Jumlah Komputer Kurang, Siswa di Nias Selatan Ujian Bergantian
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
NIAS SELATAN, KOMPAS - Siswa SMP di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, mengikuti ujian nasional berbasis komputer atau UNBK secara bergantian. Kondisi itu disebabkan jumlah komputer tidak sebanding dengan jumlah peserta ujian. Meskipun demikian, secara umum, hingga hari kedua, ujian nasional berlangsung lancar dan aman.
Kepala SMP 1 Telukdalam Nias Selatan Fridawati Maduwu di Telukdalam, Selasa (23/4/2019), mengatakan, sekolah mengadakan tiga sesi ujian untuk mengatasi kekurangan jumlah komputer. Jumlah peserta ujian mencapai 261 orang, sedangkan total komputer yang dapat disediakan hanya 92 unit.
"Jumlah komputer kami masih kurang. Sekolah punya 22 unit ditambah 10 unit milik guru, sedangkan 45 komputer pinjaman dari SMK 1 Telukdalam dan 15 laptop pinjaman dari orangtua siswa," kata Fridawati di sela-sela ujian sesi pagi.
Fridawati berharap, masalah kekurangan komputer ini bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah. Meminjam komputer ataupun laptop ke pihak lain menjadi kerepotan tersendiri bagi sekolah. Untuk laptop yang dipinjam, misalnya, kadang ada yang sudah rusak atau baterainya soak sehingga sekolah harus mengeluarkan biaya untuk perbaikannya.
Meskipun masih kekurangan komputer, Fridawati mengaku, pelaksanaan UNBK di SMP yang dipimpinnya lebih baik dibandingkan dua tahun belakangan. Pada UNBK tahun ini, sekolah sudah memiliki ruangan yang lebih luas untuk ujian sehingga pelaksanaannya bisa lebih kondusif.
Fridawati menambahkan, secara umum, pelaksanaan UNBK di SMP 1 Telukdalam berjalan lancar. Hampir tidak ada kendala berarti yang mengganggu jalannya ujian.
UNBK secara bergantian karena kekurangan komputer juga dialami oleh siswa di SMP 1 Toma. Sama dengan SMP Telukdalam, SMP 1 Toma juga mengadakan tiga sesi ujian untuk mengatasi kekurangan komputer. Sesi pertama berlangsung pukul 07.30-09.30, sesi kedua pukul 10.30-12.30, dan sesi ketiga pukul 14.00-16.00.
"Jumlah siswa kami yang ikut UNBK sebanyak 106 orang, sedangkan komputer yang dimiliki sekolah cuma 40 unit," kata Kepala SMP 1 Toma Retriefel Sarumaha.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Nias Selatan, dari 135 SMP, baru 39 SMP yang bisa mengadakan UNBK untuk tahun pelajaran 2018/2019. Sisanya, siswa masih ujian berbasis pensil dan kertas. Adapun jumlah siswa SMP yang mengikuti ujian nasional tahun ini di Nias Selatan sebanyak 6.597 orang.
Listrik padam
Selain kekurangan komputer, pemadaman listrik juga sempat mewarnai pelaksanaan UNBK di Nias Selatan. Tidak hanya saat UNBK, listrik padam sering terjadi pada hari-hari biasa di beberapa wilayah kabupaten ini.
Di SMP 1 Telukdalam, ujian di hari kedua sempat tersendat sekitar lima menit akibat listrik padam. Pihak sekolah segera menghidupkan genset yang telah disiapkan agar ujian dapat tetap berjalan.
Sementara itu, di SMP 1 Toma, kejadian listrik padam mewarnai hari pertama dan kedua UNBK. Meskipun sekolah sudah mengantisipasi dengan menyiapkan genset, Retriefel mengaku persoalan itu cukup mengganggu pelaksanaan UNBK. Setidaknya, butuh waktu 10 menit mempersiapkan genset agar ujian bisa dilanjutkan kembali.
"Ketika komputer padam, program harus diulang. Jawaban siswa tersimpan, tetapi harus menghidupkan komputer dan memasukkan token kembali. Ini sedikit merugikan siswa dari segi waktu, sedangkan waktu ujian jalan terus," kata Retriefel. Dia pun berharap permasalahan listrik padam tidak terjadi lagi hingga akhir pelaksanaan UNBK ini pada 25 April.
Nickyta Arcidy Duha (14), siswa SMP 1 Toma, mengaku, selain listrik padam, jaringan internet yang lambat kadang juga mewarnai pelaksanaan UNBK. Meskipun demikian, dia tidak terlalu mempermasalahkannya. "Guru segera membantu jika ada masalah dengan komputer ketika ujian," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Nias Selatan Nurhayati Telaumbanua belum dapat dikonfirmasi terkait pelaksanaan ujian nasional di Nias Selatan. Nurhayati mengaku sedang dinas luar kota dan belum dapat dihubungi kembali.