Masyarakat Medan Sebarkan Damai Setelah Pemungutan Suara Usai
Tokoh masyarakat di Kota Medan, Sumatera Utara, mendeklarasikan komitmen menjaga kedamaian setelah pemungutan suara pada Pemilu 2019 usai. Kedua kubu yang bersaing pada Pilpres 2019 diimbau menghargai proses penghitungan suara yang tengah dilakukan KPU.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Tokoh masyarakat di Kota Medan, Sumatera Utara, mendeklarasikan komitmen menjaga kedamaian setelah pemungutan suara pada Pemilu 2019 usai. Kedua belah kubu yang bersaing pada Pilpres 2019 diimbau menghargai proses penghitungan suara yang tengah dilakukan Komisi Pemilihan Umum.
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Senin (22/4/2019), mengatakan, saling klaim kemenangan di antara dua kubu yang bersaing berpotensi memicu konflik masyarakat. Ia meminta semua pihak menahan diri dan bersabar menunggu hasil resmi yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei.
”Jangan sampai pengorbanan para aparat keamanan dan petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang meninggal selama pemungutan suara menjadi sia-sia. Nyawa mereka terlalu berharga jika kita tetap bertikai,” ujar Dzulmi.
Menurut dia, momen ini merupakan saat yang tepat untuk kembali bersatu dan menghilangkan label ”cebong” melawan ”kampret”. Kedua pendukung pasangan calon harus bijaksana mengakhiri persaingan dengan lapang dada dan mengutamakan persatuan.
”Joko Widodo dan Prabowo Subianto adalah putra terbaik bangsa. Siapa pun yang terpilih harus kita hormati sebagai presiden pilihan rakyat. Dengan bersatu, kita akan semakin kuat, hebat, dan bermartabat,” lanjut Dzulmi.
Kepala Polrestabes Medan Komisaris Besar Dadang Hartanto mengatakan, sampai saat ini situasi di Kota Medan terbilang kondusif. Ia meminta peserta pemilu mengikuti mekanisme yang berlaku jika merasa tidak puas dengan penyelenggaraan Pemilu 2019.
Menurut dia, percikan ketidakpuasan di antara peserta pemilu merupakan ujian pada komitmen masyarakat Medan untuk menjaga keamanan dan kedamaian selama penyelenggaraan Pemilu 2019. Ia meyakini, ikatan persaudaraan warga Medan cukup kuat melewati ujian itu.
”Kita tahu, masing-masing pihak telah mengklaim kemenangan. Tugas kita sebagai warga Medan adalah menjadi penyejuk di tengah situasi yang panas ini,” kata Dadang.
Evaluasi penyelenggaraan
Ketua KPU Kota Medan Agussyah Ramadani Damanik mengatakan, beban kerja petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) perlu dievaluasi dalam penyelenggaraan pemilu berikutnya. Sebelumnya, seorang anggota KPPS Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Zulkifli Salammudin (45), meninggal karena kelelahan pada Jumat, 19 April.
”Sudah banyak contoh kasus di sejumlah daerah. Beban kerja yang terlalu berat itu memakan banyak korban. Ini merupakan evaluasi secara nasional,” ucap Agussyah.
Selain itu, di Medan ada dua TPS, yaitu TPS 013 dan TPS 035, yang akan melakukan pemungutan suara ulang. Agussyah belum belum bisa memastikan jadwal pemungutan suara ulang di kedua TPS tersebut karena saat ini logistik belum selesai disiapkan.
”Secara umum, untuk tahapan yang sedang berlangsung di Medan adalah rekapitulasi di tingkat kecamatan. Sesuai peraturan KPU, proses itu harus rampung paling lambat pada Sabtu (4/5/2019),” kata Agussyah.