JAKARTA, KOMPAS — Penduduk kelas menengah akan memacu konsumsi suatu negara tumbuh tinggi. Di Indonesia, jumlah penduduk kelompok ini ditargetkan tumbuh bertahap menjadi 223 juta orang pada 2045.
Pada 2020, penduduk kelas menengah di Indonesia sebanyak 85 juta orang. Secara bertahap, diharapkan menjadi 145 juta orang pada 2030 dan 187 juta orang pada 2040.
”Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 apabila pertumbuhan ekonomi setidaknya 5,1 persen setiap tahun. Untuk mencapai itu, konsumsi harus tumbuh di atas 5 persen,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro saat memaparkan visi Indonesia 2045 di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Menurut Bambang, salah satu ciri negara maju adalah dominasi penduduk kelas menengah, terutama usia muda. Pertumbuhan penduduk kelas menengah juga mendorong Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah pada 2036.
Mengacu kriteria Bank Dunia, penduduk kelas menengah berpendapatan Rp 1,2 juta-Rp 6 juta per orang per bulan.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyusun skenario menjadi negara berpendapatan tinggi.
Masih rentan
Secara terpisah, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah berpendapat, kondisi penduduk kelas menengah di Indonesia masih rentan. Kondisi ekonomi mereka belum mapan sehingga rawan kembali ke kelompok penduduk miskin jika terjadi gejolak perekonomian yang besar.
”Agar penduduk kelas menengah ini tidak rentan, ekonomi harus tumbuh tinggi dan merata,” kata Rusli.
Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 apabila pertumbuhan ekonomi setidaknya 5,1 persen setiap tahun. Untuk mencapai itu, konsumsi harus tumbuh di atas 5 persen. (Bambang PS Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional)
Pertumbuhan ekonomi yang merata ini mesti menjadi perhatian pemerintah. Sebab, selama lebih dari 20 tahun pertumbuhan ekonomi terkonsentrasi di Jawa. Indonesia perlu penanaman modal asing langsung untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Pola
Lebih lanjut Bambang mengemukakan, penduduk kelas menengah menjadi pola penentu konsumsi suatu negara. Fenomena penutupan gerai ritel besar-besaran di sejumlah negara bukan karena daya beli penduduk kelas menengah turun, tetapi mereka lebih memilih belanja secara dalam jaringan (online). Pemerintah harus jeli melihat perubahan pola konsumsi masyarakat.
”Kontribusi konsumsi penduduk kelas menengah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia harus dijaga pemerintah,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produk domestik bruto (PDB) Indonesia per akhir 2018 sebesar Rp 14.837 triliun. Adapun PDB per kapita Rp 56 juta.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 sebesar 5,17 persen secara tahunan. Sebesar 2,74 persen dari pertumbuhan ekonomi tersebut disumbang konsumsi rumah tangga. Pada 2018, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,05 persen secara tahunan. (KRN)