Era kekaisaran Heisei yang telah berlangsung selama 31 tahun akan berakhir pada 30 April 2019, bersamaan dengan turun takhtanya Kaisar Akihito. Era baru yang akan dipimpin Kaisar Naruhito dinamakan dengan Reiwa.
Penamaan kekaisaran atau gengo sangat penting bagi keseharian masyarakat Jepang. Sebab, nama Reiwa akan terukir di mata uang koin, surat izin mengemudi, surat kabar, dokumen resmi, dan dalam kalender tradisional.
Namun, sejak nama Reiwa dicanangkan beberapa waktu lalu, pro dan kontra masih terjadi. Karakter huruf pertama, rei, diinterpretasikan sebagai ”perintah” atau ”titah”. Adapun karakter huruf kedua, wa, berarti ”damai” atau ”harmoni”.
Nama Reiwa dipilih kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe, bukan oleh kaisar Jepang. Sebagian rakyat Jepang menilai positif nama itu. Di kalangan anak muda Jepang, nama itu dinilai mengandung bentuk ketegasan. ”Apa ini artinya harus tunduk kepada perintah? Mungkin mereka menginginkan kembali era militer,” kata seorang pengguna Twitter seperti dikutip Reuters.
Otoritas Jepang buru-buru menegaskan bahwa Reiwa bukan berarti ”titah dan harmoni” seperti yang dilansir media Jepang. Menurut Shinzo Abe, nama baru itu untuk menekankan keindahan budaya tradisional Jepang serta masa depan; masa ketika setiap orang mampu menggapai mimpinya, khususnya generasi muda.
”Negara kita sedang menghadapi peralihan besar, tetapi ada banyak nilai lama Jepang yang jangan sampai tenggelam,” kata Abe, seperti dikutip Al Jazeera.
Dosen filsafat China di Universitas Chuo di Tokyo, Masaharu Mizukami, menyebutkan, ia mengaku memiliki impresi yang negatif ketika pertama kali mendengar kata Reiwa karena rei bernuansa keras. Karakter huruf rei ditolak pada 1860-an, menjelang berakhirnya kekuasaan shogun Tokugawa. Menurut Mikazami, arti ”perintah” menunjukkan bahwa kaisar, yang posisinya saat itu lemah, memiliki kekuasaan atas penguasa militer.
Agar tidak terjadi kerancuan, Kementerian Luar Negeri Jepang kemudian mengumumkan interpretasi resmi dari Reiwa. ”Reiwa adalah harmoni yang indah. Reiwa menunjuk pada keindahan bunga-bunga pohon prem yang bermekaran setelah melewati musim dingin yang panjang.”
Sejak nama Reiwa diumumkan, semua pihak bersiap agar simbol Reiwa bisa digunakan pada 1 Mei, hari penobatan Kaisar Naruhito.
Kue berhias simbol Reiwa yang dijual di sebuah toko kue di Tokyo pun langsung ludes diserbu pembeli. Sejumlah toko buku juga menjual seksi khusus Manyoshu (antologi kuno Jepang), sementara toko-toko serba ada sudah menjual koin-koin emas dengan logo Reiwa.
Jepang telah melewati 4 kekaisaran dalam sejarah modern, yaitu Meiji (1868-1912), Taisho (1012-1926), Showa (1926-1989), dan Heisei yang berarti ”meraih perdamaian”.