Derbi Mancunian di Old Trafford, Kamis dini hari WIB ini, bisa menentukan nasib duo klub Manchester, United dan City, berikut gelar juara Liga Inggris. City bertekad ”membirukan” Manchester di duel krusial ini.
MANCHESTER, SELASA — Setidaknya hingga satu dekade lalu, Stadion Old Trafford kerap ditakuti lawan dan menjadi lokasi langganan pesta juara Liga Inggris. Seiring waktu berjalan, karisma Old Trafford menghilang. Markas Manchester United itu kini justru bisa melicinkan era kejayaan dua rival terbenci, Manchester City dan Liverpool.
Tidak seperti dekade-dekade lalu, musim ini MU hanya menjadi figuran dalam kisah persaingan sengit Liverpool dan Manchester City menuju gelar juara Liga Inggris. Laiknya pemeran figuran pada umumnya, MU dihadapkan pada skenario kurang mengenakkan, yaitu menjadi ”pembantu” Liverpool atau City dalam meraih mahkota juara.
Jika kalah di derbi Mancunian Kamis (25/4/2019) dini hari WIB ini, generasi ”Setan Merah” saat ini dianggap tidak menghargai sejarah dengan membiarkan tetangganya, City, membirukan Manchester dan menancapkan era dominasinya di Inggris. MU adalah rintangan berat terakhir ”The Citizens” dalam mempertahankan gelar juara Liga Inggris—prestasi yang kali terakhir dilakukan MU, yaitu pada 2009 silam.
Sebaliknya, jika menang atau menahan imbang City, MU memuluskan jalan musuh abadinya, Liverpool, menuju gelar pertamanya pada era Liga Premier. Bagi fans MU, itu adalah mimpi buruk lainnya. ”Musim ini bak turbulensi bagi kami dan sulit dinikmati. Melihat City dan Liverpool begitu dominan dan menghancurkan tim-tim lain sangatlah menyakitkan bagi kami,” ujar Alistair Ferguson, salah satu tokoh penggemar MU, kepada The Guardian.
Diakui Kyle Walker, gelandang sayap City, fans United dalam situasi pelik menatap derbi tersebut. Kontras dengan City yang mengejar sejarah sebagai tim pertama yang meraih treble alias tiga gelar domestik di Inggris, MU hampir pasti berpuasa trofi untuk dua musim beruntun. Tak hanya itu, klub terkaya di dunia versi majalah Forbes itu terancam tersingkir dari daftar klub elite Eropa jika gagal finis empat besar dan meraih tiket Liga Champions.
Potensi kegagalan itu ada di depan mata mengingat merosotnya mental dan performa mereka akhir-akhir ini. Dari delapan laga terakhirnya, MU kalah enam kali, termasuk ketika dipermalukan Everton, 0-4, akhir pekan lalu. Para pemain MU ibarat mayat hidup yang enggan berlari mengejar bola dan tanpa tujuan besar pada akhir musim. Sebaliknya, City datang dengan ambisi menggebu-gebu.
Meskipun tidak bisa diperkuat gelandang andalannya, Kevin de Bruyne, City tidaklah khawatir. Mereka masih punya banyak pemain kreatif lainnya, yaitu David Silva, Bernardo Silva, dan Phil Foden—gelandang muda yang tampil cemerlang saat mengalahkan Tottenham Hotspur, 1-0, akhir pekan lalu. Selain itu, yang lebih mengerikan, City datang ke Old Trafford tanpa rasa takut.
Meskipun penampilannya sangat buruk akhir-akhir ini, MU punya catatan bagus di markasnya yang dulu dijuluki ”Teater Impian” itu. Mereka tidak pernah kalah pada 14 laga Liga Inggris terakhirnya di stadion itu, termasuk saat menghadapi tim-tim besar, seperti Liverpool, pada Februari lalu. Menariknya, rekor positif itu tidaklah berlaku bagi tetangganya, City.
Dalam sembilan duel terakhir kedua tim di Old Trafford, City menang lima kali. Tak ayal, mantan Manajer MU Sir Alex Ferguson menjuluki City sebagai ”tetangga yang berisik” karena euforia geliat prestasinya dalam satu dekade terakhir ini. Manajer City Pep Guardiola pun berikhtiar akan melakukan kebiasaan City di Old Trafford, yaitu menyerang dan agresif.
Ia juga ingin meneruskan tradisi positif City lainnya, yaitu tidak pernah terpeleset dan selalu finis terdepan dalam setiap pertarungan ketat menuju trofi Liga Inggris.
Shaka Hislop, pengamat Liga Inggris di ESPN, bahkan menyebut City sebagai ”master” dari takdir mereka sendiri. ”Derbi selalu spesial. Setiap pemain akan melakukan yang terbaik demi klub. Saat ini Old Trafford memang tidak lagi menakutkan. Namun, kami harus memberikan yang terbaik jika ingin menang,” ujar Guardiola dikutip Manchester Evening News.
Tekad bangkit
Di lain pihak, MU bertekad bangkit di derbi ini demi menghibur pendukung setianya. Motivasi itu cukup ampuh membuat ”Setan Merah” membekap dan menunda pesta juara City di Liga Inggris musim lalu. Saat itu gelandang MU, Paul Pogba, tampil gemilang dengan dua gol pada laga yang berakhir 3-2 tersebut. ”Kami ingin berterima kasih sekaligus meminta maaf (atas kekalahan 0-4 dari Everton) kepada mereka. Ini akan kami lakukan dengan sikap serta penampilan yang baik di lapangan, besok,” ujar Pogba.
Hal yang sama disampaikan Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer. Ia menjanjikan perubahan sikap mental MU. ”Saya masih orang yang tepat untuk (manajer) MU saat ini,” ujar Solskjaer menepis keraguan publik yang mulai deras mengarah kepadanya. (AFP)