Pemerintah Indonesia mendukung peningkatan sumber daya manusia masyarakat Timor Leste yang pernah menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, kerja sama pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia-Timor Leste terus diperkuat
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU dari Timor Leste
·4 menit baca
DILI, KOMPAS — Pemerintah Indonesia mendukung peningkatan sumber daya manusia masyarakat Timor Leste yang pernah menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, kerja sama pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia-Timor Leste terus diperkuat.
Berdasarkan laporan UNDP lewat Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia) 2016, rata-rata lama sekolah masyarakat Timor Leste 4,4 tahun, sedangkan lama harapan sekolah 12,5 tahun. Jika dibandingkan di Indonesia, berdasar IPM 2016, rata-rata lama bersekolah anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan 8,5 tahun berbanding 7,4 tahun.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja ke Dili di Timor Leste, Kamis (25/4/2019). Muhadjir, secara terpisah, bertemu dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Budaya Timor Leste Sala Principal dan Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Dulce de Jesus Soares.
Turut mendampingi Muhadjir, antara lain, Duta Besar RI di Timor Leste Sahat Sitorus, Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Timor Leste Sedercor Melaunan, serta Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad. Muhadjir juga datang dalam kapasitas sebagai Presiden SEAMEO Council (organisasi para menteri pendidikan se-Asia Tenggara), didampingi Direktur Sekretariat SEAMEO Ethel Agnes P Valenzuela.
Terkait kerja sama kebudayaan, Muhadjir menyampaikan soal peresmian Pusat Budaya Indonesia (PBI) di Dili. Hadirnya PBI yang mulai dibangun pada 2014 dan diresmikan Mendikbud pada Kamis (25/4/2019) diharapkan dapat mempererat persahabatan serta nilai-nilai kemanusiaan kedua negara.
Menurut Muhadjir, Kemdikbud berkeinginan mendorong peningkatan kegiatan di PBI sebagai platform untuk saling memahami antara Indonesia-Timor Leste. PBI tiap tahun rutin menggelar pameran pendidikan tinggi Indonesia yang menghadirkan perguruan tinggi negeri dan swasta dari Indonesia dan Timor Leste. Tiap tahun cukup banyak mahasiswa asal Timor Leste yang memilih kuliah di Indonesia.
Kemdikbud berkeinginan mendorong peningkatan kegiatan di PBI sebagai platform untuk saling memahami antara Indonesia-Timor Leste.
Kebutuhan untuk belajar bahasa Indonesia di kalangan pemuda Timor Leste juga terbilang tinggi. Untuk itu, PBI menyediakan layanan pendidikan bahasa Indonesia bagi penutur bahasa asing (BIPA) dan uji kemahiran bahasa Indonesia.
Sahat mengatakan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Budaya Timor Leste mendukung PBI, terutama dalam BIPA. Ada syarat bahwa mahasiswa Timor Leste yang hendak kuliah di Indonesia harus memiliki sertifikat kemampuan bahasa Indonesia. Hal ini bisa didapat lewat pendidikan BIPA yang didukung PBI.
”Indonesia menghargai dukungan keberlanjutan kerja sama kebudayaan. Sebagai dua negara yang bertetangga, Indonesia-Timor Leste hidup dalam harmoni dan membangun kesepahaman serta saling menghormati,” ujar Muhadjir.
Pemerintah Indonesia lewat Kemdikbud tiap tahun memberi beasiswa kuliah Darmasiswa bagi mahasiswa Timor Leste. Dari 2002-2018 sudah 116 pelajar yang mendapat beasiswa kuliah ke Indonesia. Tahun ini disediakan kuota 20 orang. Dukungan beasiswa kuliah juga datang dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta perguruan tinggi di Indonesia.
Pemerintah Indonesia lewat Kemdikbud tiap tahun memberi beasiswa kuliah Darmasiswa bagi mahasiswa Timor Leste. Dari 2002-2018 sudah 116 pelajar yang mendapat beasiswa kuliah ke Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Dulce, Indonesia menawarkan dukungan untuk peningkatan akses peningkatan pendidikan dasar dan menengah. Disebutkan, Timor Leste pada 2030 ingin mengubah pendidikan menengah atas hanya 40 persen dan vokasi 40 persen. Namun, Timor Leste masih menghadapi minimnya kualitas pendidikan vokasi, baik dari sisi infrastruktur, guru, maupun dukungan infrastruktur.
”Kami bisa berbagi best practice yang dilakukan Indonesia dalam meningkatkan pendidikan vokasi di SMK. Selain itu, di Indonesia ada tujuh pusat pendidikan SEAMEO yang juga dapat membantu peningkatan kapasitas dan kualitas guru,” kata Muhadjir.
Dalam pertemuan diungkapkan juga agar Pemerintah Timor Leste dapat mendukung berdirinya Sekolah Indonesia Luar Negeri di Timor Leste. Saat ini terdapat sekitar 9.000 warga Indonesia di Timor Leste.
Dulce menyambut baik dukungan bagi kemajuan pendidikan di Timor Leste. ”Selama ini kami juga sudah banyak mendapat kesempatan untuk pelatihan bagi guru di Indonesia, termasuk lewat dukungan SEAMEO. Kami berharap terus mendapatkan dukungan untuk semakin memajukan layanan pendidikan berkualitas dan inklusif di Timor Leste,” kata Dulce.
Kami berharap terus mendapatkan dukungan untuk semakin memajukan layanan pendidikan berkualitas dan inklusif di Timor Leste
Dulce juga menyambut baik dukungan Indonesia untuk menjadi anggota ASEAN. Indonesia juga mendukung Timor Leste yang sudah menjadi anggota SEAMEO untuk mendirikan satu pusat atau center SEAMEO.
Muhadjir mengingatkan, kerja sama pendidikan dan kebudayaan Indonesia-Timor Leste perlu terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Sebelum Agustus 2019, disepakati untuk memperbarui nota kesepahaman (MoU) yang akan habis masa berlakunya.