JAKARTA, KOMPAS — Stabilitas sistem keuangan pada triwulan I-2019 dinilai terjaga dengan baik. Meski demikian, Indonesia tetap menghadapi tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dari kinerja ekspor dan investasi.
“Potensi risiko terutama berasal dari faktor global, yaitu pelemahan pertumbuhan ekonomi global dan penurunan volume perdagangan dunia,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers rapat koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019 sebesar 3,3 persen. Kondisi perekonomian global berdampak terhadap volume perdagangan barang dan jasa yang diperkirakan tumbuh melambat dari 3,8 persen tahun 2018 menjadi 3,4 persen tahun 2019.
Sri Mulyani menyampaikan, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal akan terus diperkuat untuk mengurangi risiko tekanan global terhadap perekonomian domestik. Instrumen fiskal akan tetap dimanfaatkan untuk pemberian insentif dalam rangka memacu kinerja ekspor dan investasi.
Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal akan terus diperkuat untuk mengurangi risiko tekanan global terhadap perekonomian domestik
Di sisi lain, lanjut Sri Mulyani, pelaksanaan pesta demokrasi yang berjalan aman dan damai turut meningkatkan kepercayaan publik dan investor terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia. Kondisi itu tecermin dari aliran modal asing yang terus masuk baik ke pasar saham maupun surat berharga negara (SBN).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, daya tarik Indonesia juga terus ditingkatkan. Defisit transaksi berjalan yang belakangan menjadi sentimen negatif akan terus diperkecil. BI menargetkan defisit transaksi berjalan tahun ini 2,5 persen terhadap produk domestik bruto.
“Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2019 akan jauh lebih baik dibandingkan triwulan IV-2018,” kata Perry.
BI juga menempuh berbagai kebijakan yang dinilai lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik, antara lain melalui strategi operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuditas di pasar melalui transaksi term dan repo secara regular dan terjadwal, selain melalui FX Swap.
Perry menambahkan, inflasi juga diupayakan tetap rendah terutama menjelang bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. BI memperkirakan inflasi pada April 2019 secara tahunan sekitar 2,7 persen yang didasarkan hasil survey pemantauan harga (SPH) sampai minggu ketiga bulan ini.
“Dampak faktor musiman terhadap inflasi akan dipantau secara berkala. Tidak hanya harga pangan, tetapi juga harga tiket,” kata Perry.
Kredit perbankan
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan, tantangan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi juga ditempuh melalui pertumbuhan kredit perbankan. Pertumbuhan kredit perbankan per Februari 2019 tumbuh 12,13 persen dengan rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 2,59 persen.
“Pertumbuhan kredit perbankan ini didorong oleh kredit produktif, yaitu kredit investasi yang tumbuh 13,96 persen dan kredit modal kerja 12,75 persen,” kata Wimboh.
Penyaluran kredit perbankan, lanjut Wimboh, didorong oleh empat sektor yang pertumbuhan kreditnya lebih tinggi dari rata-rata industri, yaitu sektor pertambangan, listrik, gas dan air, konstruksi, serta transportasi.
Untuk menjaga daya tahan lembaga keuangan nasional dari risiko penurunan ke bawah (downside risk), OJK akan meningkatkan kapasitas industri keuangan dari sisi permodalan dan manajemen risiko.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah menambahkan, tren kenaikan suku bunga simpanan sudah stabil sejalan dengan membaiknya kondisi likuiditas perbankan. Rata-rata suku bunga deposito rupiah hingga minggu kedua April 2019 sebesar 6,15 persen, sementara suku bunga valas 1,23 persen.
Editor:
M Fajar Marta
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.