Pemprov Jateng Santuni Petugas Pemilu yang Meninggal
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyerahkan santunan kepada 47 petugas Pemilu 2019 asal provinsi itu yang meninggal dengan menggunakan dana dari Badan Amil Zakat Nasional. Santunan itu senilai Rp 10 juta per orang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyerahkan santunan kepada 47 petugas Pemilu 2019 asal provinsi itu yang meninggal dengan menggunakan dana dari Badan Amil Zakat Nasional. Santunan itu senilai Rp 10 juta per orang.
Santunan itu secara simbolis diserahkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada peringatan Isra Miraj di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jateng, Jumat (26/4/2019). Selain dihadiri anggota keluarga penerima santunan, ratusan santri juga hadir di acara tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jateng, Slamet Imam Irwandi menuturkan, penerima santunan terdiri dari petugas Pemilu 2019 yang meninggal terkena musibah serta petugas perempuan yang keguguran dan anaknya meninggal.
Ganjar mengatakan, gugurnya para pahlawan demokrasi itu, termasuk di Jateng, membawa luka mendalam. ”Mereka menghadapi situasi yang tidak mudah dan kemudian gugur. Kami semua berdoa mudah-mudahan husnul khatimah,” ujarnya.
Seiring data jumlah petugas Pemilu 2019 di Jateng yang terus bergerak, Ganjar memastikan semua mendapat santunan. Menurut dia, Pemprov Jateng sudah memiliki skema-skema untuk memberikan santunan, dengan tidak menggunakan APBD. Jika menggunakan APBD, dikhawatirkan hal itu keliru karena sebelumnya tak dianggarkan.
”Kemarin juga menjadi evaluasi bagi kami, Pemprov Jateng, apakah memungkinkan untuk menganggarkan terkait situasi-situasi yang sifatnya kedaruratan seperti ini. Nanti, kemungkinan masih ada laporan (yang meninggal) dan kami siaga. Untungnya Baznas kami berjalan baik,” tuturnya.
Sejumlah anggota keluarga petugas Pemilu 2019 Jateng yang hadir tampak tidak kuasa menahan air mata saat hendak menerima santunan. Mereka tak menyangka, semangat yang ditunjukkan anggota keluarga mereka demi kelancaran pemilu justru berakhir pilu.
Mereka tak menyangka, semangat yang ditunjukkan anggota keluarga mereka demi kelancaran pemilu justru berakhir pilu.
Salah satu penerima santunan ialah Adi Suwaryo (44), warga Banjarsari Kidul, Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Suwaryo merupakan suami dari Sopiah (41), anggota KPPS yang meninggal pada Kamis, 18 April, atau sehari setelah pelaksanaan pemungutan suara.
Menurut Adi, istrinya hendak menjemput anaknya yang pulang kerja di Purwokerto pada Kamis malam. ”Karena kelelahan, motor oleng dan menabrak mobil yang sedang parkir. Santunan ini untuk membiayai keperluan. Apalagi bungsu masih kelas 5 SD,” katanya.
Penerima santunan lainnya adalah Sobirin (37), warga Kalisari, Sayung, Kabupaten Demak. Ayah Sobirin, Mat Sapuan (69), yang merupakan anggota KPPS, meninggal pada Rabu, 17 April, karena sakit. Sejak Selasa sore hingga Rabu pukul 03.00, Mat Sapuan tak istirahat.
Adi dan Sobirin bersyukur mendapat santunan, yang setidaknya meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Keduanya ikhlas seraya berharap proses pelaksanaan pemilu di masa mendatang benar-benar memperhatikan aspek kondisi kesehatan petugas di lapangan.