Harapan warga Bekasi untuk memiliki sungai yang asri layaknya Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan, harus tertunda. Revitalisasi Kali Malang di Marga Jaya, Kota Bekasi, dipastikan molor karena sedang berlangsung pengerjaan Tol Becakayu.
Oleh
Stefanus Ato
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Harapan warga Bekasi untuk memiliki sungai yang asri layaknya Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan, harus tertunda. Revitalisasi Kali Malang zona satu di Marga Jaya, Kota Bekasi, dipastikan molor karena di tempat itu sedang berlangsung pengerjaan proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu.
Kepala Seksi Pengembangan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Idi Susanto, di Bekasi, Rabu (24/4/2019), mengatakan, revitalisasi Kali Malang zona satu panjangnya 1 kilometer. Revitalisasi itu dilakukan di aset lahan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
”Kami sudah sarankan untuk urus perizinan dari Dirjen SDA yang punya aset. Tetapi, dari hasil beberapa kali rapat, lahan yang diizinkan tidak cukup untuk dilakukan revitalisasi,” ujarnya.
Idi menambahkan, karena lahan itu milik Dirjen SDA, revitalisasi Kali Malang zona satu akan dikerjakan dan dibiayai pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR. Namun, desain revitalisasi tetap merujuk pada desain yang dikeluarkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
”Revitalisasi tidak bisa dilakukan sekarang karena lahan untuk menyimpan lumpur hasil kerukan tidak cukup. Jadi, mengalah dulu (penataan Kali Malang),” ucapnya.
Lokasi revitalisasi zona satu yang akan ditata menjadi taman selebrasi itu terdapat tempat penampungan air atau silt trap. Silt trap terbagi menjadi dua bagian dengan lebar masing-masing sekitar 20 meter dan dilengkapi pintu air.
”Di selatan silt trap juga bakal ada proyek underpass yang menembus Jalan Ahmad Yani. Itu akan dikerjakan PT Kresna Kusuma Dyandra Marga selaku kontraktor Tol Becakayu untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas sebagai dampak pembangunan Tol Becakayu,” kata Idi.
Mirip Sungai Cheonggyecheon
Rencana revitalisasi Kali Malang pertama kali dikemukakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 12 September 2018 melalui unggahan di akun media sosialnya. Dia kembali memperbarui informasi itu dengan mengunggah gambar calon rancangan Kali Malang pada 26 September 2018. Dalam unggahan itu, Ridwan Kamil menyampaikan, gambar itu merupakan kemajuan desain Kali Malang.
Model penataan Kali Malang mengingatkan orang pada Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. Aliran Sungai Cheonggyecheon mengalir membelah Seoul. Saking jernihnya, ikan-ikan yang berenang pun terlihat jelas.
Meskipun sungai itu dibeton, pinggiran Sungai Cheonggyecheon menjadi lintasan lari atau berjalan kaki. Di sejumlah titik juga dibangun air terjun, air mancur, hingga delta-delta buatan untuk berbagai kegiatan. Rumput atau tanaman liar dibiarkan tumbuh alami. Tidak terlihat sampah mengembang dan menumpuk di sungai itu (Kompas, 25/11/2018).
Revitalisasi Kali Malang akan dikerjakan sepanjang sekitar 5,3 kilometer atau sesuai panjang keseluruhan saluran Kali Malang yang melintas di Kota Bekasi. Penataan Kali Malang dibagi menjadi empat zona, yaitu zona selebrasi, zona edukatif, zona ekologi, dan zona komersial. Anggaran penataan menggunakan hibah Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 50 miliar.
Perlu diselaraskan
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, revitalisasi Kali Malang harus diselaraskan dengan proyek Jalan Tol Becakayu. Hal itu karena akan ada dua proyek besar yang dikerjakan berbarengan di lokasi yang sama.
”Kami belum melihat finalisasi Tol Becakayu terakhir seperti apa nanti. Makanya akan kami dahulukan Silt yang di Unisma,” kata Tri.
Tol Becakayu, yang dibangun melintas Kota Bekasi, merupakan proyek Tol Becakayu Seksi IIA. Jalan tol yang sedang dikerjakan memiliki panjang 4,10 kilometer dan terbentang dari Jakasampurna hingga Marga Jaya, Bekasi.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi Erwin Guwinda menuturkan, pihaknya akan menggelar rapat dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk memutuskan penataan revitalisasi Kali Malang.