Puskesmas Nipah, dari Pembaca Kompas untuk Warga di Lombok Utara
Di Lombok Utara terdapat delapan puskesmas yang rusak akibat gempa, yang lima di antaranya rusak berat, termasuk Puskesmas Nipah.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·4 menit baca
Pusat Kesehatan Masyarakat Dusun Nipah, Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dibangun dengan pendanaan dari sumbangan pembaca Kompas. Puskesmas dengan mengacu pada standar Kementerian Kesehatan itu diresmikan dan diserahterimakan pada Rabu (24/4/2019).
”Puskesmas Nipah ini ibarat puskesmas dusun rasa kota,” ujar Zaenuddin, warga Dusun Nipah, Desa Malaka, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (24/3/2019). Ia menambahkan, ”Kalau lihat gedungnya, ini seperti puskesmas di Kota Mataram (ibu kota Nusa Tenggara Barat).”
Hal itu disampaikan Zaenuddin saat penyerahan Puskesmas Nipah dari Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) yang diwakili Pemimpin Redaksi Kompas Ninuk Mardiana Pambudy kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Utara melalui Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara Khaerul Anwar, puskesmas itu prototipe ideal yang pembangunannya mengikuti Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. ”Foto puskesmas ini pernah kami sampaikan kepada kawan-kawan di Kemenkes. Responsnya luar biasa. Mungkin Puskesmas Nipah ini pertama di NTB yang mengikuti Permenkes tadi,” ujar Khaerul.
Di Lombok Utara terdapat delapan puskesmas yang rusak akibat gempa, yang lima di antaranya rusak berat, termasuk Puskesmas Nipah. Beberapa puskesmas yang akan dibangun dari Dana Alokasi Khusus 2019 di kabupaten itu juga dipersyaratkan mengikuti penampakan fisik Puskesmas Nipah.
Standar ideal yang dimaksud, seperti ditunjukkan Kepala Puskesmas Nipah Suherman, di antaranya ruang unit gawat darurat (UGD) berdekatan dengan ruang bersalin. Hal itu dimaksudkan jika ada ibu yang akan bersalin bisa segera dipindahkan dari ruang UGD ke ruang bersalin.
Begitu pun alur pelayanan mulai dari pintu masuk searah menuju sejumlah ruang poli dan laboratorium hingga apotek. ”Dulunya ruang apotek ada di belakang. Di puskesmas ini apotek ada di depan sehingga pasien lebih gampang mengambil obat,” ujarnya.
Ruang tunggu puskesmas ini juga terbuka dan kamar rawat inap memiliki jendela cukup lebar sehingga distribusi udara berjalan baik. ”Enak puskesmas ini sekarang. Bangunannya kokoh, tahan gempa. Ruang tunggunya sejuk dan terang oleh sinar masuk matahari,” ujar Sahyun, pasien yang tengah antre memeriksakan kesehatannya di ruang tunggu puskesmas itu.
Sumbangan pembaca
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy mengatakan, pembangunan puskesmas itu menelan dana Rp 4,2 miliar yang berasal dari sumbangan para pembaca Kompas. Pembangunan puskesmas yang berjalan enam bulan itu wujud kepedulian pembaca harian Kompas terhadap korban terdampak gempa Lombok Juli-Agustus 2018, khususnya masyarakat Lombok Utara.
”Saat gempa 5 Januari 2018, para pembaca Kompas tergerak, spontan menanyakan kepada Kompas apa bantuan yang bisa mereka berikan kepada saudara-saudaranya di Lombok,” katanya.
Selanjutnya, setelah melalui kajian dan atas permintaan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membangun puskesmas ini yang pembangunannya berjalan enam bulan. Puskesmas itu letaknya strategis di kawasan obyek wisata Senggigi, Lombok Barat, melayani 13.000 penduduk di 15 dusun, termasuk warga yang berdomisili di sekitar obyek wisata Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
”Kami bersyukur bisa membantu dan dilibatkan dalam mendirikan puskesmas ini. Kami berharap puskesmas ini bisa dipelihara sebaik-baiknya oleh masyarakat. Minta tolong Pak Kepala Desa dan Pak Kepala Dusun, semoga bisa dipelihara baik agar puskesmas ini dapat bermanfaat seluas-luasnya dan selama-lamanya bagi masyarakat sekitar,” ujar Ninuk.
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar atas nama masyarakat kabupaten itu menyatakan berterima kasih kepada para pembaca harian Kompas yang telah mewujudkan dedikasi yang luar biasa dalam membangun puskesmas yang merupakan bangunan tahan gempa. ”Ketika kami butuh dan belum berkemampuan secara maksimal untuk mewujudkan, kemudian kawan-kawan dari Kompas datang menawarkan membangun puskesmas. Kami sangat bersyukur,” ujar Najmul.
Puskesmas itu dilengkapi ruang gawat darurat, ruang bersalin, ruang rawat inap pasien laki-laki dan perempuan, poli umum, poli gigi, poli anak dan imunisasi, poli ibu dan keluarga berencana, ruang laboratorium, apotek, dan rumah dinas para dokter.
Pada saat proses pindah dari layanan darurat pada 16 April 2019, puskesmas ini melayani 42 pasien yang empat pasien di antaranya adalah ibu yang melakukan persalinan di sana.