Kapal Motor Tenggelam di Perairan Kabupaten Sitaro, Awak Kapal Selamat
KM Triangel GT-29 karam di perairan Pulau Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Selatan, Kamis (25/4/2019). Pemicunya, lambung kapal yang pecah diterjang ombak. Tujuh anak buah kapal berhasil menyelamatkan diri dengan meloncat ke laut.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Kapal Motor Triangel GT-29 karam di perairan Pulau Tagulandang, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Selatan, Kamis (25/4/2019). Pemicunya adalah lambung kapal yang pecah diterjang ombak. Tujuh anak buah kapal berhasil menyelamatkan diri dengan meloncat ke laut sebelum kapal benar-benar tenggelam.
Kapal yang membawa es batu itu bertolak dari Kota Bitung menuju Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Kamis pagi. Sekitar pukul 11.00 Wita, mereka dihadang cuaca buruk dan ombak setinggi 3-5 meter di sekitar perairan Sitaro. Tak kuat, lambung perahu jebol dan kapal pun karam.
Menyadari kapalnya akan tenggelam, tujuh anak buah kapal (ABK) segera meloncat ke laut untuk menyelamatkan diri. Mereka adalah Willy Sumerar, Rizky Nicolas, Ian Engkey, Geral Wenas, Jeremias Silangen, Jel Silangen, dan Apolos Makalihing.
Menurut data Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) Manado, para ABK sempat menghubungi pemilik kapal, Beatrix Lengkey (50), sebelum meloncat ke laut.
Menurut Feri Arianto dari Hubungan Masyarakat Basarnas Manado, setelah menerima kabar tenggelamnya KM Triangel, Syahbandar Tagulandang langsung mencari dan menyelamatkan ketujuh ABK dengan KM Betania Sejahtera. Mereka ditemukan sekitar pukul 17.40 Wita setelah lebih dari 6 jam terombang-ambing di permukaan laut.
Tak ingin menunggu lebih lama, ketujuh ABK itu segera dibawa ke Pelabuhan Umum Buhias, Kabupaten Sitaro. Setelah KM Betania Sejahtera yang dikawal Kapal SAR Bitung bersandar di pelabuhan sekitar pukul 19.00 Wita, ketujuh ABK dibawa ke kantor Syahbandar Tagulandang.
”Kapal Nasional SAR Bima Sena sudah mau diberangkatkan dari Manado, tapi ternyata ketujuh korban sudah diselamatkan. Jadi, kapal Basarnas kembali. KM Triangel yang tenggelam pun dibiarkan saja,” ujar Feri.
Sementara itu, kapten KM Betania Sejahtera, Amang, mengatakan, ketujuh ABK ditemukan setelah beberapa jam di permukaan air. Saat diangkat ke atas kapalnya, mereka terlihat ketakutan. ”Kami segera kasih mereka teh hangat dan roti,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Beatrix yang tinggal di Aertembaga, Bitung, mengatakan, KM Triangel membawa es batu sebanyak 20 ton untuk mengawetkan tangkapan ikan di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro. Dia menyebutkan, kapal benar-benar tenggelam sekitar pukul 11.30 Wita. Saat itu, para ABK sudah berada di laut mengenakan jaket pelampung keselamatan.
”Hasil tangkapan ikan cukup banyak dan mereka minta dikirimi es supaya ikan tidak terbuang sia-sia,” lanjutnya.
Beatrix mengatakan, dirinya rugi hampir Rp 1 miliar. Belum lagi ikan tangkapan tak bisa diolah karena es batu tak sampai. Namun, ia bersyukur ketujuh ABK dapat diselamatkan. Mereka berencana berangkat pada malam sebelumnya saat ombak sedang ganas.
Menurut Beatrix, mesin kapal sangat bagus karena baru overhaul pada Desember 2018. Selain itu, lapisan serat (fiber) pada bagian bawah kapal juga sudah dilapis ulang. Tadinya, ia ingin menggunakan penghasilan dari ikan tangkapan untuk memperbaiki kapalnya yang lain karena mesinnya rusak.