Lagi, Petugas KPPS di Surabaya Meninggal Seusai Pemilu
Petugas KPPS di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang meninggal akibat kelelahan saat bertugas bertambah. Ketua KPPS di TPS 13, Kelurahan Kapas Madya Barat, Kecamatan Tambaksari, Sunaryo (57), meninggal setelah dirawat di RS Haji, Surabaya, Rabu (24/4/2019) malam.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang meninggal akibat kelelahan saat bertugas bertambah. Ketua KPPS di TPS 13, Kelurahan Kapas Madya Barat, Kecamatan Tambaksari, Sunaryo (57), meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Haji, Surabaya, Rabu (24/4/2019) malam.
Meninggalnya Sunaryo menambah jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal dalam menjalankan tugas mengawal pesta demokrasi. Sebelumnya, pada hari pencoblosan, Rabu, 17 April, anggota KPPS di TPS 19, Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, Badrul Munir, meninggal akibat kelelahan.
Putra almarhum Sunaryo, Hanif Arifinanda, mengatakan, ayahnya dirawat di rumah sakit seusai menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu di daerahnya. Sunaryo kelelahan setelah bertugas di TPS selama 27 jam saat pemilu.
Setelah pulang dari kelurahan untuk mengantar kotak suara pada Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 10.00, Sunaryo beristirahat satu jam. Sekitar pukul 11.00, dia kembali bekerja sebagai guru SDN Ploso V Surabaya. Ketika mengajar, Sunaryo muntah-muntah.
Keesokan harinya, dia dibawa ke Rumah Sakit Soewandi, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Haji. Namun, setelah enam hari menjalani perawatan, nyawanya tidak tertolong.
”Ayah saya seorang yang disiplin terhadap pekerjaan. Sering kali mengutamakan pekerjaannya meskipun kondisi kesehatannya menurun,” kata Hanif.
Hingga Rabu malam, penyelenggara pemilu di Jatim yang meninggal ada 26 orang dan 50 orang lainnya sakit.
Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi mengatakan, ada dua penyelenggara pemilu di Surabaya yang meninggal. Penyebabnya dipicu oleh kelelahan saat bertugas di TPS. Badrul meninggal seusai perhitungan suara, sedangkan Sunaryo meninggal saat dirawat di rumah sakit.
”Selain ada 2 petugas KPPS yang meninggal, ada 17 petugas KPPS lain yang sakit akibat kelelahan. Mereka sudah pulang ke rumah seusai mendapat perawatan medis,” katanya.
Ketua KPU Jatim Choirul Anam menuturkan, hingga Rabu malam, penyelenggara pemilu di Jatim yang meninggal ada 26 orang dan 50 orang lainnya sakit. Pihaknya masih mengajukan santunan kepada KPU pusat untuk keluarga penyelenggara pemilu yang meninggal.
Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Jatim Aries Agung Paewai mengatakan, Pemprov Jatim akan memberikan santunan kepada penyelenggara pemilu yang meninggal sebanyak Rp 5 juta kepada keluarga petugas KPPS yang meninggal.