Sandi Percaya Penyelenggara Pemilu Akan Kedepankan Prinsip Keterbukaan
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, menegaskan bahwa dirinya dan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, percaya penyelenggara pemilu akan mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan. Ia juga mengajak para sukarelawan Prabowo-Sandi turut mengawal proses keterbukaan tersebut.
Setelah lima hari menjalani perawatan medis, Sandi kembali bertemu dengan para juru bicara dan juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi di Jakarta, Senin (22/4/2019). Pertemuan tertutup tersebut berlangsung sekitar 30 menit.
Seusai pertemuan tersebut, Sandi menyatakan bahwa ia percaya KPU dan Bawaslu akan mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan, integritas, profesionalisme, dan kejujuran. Oleh karena itu, ia mengajak sukarelawan Prabowo-Sandi menjaga kepercayaan tersebut.
”Mari kita jaga kepercayaan dan kedaulatan selama proses ini. Masyarakat berhak menerima hasil pemilu yang jujur, adil, dan berintegritas,” katanya.
Menurut Sandi, proses yang harus dikawal adalah penghitungan tabulasi dan input suara yang hingga saat ini masih berjalan di KPU. Sandi meminta agar dalam proses input tersebut tidak ada suara yang tercecer satu pun.
”Saya ingin mengajak seluruh elemen sukarelawan Prabowo-Sandi untuk membantu mengawal dan memonitor input data. Input data suara dengan tetap mengedepankan keterbukaan, integritas, dan kejujuran,” ujarnya.
Sandi menambahkan, meski perolehan suara hasil pengumpulan C1 dari BPN menunjukkan kekuatan dan hasil yang baik, perjuangan belum selesai.
”Kerja keras alhamdulillah sudah, kerja cerdas dengan narasi ekonomi juga sudah disampaikan di 1.567 titik. Namun, perjuangan belum selesai,” katanya.
Sandi menegaskan bahwa perjuangan yang ia dan Prabowo lakukan bukan hanya soal menang atau kalah. Perjuangan mereka, selain untuk menghadirkan perubahan agar Indonesia adil makmur, juga untuk demokrasi yang lebih baik.
”Kita juga berjuang untuk perubahan agar demokrasi kita berkualitas, demokrasi yang lebih baik, demokrasi yang saling menghormati tanpa intervensi. Demokrasi yang jujur, adil, dan bebas dari kecurangan,” katanya.
Data real count
Sebelumnya, BPN mengklaim Prabowo-Sandi telah memperoleh 62 persen suara berdasarkan perhitungan real count sementara mereka. Namun, hingga saat ini, BPN masih belum menjelaskan secara rinci soal metodologi dan sumber dari real count tersebut.
Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo Sandi, Sudirman Said, mengatakan, pihaknya akan membuka data real count internal tersebut apabila sudah diperlukan. Menurut dia, BPN punya dasar berlapis yang dapat memperkuat argumen mereka.
”Proses ini, kan, masih berlangsung lama, nanti jika diperlukan bukti akan kami buka. Tentu ada tim yang menghitung dan memonitor dari DPP Partai masing-masing serta dari tim BPN,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sudirman justru menantang balik sejumlah lembaga survei yang melakukan hitung cepat. Ia mendorong mereka untuk membuka sumber pendanaan hitung cepat tersebut.
”Saya menantang lembaga survei, dananya dari siapa. Metodologi itu hanya mereka yang tahu, masyarakat tidak peduli,” katanya.
Kedatangan Luhut
Pertemuan antara Prabowo dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hingga saat ini urung terjadi. Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade.
”Kemarin sudah terbukti tidak (terjadi), coba kita cek apakah betul hari ini akan bertemu Pak Prabowo, cek saja,” katanya.
Menurut dia, pertemuan tersebut bisa dilakukan setelah penghitungan suara selesai. ”Pak Jokowi dan Pak Prabowo juga baik-baik saja. Masyarakat juga baik-baik saja. Tidak ada hal yang genting, kan,” ucapnya.