Teror Bom Sri Lanka Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Oleh
Hamzirwan Hamid/Hendriyo Widi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ledakan bom di tiga gereja saat perayaan Paskah yang mengakibatkan sedikitnya 150 orang tewas di Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019), mengundang simpati mendalam. Teror terhadap umat Katolik yang tengah beribadah tersebut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pada saat yang hampir bersamaan, ledakan juga terjadi di tiga hotel, satu wisma tamu, dan satu rumah persembunyian yang menyebabkan sedikitnya 207 orang tewas dan 450 orang terluka.
Presiden Konferensi Asia tentang Agama-agama untuk Perdamaian Din Syamsuddin dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu, mengecam keras tindakan brutal dan barbar tersebut. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut menyampaikan simpati sedalam-dalamnya terhadap umat Kristiani dan menyerukan agar umat beragama tidak terpecah belah karena adu domba.
“Tindakan itu hanya dilakukan oleh orang yang tidak berperiketuhanan dan berperikemanusiaan. Peledakan bom di rumah ibadah, apalagi di tengah umat beribadah dan merayakan hari raya keagamaan, berdimensi memecah belah umat beragama,” ujar Din.
Din mendukung aparat penegak hukum Sri Lanka menginvestigasi serius dan menyeret pelaku sebagai penjahat kemanusiaan yang sangat kejam sesuai hukum berlaku. Dalam kesempatan ini, Din juga menyerukan kepada umat beragama di Tanah Air untuk menahan diri dan tidak terjebak provokasi yang ingin mengganggu kerukunan antarumat beragama dan bangsa.
Bukan ajaran agama
Secara terpisah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengecam keras peristiwa tersebut. Tindakan itu tidak berperikemanusiaan dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama.
"Ini sungguh merupakan ironi. Tragedi kemanusiaan justru terjadi saat umat kristiani sedang memeringati hari besar keagamaannya. Kami turut berduka. umat kristiani diharap tabah, tetapi waspada, dan tetap menjadi pembawa damai bagi sesama," kata Lukman dalam keterangan pers yang diterima Kompas.
Menurut Lukman, tindakan pengeboman itu jelas menyalahi ajaran agama. Sebab, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan, apapun motifnya.
Tindakan pengeboman itu jelas menyalahi ajaran agama. Sebab, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan, apapun motifnya.
Lukman juga mengajak para tokoh dan umat beragama untuk mendoakan yang terbaik buat korban di Sri Lanka. Masyarakat juga diharapkan menahan diri dan tidak emosional.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri terus bekerja untuk mengetahui perkembangan kondisi di Sri Lanka. Hal itu termasuk memastikan kondisi keamanan warga negara Indonesia di sana.
"Mari tingkatkan kewaspadaan kita untuk terus menjaga keamanan dan kesucian rumah ibadah kita masing-masing," kata dia.
Lukman juga mengingatkan para pengguna media sosial tidak terpancing dan turut menyebarluaskan informasi yang belum jelas kebenarannya atau bernada provokatif. "Hindari menebar hoaks seputar tragedi Sri Lanka," kata dia.