misalkan seorang perempuan berinvestasi sebesar Rp 1 juta setiap bulan ke sebuah saham dengan potensi imbal hasil rata-rata 18 persen per tahun. Jika hal ini dilakukan secara konsisten selama 15 tahun, secara matematis saldo aset investasi yang akan terbentuk menjadi Rp 905 juta.
Bagi perempuan yang masih konservatif, logam mulia juga sangat populer digunakan. Selain mudah dipahami cara kerja investasinya, logam mulia juga mudah dijual di toko emas, pasar, dan lembaga keuangan, seperti pegadaian, Antam (Aneka Tambang), atau bank syariah.
Apabila calon investor berminat untuk berinvestasi dengan logam mulia, pastikan keasliannya dengan membeli di lokasi yang tepercaya dan simpan sendiri di kotak penyimpanan aman.
Meraih kesejahteraan bagi kaum perempuan adalah proses yang harus dimulai dari sekarang. Tanpa perencanaan keuangan yang baik, tantangan ke depan akan semakin berat. Perempuan harus tangguh dan berdaya, dan mari mulai dari diri kita masing-masing. Live a beautiful life!