Victor R Hartono: Kesuksesan Bangsa Diawali dari Diri Sendiri
Sebagai salah satu perusahaan lokal yang berdiri sejak 1951, PT Djarum memiliki sejarah panjang di Indonesia, termasuk kiprah Djarum Foundation yang didirikan pada 30 April 1986.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai salah satu perusahaan lokal yang berdiri sejak 1951, PT Djarum memiliki sejarah panjang di Indonesia, termasuk kiprah Djarum Foundation yang didirikan pada 30 April 1986. Program Djarum Foundation telah menghasilkan banyak prestasi bagi bangsa Indonesia, antara lain dalam bidang olahraga.
Selain olahraga, Djarum Foundation memiliki empat bidang lain yang menjadi fokus pelayanan sesuai dengan slogan mereka, ”Bakti pada Negeri”, yakni sosial, pendidikan, lingkungan hidup, dan budaya.
Olahraga menjadi fokus Djarum Foundation yang telah menghasilkan banyak prestasi. Fokus tersebut didasari oleh makna olahraga yang berperan dalam membangun karakter manusia, terutama karakter jiwa kompetitif. Salah satu olahraga unggulan dari Djarum Foundation adalah bulu tangkis. Mereka melakukan pembinaan sejak usia dini dan menyelenggarakan berbagai kejuaraan nasional serta internasional.
Djarum Foundation telah melaksanakan bakti sosial sejak 1951 dengan dilandasi semangat persaudaraan dan gotong royong, peduli, serta memberdayakan masyarakat. Mereka melakukan kegiatan seperti renovasi bangunan panti asuhan, pelayanan medis masyarakat desa dan pesantren, mitigasi bencana, dan kegiatan kemanusiaan, antara lain donor darah serta bantuan bencana alam.
Di bidang lingkungan hidup, Djarum Foundation merawat lingkungan untuk mewujudkan negeri yang sehat dan nyaman. Mereka mulai menanam sebanyak mungkin pohon berbunga dan rindang untuk meneduhkan kota, dimulai di Kudus pada 1979.
Pada bidang pendidikan, Djarum Foundation telah memberikan program beasiswa. Selain itu, mereka berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Bakti Budaya Djarum Foundation turut memberikan sumbangsih untuk meningkatkan kecintaan dan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia. Mereka mendukung insan kreatif untuk berkarya dan menggali potensi masyarakat dalam rangka melestarikan keindahan serta keragaman budaya Indonesia. Djarum Foundation telah mendukung lebih dari 3.000 kegiatan budaya dan membuat galeri seni.
Pada Rabu (24/4/2019) di Jakarta, Kompas berkesempatan mewawancarai CEO Djarum Foundation Victor R Hartono. Ia pun menceritakan kiprah Djarum Foundation dan harapannya untuk bangsa Indonesia agar dapat maju. Berikut petikan tanya jawabnya.
Bagaimana kiprah Djarum bagi bangsa sampai usia 68 tahun ini?
Kami sudah sejak tahun 1951 bertekad untuk membangun masa depan cerah buat diri kami sendiri dan bersama negara kita tercinta.
Bentuknya seperti apa saja?
Kami aktif di lima bidang. Sosial, pendidikan, lingkungan hidup, olahraga, dan budaya. Lima bakti kami. Ada bakti pendidikan, olahraga, dan lain-lain. Semuanya ada di dalam Djarum Foundation.
Apakah ada pesan khusus untuk generasi milenial untuk kemajuan Indonesia hingga 2045?
Kalau usul saya, sih, bisa membantu diri sendiri dan keluarga dekat dulu. Baru nanti kalau sudah lebih mapan bantu negara kita lebih banyak. Jadi, prioritasnya jangan terbalik. Prioritasnya pada keluarga. Tanggung jawab pertama sebagai orang adalah bisa menghidupi istri sendiri, anak sendiri. Nanti kalau sudah lebih mapan baru keluarkan banyak energi untuk bantu sekeliling, kabupaten, provinsi, dan habis itu negara, terus dunia. Jangan terbalik urutannya.
Itu untuk anak muda?
Iya. Sekarang anak muda tidak mengerti mana yang mesti didahulukan. Mereka harus siapkan diri untuk menikah sehingga harus siapkan tabungan untuk segala macam.
Bagaimana generasi muda harus mempersiapkannya diri?
Pendidikan menjadi salah satu faktor, tetapi tentunya juga beritikad kerja dengan baik dan gigih. Jadi, percuma pendidikannya bagus, terus tidak gigih, nanti di dunia kerja kebanyakan gagal.
Apa harapan dari Djarum di umur 68 tahun ini?
Harapannya, Indonesia akan terus menjadi lebih baik dan syukur-syukur tahun 2050 seperti yang diprediksikan PricewaterhouseCoopers itu, kita menjadi negara dengan ekonomi nomor empat di dunia. Kalau ekonomi tidak kuat, yang lain-lainnya tidak begitu dilihat. Syarat diplomasi, kalau ekonomi tidak kuat, kamu ini siapa? Bisa kasih contoh dan memimpin negara lain bagaimana caranya kalau negara kamu terlalu kecil?
Indonesia, kalau mau menjadi pemimpin yang baik, ekonominya juga mesti baik dan kelakuannya juga baik. Toleran. Terhadap rakyat sendiri sudah mempraktikkan toleransi yang baik, nanti negara-negara lain mau mengikuti teladan baik kita. Kalau itu saja tidak dilakukan dan ekonominya lemah, siapa yang mau menuruti Indonesia?