Banjir di Tangerang Mulai Surut
Ketinggian air yang menggenangi permukiman warga di Kota Tangerang berangsur turun pada Jumat (26/4/2019) sore. Sebelumnya ketinggian air berkisar 30 cm-1,5 meter
TANGERANG, KOMPAS — Ketinggian air yang menggenangi permukiman warga di Kota Tangerang berangsur turun pada Jumat (26/4/2019) sore. Sebelumnya ketinggian air berkisar 30 cm-1,5 meter. Luapan Sungai Cisadane ini yang terparah menggenangi permukiman warga di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas.
Sore tadi, di Panunggangan Barat, ketinggian air berkurang menjadi sekitar 60 cm.
Meluapnya air Sungai Cisadane mengakibatkan enam titik di Kota Tangerang tergenang air. Selain Kelurahan Panunggangan Barat, banjir juga menggenangi Kelurahan Kedaung Wetan, Kedaung Baru, dan Selapajang (Kecamatan Neglasari), kemudian Kelurahan Sukajadi (Kecamatan Karawaci) dan Panunggangan Utara (Kecamatan Pinang).
”Ada 781 keluarga di Kota Tangerang yang terdampak luapan Sungai Cisadane. Kami (Pemkot Tangerang) juga sudah mengirim perahu untuk evakuasi dan mendirikan dapur umum,” kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.
Arief menginstruksikan, 6 dari 10 pintu air di Pintu Air Sepuluh, Karawaci, Kota Tangerang, dibuka. Instruksi diberikan setelah Arief bersama jajaran terkait melakukan peninjauan dan mengecek kondisi Sungai Cisadane.
Tak hanya membuka enam pintu air, Arief juga memanfaatkan empat saluran irigasi, dua aliran ke arah Sipon, dan dua aliran ke arah Mookervard untuk pelintasan air.
Arief mengatakan, Jumat sekitar pukul 00.00, Pemerintah Kota Tangerang mendapat informasi ketinggian air di Bendungan Batu Belah, Kabupaten Bogor, mencapai 7,45 meter. ”Saat itu, kondisi Pintu Air sudah siaga I,” kata Arief.
Hingga kini, semua petugas gabungan yang terdiri dari dinas PUPR, kelurahan, satuan polisi pamong praja, dinas sosial, dinas kesehatan, dinas perhubungan dan BPBD siaga untuk menangani dampak dari luapan tersebut.
Kepala BPBD Kota Tangerang Irman Pujahendra menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan dua peleton pasukan SAR ditambah dua peleton personel satpol PP untuk membantu evakuasi korban.
Di Panunggangan Barat, kata Irman, disiagakan tujuh perahu. ”Totalnya sekitar 15 perahu yang kami sebar ke beberapa titik yang terdampak,” jelas Irman.
Dapur umum
Pemerintah Kota Tangerang telah mendirikan dapur umum untuk membantu para korban banjir di Panunggangan Barat karena wilayah ini yang paling parah.
Sebanyak 1.000 nasi bungkus juga disiapkan untuk para korban. Akan tetapi, pengiriman makanan terkendala kemacetan sehingga terlambat sampai ke lokasi pengungsian.
Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Masyati Yulia mengatakan, di dapur umum juga telah tersedia beras, air bersih, air minum, dan telur. Semua kebutuhan pokok itu diperuntukkan bagi korban banjir.
”Kami juga mengirimkan seperangkat alat untuk bersih-bersih seperti sapu untuk para korban,” kata Masyati.
Dua sekolah libur
Meluapnya Sungai Cisadane mengganggu aktivitas belajar siswa. Dinas Pendidikan Kota Tangerang mencatat, dua sekolah, yakni SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Panunggangan Barat, tergenang air sehingga sekolah diliburkan. Air masuk dan menggenangi ruang kelas hingga setinggi 1 meter.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Abduh Surahman mengatakan, melihat kondisi kedua sekolah tersebut tidak dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, sekolah diliburkan untuk sementara waktu.
”Besok lihat kondisi. Kalau air surut, tentu siswa masuk lagi, tetapi kalau masih banjir, ya, tetap libur,” kata Abduh kepada wartawan, Jumat sore.
Ia mengatakan, sejauh ini berkas di kedua sekolah tersebut aman, tidak terimbas banjir. ”Pihak sekolah sudah melakukan langkah antisipasi. Berkas disimpan di lantai 2 gedung, sudah diantisipasi karena memang sekolah itu dekat dengan Kali Cisadane,” ujar Abduh.
Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan
Luapan air Sungai Cisadane juga merendam rumah 195 keluarga di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga. Ketinggian air di wilayah itu sekitar 1 meter.
”Kali (Sungai Cisadane) mulai meluap sejak Kamis malam, tetapi air mulai masuk ke rumah Jumat sekitar pukul 05.00. Air terus naik jadi 50 sentimeter sampai 80 sentimeter. Malah di 4 RT, airnya setinggi 1 meter,” ujar Asep, warga Tanjung Burung yang rumahnya kebanjiran.
Menurut Asep, ada 6 RT dan 194 keluarga yang terdampak. Ada empat RTyang bersiap-siap mengungsi jika air terus naik.
”Setiap kali (Sungai Cisadane) meluap, pasti daerah kami kebanjiran. Kami, kan, berada di hulu. Sedimentasi kali sangat tinggi dan belum ada normalisasi kali,” kata Asep yang juga pengurus RT. Ia berharap, pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat segera merealisasikan normalisasi kali di kawasan itu.
Masih di wilayah Kabupaten Tangerang, sebanyak 50 rumah warga di Kampung Pakulonan Barat RT 005 RW 003, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, terendam banjir dampak meluapnya Sungai Cisadane.
Muslim (60), warga RT 005, mengatakan, air masuk ke rumah sekitar pukul 02.00. Saat itu warga sedang tidur lelap. Warga tidak menduga karena Kamis siang cuaca terik.
”Kami tidak sempat menyelamatkan barang dan peralatan rumah tangga. Barang-barang rumah tangga, seperti kasur, karpet, dan lain sebagainya terendam air,” kata Muslim.
Di Tangerang Selatan, luapan Sungai Cisadane merendam kawasan perumahan Pesona Serpong, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Serpong.
Hujan yang kembali terjadi Jumat sore membuat warga setempat khawatir karena rumah dan komplek akan gelap gulita karena tidak ada aliran listrik.
Nani (35), warga setempat, mengatakan, sejak pagi saat air menggenangi perumahan itu, aliran listrik padam. Sungai Cisadane meluap Kamis malam dan masuk ke rumah penduduk Jumat dini hari.
”Saya terbangun ketika warga sudah berteriak ’banjir, banjir’. Langsung bangun, dan waktu itu hanya terpikirkan menyelamatkan anak dan keluar rumah,” kata Nani.
Ia bersama suami dan anak mereka mengungsi ke rumah keluarga yang lokasinya tak jauh dari tempat itu. Kakaknya memiliki bangunan rumah dua lantai.
Air merendam rumah mereka hingga setinggi 1 meter. Barang elektronik seperti televisi dan kulkas hanyut karena terbawa arus air yang kencang.