Elektrifikasi di Sumbar Ditargetkan 98 Persen Akhir 2019
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan rasio elektrifikasi di Sumatera Barat meningkat menjadi 98 persen pada akhir 2019. Data terakhir pada Maret 2019, rasio elektrifikasi di Sumbar sebesar 92,8 persen.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan rasio elektrifikasi di Sumatera Barat meningkat menjadi 98 persen pada akhir 2019. Data terakhir pada Maret 2019, rasio elektrifikasi di Sumbar sebesar 92,8 persen.
Vice President Public Relations Dwi Suryo Abdullah ketika dikonfirmasi, Jumat (26/4/2019), mengatakan, seluruh desa di Sumatera Barat yang berjumlah 1.158 desa sebenarnya sudah bisa mengakses listrik. Namun, 16 desa di antaranya masih melalui program pembagian lampu tenaga surya hemat energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
“Secara bertahap kami menargetkan 16 desa itu sudah mendapatkan listrik dari jaringan PLN pada akhir tahun ini. Sembari menyiapkan infrastruktur listriknya, warga desa bisa mengakses listrik dari lampu tenaga surya,” kata Dwi.
Dwi mengaku, upaya untuk mencapai target itu tidak mudah. Desa-desa yang tersebar di Kepulauan Mentawai, Solok Selatan, dan Pasaman Barat tersebut berada di wilayah terpencil, seperti di pegunungan. “Infrastruktur jalan di sana masih terbatas sehingga kita harus mengangkut (peralatan) secara manual. Tidak bisa dengan mobil,” ujar Dwi.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Barat Bambang Dwiyanto saat meninjau program penyambungan listrik desa di Padang, Sumatera Barat, Jumat, mengatakan, meskipun penuh tantangan, PLN akan melakukan berbagai upaya untuk menyediakan jaringan listrik di wilayah itu.
Infrastruktur jalan di sana masih terbatas sehingga kita harus mengangkut (peralatan) secara manual. Tidak bisa dengan mobil
“Salah satunya, kami akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam mengatasi ketersediaan infrastruktur jalan," kata Bambang dalam siaran pers.
Dwi menambahkan, rasio elektrifikasi listrik yang semakin baik akan mendongkrak perekonomian dan akses masyarakat terhadap pendidikan. Dengan demikian, taraf hidup masyarakat akan menjadi lebih baik.
Armis (54), warga yang mendapatkan program listrik desa PLN, mengatakan, sejak seminggu lalu, rumahnya sudah mendapat listrik berdaya 900 VA. Biaya penyambungan listrik dibayar dengan mencicil.
"Sebelum ada listrik PLN, kami memakai lampu dinding dengan bahan bakar minyak tanah. Selain mahal, pakai minyak tanah ini merepotkan dan membelinya sekarang cukup sulit. Kalau dengan listrik PLN, saya tinggal pencet langsung menyala," katanya.
Kapasitas
Dwi mengatakan, kapasitas listrik di Sumatera Barat sejauh ini mencukupi. Adapun jumlah cadangan daya listrik Subar saat ini lebih dari 20 persen.
Menurut Dwi, selain pembangkit dari dalam provinsi, pasokan listrik Sumatera Barat juga bersumber dari luar daerah. Dari total beban puncak yang mencapai 591 megawatt, pembangkit di Sumbar hanya bisa memenuhi 433 megawatt.
“Sisanya dipenuhi melalui jaringan 150 KV (kilovolt) jalur Sumatera. Tol listrik Sumatra 275 KV juga sedang tahap penyelesaian. Jadi sumbernya tidak dari Sumbar saja, listrik bisa dikirim dari Sumatera Selatan ataupun Jambi,” kata Dwi.