Menjelang Ramadhan, harga komoditas bawang putih di sejumlah pasar di Surabaya, Jawa Timur, melonjak hingga 100 persen. Kenaikan harga ini disebabkan kurangnya pasokan dari distributor. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga awal Mei menanti datangnya bawang putih impor.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Menjelang Ramadhan, harga komoditas bawang putih di sejumlah pasar di Surabaya, Jawa Timur, melonjak hingga 100 persen. Kenaikan harga ini disebabkan kurangnya pasokan dari distributor. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga awal Mei menanti datangnya bawang putih impor.
Pantauan di Pasar Wonokromo dan Pasar Genteng, Surabaya, Kamis (25/4/2019), harga bawang putih berkisar Rp 60.000-Rp 65.000 per kilogram (kg), naik dari biasanya Rp 30.000 per kg. Harga bawang merah juga naik dari biasanya Rp 20.000 per kg menjadi Rp 40.000-Rp 50.000 per kg. ”Harganya naik sudah sejak satu bulan lalu. Dari distributor harganya tinggi dan pasokannya agak susah,” kata Sutinah (63), pedagang di Pasar Wonokromo.
Dia berharap pemerintah segera melakukan langkah untuk menurunkan harga kedua komoditas ini, terlebih kebutuhan bawang merah dan bawang putih biasanya meningkat saat Ramadhan hingga Lebaran. ”Ada operasi pasar bawang putih sebanyak satu truk, tetapi jumlahnya masih terlalu sedikit. Saya tidak kebagian,” kata Sutinah.
Secara terpisah, seusai rapat koordinasi hari besar keagamaan nasional menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan menyampaikan, stok bawang putih di Jatim kurang. Akibatnya, harga komoditas tersebut naik di beberapa wilayah. Pihaknya sudah mulai melakukan operasi pasar bawang putih di 25 pasar di Jatim untuk menurunkan harga.
Di Pasar Wonokromo, misalnya, operasi pasar sudah dilakukan dengan menjual 50 ton bawang putih kepada pedagang. ”Harga bawang merah diupayakan segera turun karena akan ada panen raya dari Probolinggo,” kata Drajat.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Jatim, kebutuhan bawang putih sekitar 4.690 ton per bulan. Sekitar 90 persen dipenuhi dari impor. ”Pasokan bawang putih kurang. Kami menunggu impor masuk dari Kementerian Perdagangan,” katanya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Marthin Siamanungkalit mengatakan, pemerintah saat ini sedang memproses impor 115.000 ton bawang putih untuk memenuhi defisit kebutuhan dalam negeri. Diperkirakan impor bawang putih tersebut mulai masuk ke Indonesia paling cepat awal Mei 2019.
”Untuk saat ini, pemerintah ingin mengutamakan stok-stok yang ada terlebih dahulu untuk dikeluarkan sambil menunggu masuknya bawang putih impor dari delapan importir yang sudah disetujui,” ujarnya.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jatim Muhammad Hasyim memastikan stok kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir, di Jatim cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan hingga Lebaran. Bahkan, jumlah beras cukup untuk menyokong kebutuhan hingga akhir tahun.
”Stok beras di Jatim sekitar 601.000 ton, sedangkan kebutuhan di Jatim sekitar 3.000 ton per bulan sehingga masih sangat cukup. Jika dibutuhkan, Jatim siap mencukupi kebutuhan beras untuk daerah lain,” kata Hasyim. Selama empat bulan pertama 2019, sebanyak 200.000 ton beras dari Jatim dikirim ke wilayah Indonesia timur yang defisit.
Selain beras, Hasyim juga memastikan, stok bahan pokok lain di Jatim aman. ”Stok gula pasir 6.600 ton, minyak goreng 41.000 liter, tepung terigu 12 ton, dan jagung untuk peternak sekitar 75.000 ton,” ujarnya.