Kebudayaan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mengunjungi suatu daerah. Jangan sampai kebudayaan itu ditinggalkan dalam berbagai pembangunan untuk menyambut kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta, di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akhir April.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS - Kebudayaan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mengunjungi suatu daerah. Jangan sampai kebudayaan itu ditinggalkan dalam berbagai pembangunan untuk menyambut kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta, di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akhir April.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Erlina Hidayati Sumardi menyatakan, ketahanan lingkungan budaya di berbagai kantong budaya yang terdapat di area Kulonprogo hendaknya diperhatikan. Dalam waktu mendatang, pengembangan kawasan pariwisata di wilayah tersebut harus mengedepankan aspek budaya.
“Kebudayaan tidak lalu terdegradasi. Dalam pengembangan rakyat, tetap harus mengacu pada kebudayaan sesuai dengan perkembangan zamannya,” kata Erlina, di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (23/4/2019).
Dari sisi tata nilai, filosofi yang asli Yogyakarta tetap harus dipertahankan. Tidak boleh merenggangkan ikatan sosial dan budaya antarmasyarakat
Erlina mengatakan, kehadiran bandara baru di Kulonprogo dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Namun, ia mengharapkan, budaya dan kearifan lokal dari masyarakat tidak hilang termakan berbagai pembangunan yang menyusul selanjutnya setelah rampungnya pembangunan bandara baru itu.
“Dari sisi tata nilai, filosofi yang asli Yogyakarta tetap harus dipertahankan. Tidak boleh merenggangkan ikatan sosial dan budaya antarmasyarakat,” kata Erlina.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo mengatakan, kebudayaan menjadi daya tarik tersendiri yang bisa mengundang wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta. Beragam atraksi budaya yang terdapat di daerah ini justru menjadi nilai tambah yang bisa dimanfaatkan.
“Atraksi seni budaya yang bisa dilakukan secara rutin bisa dijual ke wisatawan dan menjadi bagian dari perjalanan wisata mereka. Jadi ini penting untuk ditonjolkan. Yogyakarta istimewa dengan kebudayaannya itu yang akan diangkat. Kualitasnya nanti akan kami kurasi,” kata Singgih.
Singgih mengungkapkan, pihaknya juga berencana memunculkan lagi sebuah sendratari yang sudah lama tidak ditampilkan, yakni Sendra Tari Sugriwa Subali. Atraksi tersebut akan digelar secara rutin setidaknya satu bulan sekali. “Bagi wisatawan mancanegara mungkin atraksi seni budaya menarik karena ini ada kekhasannya,” katanya.
Selain itu, Singgih menyampaikan, masih ada destinasi lain yang menunjukkan keindahan alam, seperti Perbukitan Menoreh. Sedikitnya ada dua destinasi wisata yang menjadi unggulan, yaitu Kebun Teh Nglinggo dan Kalibiru.
Status tanah
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menyampaikan, pihaknya telah memaparkan rencana pembangunan selanjutnya untuk mendukung keberadaan bandara baru kepada Gubernur DIY Sultan HB X. Ia diberi pesan agar setiap pembangunan nanti tepat langkah termasuk turut memerhatikan status tanah.
“Beliau juga memberikan arahan agar diusahakan nanti tidak sepenuhnya dengan APBD atau APBN. Kami juga harus bisa bekerja sama dengan pihak swasta,” kata Hasto.
Hasto mengungkapkan, pemaparan itu dilakukan agar pembangunan nanti dilakukan secara komprehensif. Tidak ada yang menyalahi aturan tata ruang dan tata wilayah sehingga tak menimbulkan masalah mendatang.
Hasto menambahkan, pihaknya juga berencana mengembangkan usaha rintisan digital berbasis transportasi. Saat ini, ia tengah meriset seberapa banyak warga Kulonprogo yang mau menggunakan jasa transportasi lokal. Ia juga masih memikirkan skema kerjasamanya, entah dengan usaha rintisan digital yang sudah lebih dahulu eksis atau membangun dari awal.