Masyarakat Sumatera Barat Diingatkan Selalu Siap Hadapi Bencana
Ribuan warga, antara lain siswa dari dua SMA, tentara, dan jajaran BPBD Sumbar, mengikuti simulasi evakuasi tsunami di escape building Kantor Gubernur Sumbar, Padang, Jumat (26/4/2019). Dalam kesempatan ini, peserta diingatkan agar selalu siap dan siaga dalam menghadapi bencana alam.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Ribuan warga mengikuti simulasi evakuasi tsunami di escape building Kantor Gubernur Sumatera Barat di Padang, Jumat (26/4/2019). Mereka diingatkan agar selalu siap dan siaga menghadapi bencana alam. Kegiatan ini bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2019.
Simulasi dimulai sekitar pukul 10.00, ditandai dengan bunyi sirene peringatan dini tsunami di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar dan SMA 10 Padang, berjarak 300-600 meter dari escape building. Peserta kemudian bergegas menuju ke tempat evakuasi. Waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi sekitar 25 menit.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit berpesan agar masyarakat selalu siap siaga menghadapi bencana. Apalagi, Sumbar merupakan daerah yang sangat rawan gempa bumi dan tsunami yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya.
”Keterangan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, jika terjadi gempa terus-menerus selama 30 detik, segeralah mengungsi, cari tempat yang paling aman. Semoga dengan kegiatan ini kita tidak lengah,” kata Nasrul.
Selain menyelamatkan diri, Nasrul juga mengingatkan masyarakat agar menyiapkan surat-surat berharga, seperti sertifikat tanah dan ijazah, ataupun barang berharga lain pada satu tempat dengan kemasan yang mudah dibawa.
Dengan demikian, masyarakat bisa dengan cepat melakukan evakuasi secara mandiri. Warga disarankan pula menyiapkan makanan ringan/darurat sebagai antisipasi ketika bencana.
Nasrul melanjutkan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memitigasi bencana gempa dan tsunami. Salah satunya, menanam pohon-pohon di kawasan pantai sebagai penahan tsunami. Untuk tahap awal, pohon telah ditanam di Pantai Padang, menyusul enam kabupaten/kota lain yang juga memiliki pesisir. Warga diharapkan memelihara dan merawat pohon-pohon tersebut.
Menurut Nasrul, belum semua kabupaten/kota di Sumbar memiliki shelter pengungsian. Kondisi relatif bagus baru ada di Kota Padang yang memiliki tujuh shelter besar yang bisa menampung ribuan orang.
Meskipun demikian, kabupaten/kota yang belum memiliki shelter, lanjutnya, bisa memanfaatkan dan mempersiapkan bukit sebagai tempat mengungsi.
”Kita jangan lagi menunggu pemerintah pusat karena anggaran terbatas. Mari kita manfaatkan sarana yang ada semaksimal mungkin untuk upaya penyelamatan ini dan kita harus siap sebelum terjadi bencana,” ujar Nasrul.
Kepala Pelaksana BPBD Sumbar Erman Rahman mengatakan, simulasi siap siaga bencana dilakukan serentak di seluruh Indonesia, termasuk di 19 kabupaten/kota Sumbar. Simulasi disesuaikan dengan potensi ancaman bencana yang dihadapi daerah masing-masing.
Di Kota Padang, selain di escape building Kantor Gubernur Sumbar, simulasi juga dilakukan di beberapa tempat lain, seperti hotel dan kantor organisasi perangkat daerah.
”Peserta hari ini cukup antusias. Saya tidak mengira akan seramai ini,” kata Erman. Ia menambahkan, proses evakuasi yang berlangsung kurang dari 30 menit itu juga sudah cukup baik.
Fajar Mulyanto, siswa kelas X SMA 2 Kota Padang, yang ikut dalam simulasi, mengatakan, kegiatan ini sangat penting untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Dengan simulasi, peserta akan lebih siap dan tidak panik ketika terjadi bencana karena sudah menguasai dasar-dasar evakuasi mandiri.