Ziarah ke Ngarai Agung
Setiap perjalanan di muka bumi ini pada dasarnya adalah sebuah perziarahan. Ziarah untuk menyaksikan dan merenungi ciptaan Sang Maha Agung.
Tak terkecuali perjalanan menuju Las Vegas, kota di Amerika Serikat, yang telanjur populer dengan julukan ”Sin City” alias ”Kota Dosa”. Padahal, banyak pilihan berwisata yang bisa dilakukan di kota ini tanpa harus menambah dosa.
Salah satunya adalah melakukan ziarah ke salah satu wujud keajaiban alam di planet ini: Ngarai Agung alias Grand Canyon yang termasyhur itu.
Kebanyakan orang dari luar AS tak menyadari jika Grand Canyon berada tak terlalu jauh dari Las Vegas. Ngarai sepanjang 446 kilometer, dengan lebar terjauh 29 km dan kedalaman rata-rata lebih dari 1.000 meter, itu bisa ditempuh dengan berbagai moda transportasi dari Las Vegas.
Dengan ongkos berkisar 70-90 dollar AS (sekitar Rp 1 juta-Rp 1,3 juta) per orang, misalnya, banyak pilihan tur wisata dari Las Vegas ke Grand Canyon dengan bus. Paket-paket wisata dengan bus ini yang bisa dipilih secara daring.
Hanya saja, perjalanan darat dengan bus memakan waktu cukup lama untuk menempuh jarak sekitar 200 km ke titik wisata Grand Canyon terdekat. ”Butuh waktu 3-4 jam dari Las Vegas ke sana,” tutur Linkan, teman yang lama tinggal di Los Angeles dan sudah beberapa kali ke Las Vegas dan Grand Canyon.
Konsekuensinya, paket-paket yang ditawarkan rata-rata berlangsung seharian penuh. Kelebihannya, lebih banyak titik untuk dikunjungi sepanjang perjalanan. Para penyedia paket perjalanan ini rata-rata menjanjikan waktu tiga jam penuh di Grand Canyon untuk mengunjungi berbagai titik penting.
Namun, jika Anda tak punya banyak waktu dan ada dana berlebih, bisa dipilih berwisata udara dengan helikopter dari Las Vegas ke Grand Canyon. Biaya wisata dengan helikopter ini berkisar 400-500 dollar AS (Rp 5,7 juta-Rp 7,13 juta) per orang.
Wisata udara
Kompas mengambil paket wisata udara ke Grand Canyon ini saat diundang BMW Group Indonesia ke Las Vegas, pertengahan Maret 2019. Kami bertiga dari Indonesia dijemput bus limusin dari perusahaan penyedia jasa wisata helikopter Maverick di hotel, Sabtu (16/3/2019) tengah hari. Kami langsung dibawa ke terminal khusus di Bandara Internasional McCarran, Las Vegas. Setelah menjalani proses check in dan penimbangan berat badan untuk mengukur beban terbang helikopter, kami bersama rombongan wisatawan dari Kanada dan Luksemburg dipertemukan dengan pilot helikopter yang akan kami tumpangi.
”Ada beberapa aturan keselamatan yang harus dipahami seluruh penumpang. Salah satunya kewajiban mengenakan pelampung keselamatan dan sabuk keselamatan empat titik,” kata Chase Eldredge, pilot heli kami siang itu.
Maverick Helicopters menggunakan armada helikopter Eurocopter EC 130 ”Eco Star” yang dirancang khusus untuk penerbangan wisata. Heli wisata ini hanya punya satu kursi pilot di bagian kiri depan. Sisanya kursi penumpang: 3 kursi di depan dan 4 kursi di belakang.
”Perjalanan ke Grand Canyon kira-kira akan ditempuh 35 menit. Total perjalanan keseluruhan sekitar 2,5 jam sampai kita kembali lagi ke Vegas,” ujar Eldredge saat heli tinggal landas semakin tinggi dari Bandara McCarran.
Selain jadi pilot, Eldredge juga berperan sebagai pemandu wisata, menjelaskan berbagai obyek menarik yang dilintasi di perjalanan. Beberapa menit setelah tinggal landas, kami menjumpai danau dengan permukaan air berwarna biru gelap.
”Itu Lake Mead, danau buatan terbesar di seluruh AS. Waduk ini menjadi cadangan air bersih bagi penduduk di tiga negara bagian, yakni Arizona, Nevada, dan California bagian selatan. Kita sekarang terbang sekitar 800 meter di atas waduk ini,” kata pilot ramah itu.
Waduk Lake Mead terbentuk setelah aliran Sungai Colorado dibendung oleh bendungan ikonik Hoover Dam. Ini adalah salah satu proyek infrastruktur yang digarap saat AS mengalami Depresi Besar pada awal 1930-an.
Beberapa saat setelah heli melayang di atas danau itu, Eldredge meminta kami menengok ke kiri, tersuguh pemandangan bendungan Hoover. Selain membendung Sungai Colorado untuk menciptakan waduk penyimpan cadangan air bersih, bendungan setinggi 221,4 meter dan panjang 379 meter itu juga berfungsi sebagai PLTA untuk membangkitkan tenaga listrik.
Selesai memutari bendungan, heli melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju Grand Canyon. Kontur tanah pun mulai berubah, dari lanskap mendatar di gurun sekitar Las Vegas menjadi berbukit- bukit dan berbatu-batu terjal. Di kejauhan terlihat dinding bukit yang seperti bergerigi dengan lapisan batuan berwarna-warni.
”Ya, itulah formasi batuan yang mengawali Grand Canyon,” kata Eldredge.
Sekitar 15 menit kemudian, tibalah heli di atas celah ngarai panjang dengan pemandangan spektakuler. Dinding-dinding lembah itu curam bagaikan tumpukan berlapis-lapis batuan. Di dasar ngarai terlihat aliran Sungai Colorado berkelok-kelok dan berair coklat.
Keindahan pemandangan dan skala kebesaran ngarai ini sulit diungkapkan dengan kata-kata atau dengan foto dan video sekalipun. Orang harus benar-benar berkunjung ke sana untuk menyadari kebesaran Grand Canyon yang bagi sebagian masyarakat Indian (Native Americans) masih dianggap sebagai tempat keramat.
Eldredge terus menurunkan ketinggian membawa kami mendekati dasar ngarai. Di satu ceruk dataran yang menjorok ke tengah terlihat beberapa helikopter tengah mendarat membawa rombongan wisatawan lain. Kami pun dibawa memutar sebuah bukit, kemudian merendah sampai akhirnya heli mendarat di sebuah dataran berbatu-batu, setinggi sekitar 300 meter dari dasar ngarai dan Sungai Colorado. Di situ telah dipersiapkan bangku dan meja dari kayu dengan payung-payung yang bisa dilipat.
Rombongan pun diajak turun menikmati pemandangan dan atmosfer Grand Canyon selama 30 menit. Setelah penumpang turun, pilot itu mengambil sebuah kotak pendingin berisi minuman dingin dan makanan kecil untuk disantap rombongan.
”Tetapi ingat, jangan tinggalkan sampah secuil pun dan tidak ada fasilitas toilet di sini. Jangan tinggalkan apa pun kecuali tapak kaki dan jangan mengambil apa pun kecuali foto,” kata pilot ramah itu.
Alam di dasar Grand Canyon itu masih terjaga. Tak ada bangunan buatan manusia kecuali bangku dan meja-meja kayu tersebut. Beberapa satwa penduduk asli ngarai pun bermunculan, seperti sejenis tupai dan burung gagak.
Waktu 30 menit begitu cepat berlalu. Tiba saatnya kami mengudara kembali untuk pulang ke Las Vegas.
Usai sudah sebuah ”ziarah bumi” untuk menyaksikan dan merenungkan kebesaran dan keagungan Sang Pencipta dalam bentuk keajaiban alam Grand Canyon. Siapa sangka perjalanan lahir dan batin ini bisa dimulai dari gemerlap Kota Dosa.