Pemerintah berkomitmen mendukung industri otomotif sebagai salah satu sektor manufaktur andalan Tanah Air. Sejumlah dukungan dan insentif disiapkan untuk mendorong investasi dan ekspor produk industri otomotif.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah berkomitmen mendukung industri otomotif sebagai salah satu sektor manufaktur andalan Tanah Air. Sejumlah dukungan dan insentif disiapkan untuk mendorong investasi dan ekspor produk industri otomotif.
Kementerian Perindustrian mencatat, produksi kendaraan roda empat atau lebih mencapai 1,34 juta unit atau setara 13,76 miliar dollar AS pada tahun lalu. Adapun ekspornya mencapai 346.000 unit atau setara 4,78 miliar dollar AS.
"Jumlah kendaraan yang diekspor tahun ini diharapkan bisa meningkat jadi 400.000 unit," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Telkomsel IIMS 2019 digelar oleh PT Dyandra Promosindo di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat, hingga 5 Mei 2019. Tema yang diusung adalah Your Infinite Automotive Experience.
Menurut Airlangga, sebanyak 20 persen dari total produksi otomotif nasional tahun 2025 adalah kendaraan listrik. Target ini merupakan bagian dari upaya menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen sekaligus menjaga kemandirian energi.
Terkait target itu, pemerintah menyiapkan program pengembangan kendaraan emisi karbon rendah atau biasa disebut program low carbon emission vehicle (LCEV). Program tersebut terdiri dari tiga subprogram, yakni kendaran hemat energi dengan harga terjangkau (LCGC), kendaraaan listrik, dan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel/alternatif.
Pengembangan kendaraan rendah emisi karbon ditempuh antara lain dengan memberikan pengurangan pajak bagi industri komponen otomotif. "Termasuk di dalamnya baterai dan motor listrik. Kami juga sedang mendorong pemberian super deductible tax (pengurangan pajak dalam jumlah besar) bagi perusahaan yang melakukan penelitian, pengembangan, dan desain," kata Airlangga.
Pemerintah juga menegosiasikan perjanjian perdagangan preferensial (preferential tariff agreement/PTA) serta perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (comprehensive economic partnership agreement/CEPA) untuk perluasan pasar. Langkah ini diharapkan membuka pasar baru bagi Indonesia. Terkait ini, target yang relatif mudah dijangkau dan ada di depan mata adalah pasar Australia.
Ekosistem otomotif
Airlangga yang mewakili pemerintah pada kesempatan itu mengapresiasi PT Dyandra Promosindo atas penyelenggaraan Telkomsel IIMS 2019. Ajang tersebut dinilai tidak sekedar pameran otomotif berskala internasional melainkan medium yang tepat bagi ekosistem industri otomotif di Indonesia untuk mengedukasi pengunjung, memacu kegiatan bisnis bersama para stakeholder, serta sarana rekreasi bagi keluarga.
Masyarakat dapat melihat perkembangan di industri otomotif di pameran itu. "Kolaborasi antara penyedia infrastruktur telekomunikasi dengan industri otomotif harus semakin dekat. Hal ini karena, ke depan, industri otomotif banyak mengandalkan peranti cerdas yang harus tersambung jaringan," kata Airlangga.
Komisaris Utama PT Dyandra Media International Tbk Lilik Oetama mengatakan, dengan mengusung tema itu, PT Dyandra Promosindo berupaya menyuguhkan beragam inovasi dengan mengedepankan teknologi digital.
Dyandra optimistis meraih target pengunjung lebih dari 500.000 orang dengan total transaksi Rp 4 triliun pada pameran tersebut. Telkomsel IIMS 2019 diikuti oleh 36 merek kendaraan bermotor roda empat dan roda dua. Digitalisasi kembali dilakukan tahun ini dengan menggandeng Telkomsel dan Shopee. Telkomsel IIMS 2019 juga didukung oleh lembaga pembiayaan BCA Finance.
Kredit tumbuh
PT Bank Central Asia Tbk, yang memiliki 99,58 persen saham BCA Finance, secara keseluruhan menyalurkan kredit kendaraan bermotor Rp 45 triliun pada 2018. Adapun kredit yang disalurkan BCA secara konsolidasi pada tahun lalu Rp 512 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyampaikan, tahun ini BCA menargetkan kredit kendaraan bermotor tumbuh 3-5 persen secara tahunan. "Angka itu termasuk pertumbuhan yang moderat," katanya. (DHF/IDR)