Dua kasus diduga pembunuhan kini menjadi pekerjaan rumah polisi untuk mengungkapnya. Kasus tewasnya Indrawati di dalam mobil dan mayat di dalam ember.
JAKARTA, KOMPAS -- Pembunuh Indrawati Cipta (45) yang ditemukan tewas dalam mobilnya di parkir bawah tanah sebuah hotel di Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2019) malam berusaha menghilangkan jejak.
Kepala Unit Reskrim Polsek Sawah Besar Ajun Komisaris Ade Candra, Senin (22/4) menuturkan, polisi menemukan cairan pembersih kamar mandi di tempat kejadian perkara (TKP). Cairan itu ditemukan di mobil dan di tubuh korban.
“Cairan pembersih itu untuk menyamarkan bau kalau polisi memakai anjing pelacak. Juga untuk menghilangkan sidik jari, karena disiram di seluruh mobil termasuk handel mobil dan di tubuh korban. Itu cairan Porstex yang keras, kalau di handel pintu disiram cairan itu sidik jari rusak,” kata Ade.
Itu cairan Porstex yang keras, kalau di handel pintu disiram cairan itu sidik jari rusak
Adapun penyebab kematian korban, menurut Ade disebabkan luka jerat pada leher. Berdasarkan bentuk luka polisi menduga luka tersebut disebabkan oleh tali. Pada tubuh korban juga ditemukan luka lebam di mata dan dahi.
Ade menuturkan, polisi telah memeriksa sembilan saksi yaitu suami korban, atasan korban, dan sekuriti yang bertugas saat kejadian.
“Kami kesulitan karena sidik jari rusak disiram Porstex, tetapi tidak apa-apa kami terus mendalami,” ujar Ade.
Seperti diberitakan, korban ditemukan tewas oleh suami korban di kursi tengah mobilnya. Korban biasa memarkir mobil di parkir bawah tanah hotel tersebut lalu pulang ke rumahnya di Kelurahan Kartini, Jakarta Pusat naik ojek daring.
Suami korban mendatangi lokasi parkir karena istrinya terlambat pulang. Tas berisi kunci mobil dan ponsel korban hilang.
Membusuk
Mayat seorang pria yang ditemukan membusuk di semak-semak dekat jembatan Cihuni di Jalan SKKI, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (21/4) tengah malam, sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jalan Kramatjati, Jakarta Timur, Senin dini hari.
”Sejauh ini, kami masih menunggu hasil medis (forensik) dari RS Polri. Dari hasil forensik ini, kami dapat mengetahui waktu kematian, penyebab kematian, dan lainnya,” kata Kepala Satuan Reskrim Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Alexander Yurikho, Senin.
RS Polri dipilih karena telah memiliki fasilitas forensik yang dilengkapi Disaster Victim Identification (DVI). Berbeda dengan rumah sakit lainnya.
Alexander belum dapat memutuskan dugaan motif pembunuhan atas korban tersebut. ”Kami belum bisa memutuskan dugaan pembunuhan atas korban. Jika dilihat kondisi korban saat ditemukan, normalnya keadaan jenazah yang sudah lama mengalami pembusukan,” ujar Alexander.
Jasad berjenis kelamin laki-laki itu saat ditemukan, masih mengenakan jaket hitam dan tubuhnya ada di dalam ember. Kepala korban sudah berupa tengkorang dan terpisah dari badan.
Doni, warga setempat dan salah seorang saksi, menjelaskan, temuan mayat itu terungkap berawal dari laporan tukang bakso yang memberitahukan ada mayat di dalam ember.
Kabar itu pertama kali diterima pada hari Minggu sekitar pukul 13.00. Selanjutnya, warga yang menerima laporan itu menceritakan kepada warga lainnya.
”Awalnya, kami enggak percaya waktu dibilang ada mayat. Saya dan teman saya penasaran dan menuju lokasi kejadian penemuan mayat itu,” ujar Doni.
Doni dan temannya memberanikan diri menuju lokasi penemuan mayat tersebut. Mereka menemukan mayat pria yang sudah membusuk.
”Saya dan teman beraniin aja ke TKP. Bener ada mayat dengan badan di dalam ember dan kepala putus. Jarak antara kepala sama badan sekitar 1 meter,” ujar Doni.
Diperkirakan mayat tersebut sudah satu bulan lamanya, terlihat dari kondisi kepala yang sudah menjadi tengkorak.
Diperkirakan mayat tersebut sudah satu bulan lamanya, terlihat dari kondisi kepala yang sudah menjadi tengkorak.